Amelia Chuatan Peserta MasterChef Season 6 yang Viral karena Isu Plagiarisme Mochi Pisang Ijo yang Seret Nama Devina Hermawan

Amelia Chuatan Peserta MasterChef Season 6 yang Viral karena Isu Plagiarisme Mochi Pisang Ijo yang Seret Nama Devina Hermawan

Amelia-Instagram-

Amelia Chuatan Peserta MasterChef Season 6 yang Viral karena Isu Plagiarisme Mochi Pisang Ijo yang Seret Nama Devina Hermawan, Kini Buka Suara dengan Klarifikasi Terbuka

Nama Amelia Chuatan tiba-tiba mencuri perhatian publik dalam beberapa pekan terakhir. Bukan karena prestasinya di dunia kuliner—yang memang sudah dikenal luas—melainkan karena terseret dalam isu sensitif seputar dugaan plagiarisme sebuah menu viral: mochi pisang ijo. Namun, di tengah sorotan media sosial yang kian memanas, Amelia akhirnya angkat suara. Lewat klarifikasi terbuka, ia menjelaskan duduk perkara sekaligus meminta maaf atas kekeliruan yang terjadi.



Siapa Amelia Chuatan? Dari MasterChef hingga Dunia Produksi Kuliner
Sebelum isu ini mencuat, Amelia Chuatan dikenal sebagai salah satu wajah muda yang bersinar di industri kuliner Tanah Air. Perempuan berbakat ini mencuri perhatian nasional saat menjadi finalis Top 8 MasterChef Indonesia Season 8—sebuah pencapaian yang tidak mudah di antara ribuan peserta yang mendaftar.

Penampilannya yang konsisten, kreatif, dan penuh inovasi membuat namanya dikenal tidak hanya sebagai koki amatir, tetapi juga sebagai sosok yang serius menekuni dunia kuliner. Sejak tampil di MasterChef, Amelia menjelma menjadi figur multifaset: ia aktif sebagai kreator konten kuliner, food producer, hingga profesional di sektor bisnis makanan digital.

Kariernya tidak hanya berhenti di depan kamera. Di balik layar, Amelia terlibat dalam proses pengembangan konsep hingga produksi konten di channel YouTube ternama milik Arnold Poernomo, salah satu juri MasterChef Indonesia yang juga pengusaha kuliner sukses. Di sana, ia mengasah kemampuannya dalam merancang hidangan yang tidak hanya lezat, tetapi juga menarik secara visual dan naratif—kompetensi penting di era konten digital.


Isu Plagiarisme Mochi Pisang Ijo: Awal Mula yang Memantik Kontroversi
Gejolak yang menyeret nama Amelia berawal dari unggahan menu “mochi pisang ijo” yang tayang di kanal kuliner Lamama TV, tempat ia terlibat sebagai salah satu kreator. Menu tersebut—gabungan unik antara tradisi kuliner Makassar (pisang ijo) dan tekstur kenyal khas mochi Jepang—langsung viral dan menuai pujian dari banyak penonton.

Namun, tak lama setelah itu, warganet mulai membandingkan menu tersebut dengan konten serupa yang pernah diunggah oleh akun kuliner lain. Akibatnya, tudingan plagiarisme pun mencuat di berbagai platform media sosial, terutama Twitter dan Instagram.

Diskusi pun berkembang jauh melampaui sekadar rasa atau tampilan makanan. Publik mulai mempertanyakan:

Apakah ide kuliner bisa “dimiliki” secara eksklusif?
Di mana batas antara inspirasi, adaptasi, dan plagiarisme dalam dunia kuliner?
Bagaimana pelaku industri kreatif harus merespons klaim semacam ini?
Isu ini memang tidak baru, tapi kembali mengemuka karena kian intensnya publik mengawasi orisinalitas konten di era digital.

Respons Lamama TV dan Status “Domain Publik” dari Menu Viral
Menanggapi tekanan publik, Lamama TV segera memberikan pernyataan resmi. Pihak produksi menegaskan bahwa mochi pisang ijo bukanlah inovasi eksklusif satu pihak, melainkan variasi hidangan yang sudah lama beredar di masyarakat.

Menurut mereka, pisang ijo sendiri merupakan kuliner tradisional Sulawesi Selatan, sementara mochi adalah kudapan Jepang yang sudah diadaptasi di berbagai negara. Kombinasi keduanya—meski terdengar inovatif—tidak bisa diklaim sebagai hak cipta milik individu tertentu, apalagi karena menu serupa sudah dijual secara komersial oleh berbagai UMKM dan kafe sejak bertahun-tahun sebelumnya.

“Ini adalah contoh bagaimana ide kuliner bisa muncul secara simultan di berbagai tempat, tanpa ada hubungan langsung satu sama lain,” tulis Lamama TV dalam keterangan resminya.

Klarifikasi Amelia Chuatan: Permintaan Maaf dan Komitmen Etika Profesional
Di tengah riuhnya perdebatan, Amelia Chuatan memilih tidak diam. Melalui unggahan resmi di akun media sosial pribadinya, ia menyampaikan klarifikasi penuh dengan sikap rendah hati.

Amelia mengakui bahwa dalam pernyataan awalnya—yang mungkin disampaikan secara impulsif atau tanpa verifikasi menyeluruh—ia kurang mempertimbangkan dampak komunikasinya terhadap pihak lain. “Saya menyadari bahwa cara saya menyampaikan pendapat bisa menimbulkan kesalahpahaman,” ujarnya.

Ia pun meminta maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin timbul, baik kepada sesama kreator maupun penonton yang merasa kecewa. Bagi Amelia, klarifikasi ini bukan hanya soal membela diri, tapi juga bentuk tanggung jawab moral sebagai figur publik dan profesional di industri kreatif.

“Di dunia yang serba terhubung seperti sekarang, setiap kata bisa menyebar luas. Saya belajar bahwa kehati-hatian dan empati harus selalu jadi fondasi dalam berkomunikasi,” tulisnya.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya