Tragedi di Gedung DPRD Makassar: Mengenal Sosok Syaiful Akbar, Pejabat yang Gugur dalam Tugas

Tragedi di Gedung DPRD Makassar: Mengenal Sosok Syaiful Akbar, Pejabat yang Gugur dalam Tugas

Akbar-Instagram-

Tragedi di Gedung DPRD Makassar: Mengenal Sosok Syaiful Akbar, Pejabat yang Gugur dalam Tugas

Makassar, Sulawesi Selatan – Nama Syaiful Akbar mendadak menjadi sorotan publik nasional setelah kabar tragis tentang kematiannya menyebar luas di media sosial dan pemberitaan media massa. Pria yang menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, menjadi korban kekerasan massa saat terjadi kerusuhan di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar pada hari yang mengejutkan banyak pihak.



Kejadian tersebut terjadi dalam konteks protes masyarakat terhadap sejumlah kebijakan pemerintah daerah, yang kemudian memanas hingga berujung pada aksi anarkis. Dalam insiden itu, Syaiful Akbar yang sedang menjalankan tugas dinasnya dilaporkan terjebak di dalam gedung dan menjadi korban pembakaran oleh massa yang tidak terkendali. Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Grestelina Innoprima Makassar, namun nyawanya tidak tertolong. Kabar meninggalnya pegawai negeri sipil (PNS) yang dikenal ramah dan dedikatif ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga, rekan kerja, dan masyarakat luas.

Profil Lengkap Syaiful Akbar: Dari Kepulauan Selayar Menuju Dunia Birokrasi Makassar
Syaiful Akbar lahir di Kepulauan Selayar, salah satu kabupaten kepulauan di Provinsi Sulawesi Selatan, pada 17 Mei 1982. Di tahun 2025, usianya mencapai 43 tahun, usia yang masih tergolong produktif dan penuh potensi dalam dunia pelayanan publik. Ia dikenal sebagai sosok yang rendah hati, tekun, dan memiliki komitmen tinggi terhadap tugasnya sebagai abdi negara.

Sejak awal kariernya, Syaiful menunjukkan etos kerja yang kuat. Ia mulai aktif dalam birokrasi pemerintahan Kota Makassar sejak Desember 2022, saat ditunjuk sebagai Plt Kepala Seksi Kesra Kecamatan Ujung Tanah. Dalam perannya, ia bertanggung jawab atas program-program yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, seperti bantuan sosial, penanganan fakir miskin, dan pemberdayaan masyarakat.


Kesra, atau Kesejahteraan Rakyat, merupakan salah satu bidang paling krusial dalam pemerintahan daerah karena langsung bersentuhan dengan kehidupan warga. Dan Syaiful Akbar dikenal sebagai pejabat yang dekat dengan rakyat, sering turun langsung ke lapangan untuk memastikan program pemerintah tersalurkan dengan baik.

Jejak Kemanusiaan dan Dedikasi yang Tak Terlupakan
Rekan-rekan kerjanya menggambarkan Syaiful sebagai pribadi yang mudah diajak bekerja sama, sabar, dan memiliki empati tinggi terhadap masyarakat bawah. “Beliau selalu datang lebih awal dan pulang paling akhir. Tidak pernah mengeluh, meski tugasnya sangat berat,” ujar seorang staf di Kecamatan Ujung Tanah yang enggan disebutkan namanya.

Di lingkungan tempat tinggalnya, Syaiful juga dikenal sebagai sosok yang religius dan aktif dalam kegiatan keagamaan. Ia rajin mengikuti pengajian dan sering membantu tetangga yang membutuhkan, baik secara finansial maupun moril. Kematian mendadaknya menjadi pukulan berat bagi lingkungan sekitar yang selama ini mengandalkan kehadirannya sebagai figur panutan.

Keluarga yang Ditinggalkan: Duka Mendalam dari Istri dan Tiga Anak
Syaiful Akbar meninggalkan seorang istri tercinta, Mustikawati, serta tiga orang anak yang masih membutuhkan kasih sayang dan nafkah seorang ayah. Keluarga kecilnya yang sederhana kini harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan kepala rumah tangga di usia yang belum terlalu tua.

Mustikawati, sang istri, dikabarkan histeris saat mendengar kabar suaminya menjadi korban kekerasan massa. Dalam wawancara singkat dengan media lokal, ia hanya mampu berkata, “Saya tidak menyangka ini akan terjadi. Suami saya pergi seperti biasa untuk bekerja, tapi tidak kembali lagi.”

Kisah keluarga ini menyentuh hati banyak kalangan, terutama karena Syaiful diketahui merupakan tulang punggung satu-satunya bagi keluarganya. Banyak pihak mulai menggalang bantuan dana untuk membantu meringankan beban keluarga korban, termasuk dari komunitas pegawai negeri, organisasi masyarakat, hingga donatur dari seluruh Indonesia.

Tragedi yang Membuka Mata: Perlindungan Petugas Harus Diperkuat
Kasus tewasnya Syaiful Akbar menjadi sorotan tajam terhadap pentingnya perlindungan terhadap aparatur sipil negara (ASN) yang sedang menjalankan tugas. Banyak pihak mengecam keras insiden kekerasan massa yang menewaskan seorang pegawai negeri yang tidak terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan politik.

“Ini adalah tragedi kemanusiaan yang tidak bisa dibiarkan begitu saja,” tegas Dr. Andi Mappaseng, pengamat kebijakan publik dari Universitas Hasanuddin. “Pegawai seperti Pak Syaiful hanyalah pelaksana kebijakan. Mereka bukan pembuat keputusan. Melampiaskan amarah kepada mereka adalah bentuk ketidakadilan yang sangat besar.”

Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah dan kepolisian perlu segera mengevaluasi sistem pengamanan selama aksi demonstrasi, terutama di gedung-gedung vital seperti DPRD, agar kejadian serupa tidak terulang.

Respons Pemerintah dan Proses Hukum
Pemerintah Kota Makassar melalui Wali Kota telah menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian Syaiful Akbar. “Kami kehilangan salah satu putra terbaik bangsa. Semoga almarhum diterima di sisi-Nya dan keluarga diberi ketabahan,” ujar Wali Kota dalam konferensi pers.

Selain itu, pihak kepolisian telah membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas kasus ini. Beberapa saksi telah diperiksa, dan rekaman CCTV dari sekitar Gedung DPRD sedang dikaji untuk mengidentifikasi pelaku pembakaran. Polisi juga menyatakan akan menindak tegas siapa pun yang terbukti terlibat dalam aksi anarkis tersebut, tanpa pandang bulu.

Baca juga: Heboh! Anggota Komisi XI DPR Diduga ke Australia Saat Aksi Demo Berlangsung, Publik Geram dan Sorot Agenda Sydney Marathon

TAG:
Sumber:

Berita Lainnya