Menkeu Tegur BNPB: Dana Triliunan Mengendap, Tapi Bantuan ke Lapangan Hanya Makanan! – Polemik Penyaluran Bantuan Pascabencana di Sumatera

Menkeu Tegur BNPB: Dana Triliunan Mengendap, Tapi Bantuan ke Lapangan Hanya Makanan! – Polemik Penyaluran Bantuan Pascabencana di Sumatera

Purabaya-Instagram-

Menkeu Tegur BNPB: Dana Triliunan Mengendap, Tapi Bantuan ke Lapangan Hanya Makanan! – Polemik Penyaluran Bantuan Pascabencana di Sumatera

Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, tidak menahan kritik pedasnya terhadap Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam Rapat Koordinasi Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Pascabencana yang digelar di Aceh, Selasa (30/12/2025). Dalam forum yang dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Purbaya menyoroti lambatnya penyaluran dana bantuan bencana senilai Rp1,51 triliun—jumlah yang masih mengendap di kas negara meski bencana di wilayah Sumatera terus menuntut respons cepat.



Dana Siap Pakai Belum Cair, TNI Terpaksa Swadaya
Purbaya mengungkapkan keprihatinannya setelah mendengar keluhan langsung dari KSAD Jenderal Maruli. Sang jenderal menyampaikan bahwa pasukan TNI yang turun ke lapangan kerap “berperang sendiri” dalam menangani dampak bencana—khususnya dalam pengadaan infrastruktur darurat seperti jembatan portable atau alat berat lainnya. Padahal, anggaran bantuan bencana masih tersedia dalam jumlah besar.

“BNPB juga hanya dukung makan, Pak. Nggak ada beli barang, pengiriman semua nggak ada,” ungkap Maruli dengan nada getir, menggambarkan realitas di lapangan yang jauh dari ideal.

Mendengar laporan itu, Menkeu Purbaya langsung menegaskan bahwa Kementerian Keuangan siap mencairkan dana tersebut dalam waktu 24 jam, asalkan dokumen administrasi dari BNPB sudah lengkap. “Masih ada satu hari, kalau bisa diambil, ya ambil. Besok kita cairkan langsung begitu ada suratnya dari BNPB,” tegasnya.


Namun, ketika mengetahui bahwa bantuan dari BNPB hanya sebatas logistik makanan, Purbaya pun tak kuasa menahan sindiran. “Oh cuma makan Mar?” tanyanya, memastikan informasi yang disampaikan KSAD.

“Makan doang, itu ngasihnya makan doang,” jawab Maruli.

Sindiran di Tengah Rapat: “Lu Pelit Juga Lu!”
Situasi yang awalnya tegang justru berubah menjadi momen cair ketika Purbaya melemparkan sindiran sarkastik kepada perwakilan BNPB yang hadir. “Lu pelit juga lu haha, lu BNPB, gua kasih duitnya,” ucapnya sembari tertawa—disambut gelak tawa para peserta rapat.

Meski disampaikan dengan canda, sindiran itu menyiratkan kritik tajam terhadap sistem birokrasi BNPB yang dianggap lamban dan terlalu kaku dalam merespons kebutuhan mendesak di daerah terdampak bencana. Padahal, mekanisme penyaluran dana bencana di Indonesia memang bersifat sentralistik: seluruh alokasi anggaran darurat harus melalui satu pintu, yakni BNPB, guna mempermudah verifikasi dan akuntabilitas.

Namun, efisiensi administratif justru berpotensi menjadi hambatan operasional ketika koordinasi antarlembaga tidak berjalan optimal—seperti yang kini terjadi di tiga provinsi Sumatera: Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Komitmen Penuh Menkeu, Tapi Tergantung BNPB
Purbaya menegaskan kembali komitmen Kementerian Keuangan untuk mendukung penuh upaya pemulihan pascabencana di wilayah Sumatera. Namun, ia menekankan bahwa dukungan finansial tersebut tidak bisa dilepaskan dari prosedur administratif yang harus dipenuhi oleh BNPB.

“Kami siap cairkan kapan saja. Tapi kami butuh dokumen resmi. Kalau tidak ada permintaan resmi, kami tidak bisa ambil keputusan sepihak,” jelasnya.

Sementara itu, Jenderal Maruli mengungkapkan bahwa TNI telah berupaya mengajukan permohonan dana kepada berbagai pihak, termasuk instansi terkait, namun belum membuahkan hasil. “Waduh, saya udah minta semua orang, nggak ada yang ngasih,” keluhnya, menggambarkan frustrasi operasional yang dialami prajurit di medan bencana.

Akibatnya, TNI terpaksa menggunakan dana swadaya—baik dari anggaran internal maupun donasi komunitas—untuk memulihkan akses jalan dan infrastruktur vital yang rusak akibat bencana alam.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya