Misteri Video Bocil Block Blast yang Viral di TikTok: Fakta atau Sekadar Konten Hoaks untuk Cari Perhatian?
Ilustrasi video --
Padahal, menyebarkan informasi tanpa verifikasi bisa berdampak serius. Bayangkan jika narasi “dikejar warga” itu dipercaya sebagai fakta. Bisa saja kedua anak tersebut—yang mungkin tidak tahu apa-apa—menjadi sasaran stigma atau bahkan perundungan daring (cyberbullying). Di sisi lain, masyarakat juga berisiko terpapar misinformasi yang bisa mengganggu ketertiban sosial.
Pentingnya Literasi Digital di Tengah Gempuran Konten Viral
Kasus “bocil block blast” menjadi pengingat penting bagi seluruh pengguna internet: jangan langsung percaya pada apa yang viral. Sebelum membagikan ulang, sebaiknya lakukan langkah-langkah sederhana berikut:
Cek sumber asli: Apakah video berasal dari akun terverifikasi atau media resmi?
Cari konfirmasi: Apakah ada media mainstream atau pihak berwenang yang melaporkan kejadian serupa?
Periksa konteks: Apakah narasi yang diberikan masuk akal secara logika dan faktual?
Hindari sebar link mencurigakan: Terutama jika mengarah ke situs jual beli atau tautan berbayar.
Penutup: Viral Boleh, Asal Tidak Menyesatkan
Di era di mana popularitas diukur dari jumlah views dan shares, godaan untuk membuat konten sensasional memang besar. Namun, tanggung jawab moral dan etika digital harus tetap dikedepankan. Video “bocil block blast” mungkin terlihat lucu atau menarik di permukaan, tetapi jika dibalut narasi palsu, maka ia berpotensi menjadi alat penyebar hoaks.
Hingga kini, belum ada bukti konkret yang membenarkan klaim bahwa dua anak tersebut benar-benar “dikejar warga” atau terlibat dalam insiden yang disebut “block blast”. Yang jelas, publik diimbau untuk tidak terpancing emosi, dan tetap kritis dalam menyikapi setiap konten viral—sekecil apa pun bentuknya.