Jadwal Bioskop Trans TV 1 - 4 Januari 2026
Cj7-Instagram-
- Rabu, 31 Desember 2025
Pukul 21.00 WIB
The Courier – Benedict Cumberbatch
Tahun 1962 bukan hanya dikenang sebagai masa puncak ketegangan Perang Dingin, tetapi juga sebagai momen ketika dunia nyaris terbakar dalam kobaran perang nuklir selama Krisis Rudal Kuba. Di tengah ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Uni Soviet, muncul sosok tak terduga yang memainkan peran krusial dalam menghindarkan umat manusia dari malapetaka global: Greville Wynne, seorang pengusaha Britania Raya biasa yang tak pernah membayangkan dirinya terlibat dalam operasi intelijen tingkat tinggi.
Kisah hidupnya yang penuh intrik dan keberanian kini diangkat ke layar lebar dalam film “The Courier”, dengan Benedict Cumberbatch memerankan peran utama sebagai Wynne. Namun, di balik layar peran akting yang memukau, tersimpan kisah nyata yang lebih dramatis dan penuh risiko—sebuah episode sejarah yang jarang dibahas, tetapi memiliki dampak besar terhadap nasib dunia.
Pukul 23.00 WIB
Gunpowder Milkshake - Lena Headey
Dunia pembunuh bayaran jarang digambarkan melalui lensa feminin—hingga Gunpowder Milkshake hadir. Sam (Karen Gillan) ditinggalkan ibunya, Scarlet (Lena Headey), saat masih berusia 12 tahun. Ia lalu dibesarkan oleh The Firm, sindikat kejahatan elit yang melatihnya menjadi pembunuh andal.
15 tahun kemudian, ketika misi terbarunya berujung pada kekacauan, Sam terpaksa kembali menemui ibunya dan sekutu lamanya—sekelompok perempuan pembunuh legendaris yang dikenal sebagai “Librarians.” Bersama mereka, Sam harus melawan musuh-musuh yang tak hanya mengancam nyawanya, tetapi juga masa lalunya.
Film ini menggabungkan gaya visual neo-noir, aksi koreografi yang stylish, dan dinamika ibu-anak yang kompleks. Ini bukan sekadar film aksi, tapi juga perayaan kekuatan perempuan dalam dunia yang didominasi laki-laki.
- Kamis, 1 Januari 2026
Pukul 21.00 WIB
The Fate of the Furious - Vin Diesel
Vin Diesel kembali sebagai Dominic Toretto—namun kali ini, ia berada di sisi lawan. Dijebak oleh Cipher (Charlize Theron), seorang teroris cyber yang manipulatif, Dom tiba-tiba berbalik melawan keluarganya sendiri. Ia membocorkan rahasia intelijen, mencuri senjata canggih, dan bahkan bersedia meluncurkan senjata nuklir demi melindungi rahasia pribadinya.
Kini, tim Toretto yang tersisa—termasuk Letty, Roman, dan Tej—harus menyatukan kekuatan dengan mantan musuh mereka untuk menghentikan Cipher sebelum dunia jatuh ke dalam kekacauan global. Di tengah kebutuhan mobil spektakuler dan adegan ledakan epik, inti cerita tetap pada satu tema: keluarga.
The Fate of the Furious menunjukkan bahwa bahkan ikatan terkuat bisa retak—namun cinta dan loyalitas sejati selalu menemukan jalan pulang.
Pukul 23.00 WIB
Fearless Hyena 2 - Jackie Chan
Jika Anda penggemar film seni bela diri klasik era 1980-an, pasti tak asing dengan Fearless Hyena Part II (1983), sekuel dari film sukses The Fearless Hyena (1979) yang dibintangi oleh legenda laga dunia, Jackie Chan. Namun, berbeda dari sekuel-sekuel modern yang bergantung pada efek visual spektakuler, Fearless Hyena 2 mengandalkan koreografi laga autentik, cerita penuh emosi, dan nilai balas dendam yang mengakar dalam budaya Tiongkok kuno.
Film yang disutradarai oleh Chan Chuen ini bukan sekadar pertarungan fisik belaka. Di balik aksi akrobatik dan tendangan kilat Jackie Chan, tersimpan narasi tragis tentang kehancuran sebuah perguruan, pengkhianatan, serta tekad dua anak muda untuk mengembalikan kehormatan keluarga mereka.
- Jumat, 2 Januari 2026
Pukul 21.00 WIB
CJ7 (2008) – Stephen Chow: Ketika Mainan Luar Angkasa Mengajarkan Makna Cinta Keluarga
Di tengah kesederhanaan kota kecil Tiongkok, seorang buruh miskin bernama Ti—diperankan oleh sutradara sekaligus aktor legendaris Stephen Chow—hidup dalam keterbatasan ekonomi bersama putranya, Dicky. Kehidupan mereka berubah drastis ketika Dicky menemukan mainan aneh berbentuk bola bulu yang ternyata berasal dari luar angkasa: CJ7.
Film ini bukan sekadar kisah fantasi anak-anak. Di balik efek visual yang menggemaskan dan humor khas Stephen Chow, CJ7 menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya pendidikan, integritas, dan cinta tanpa syarat dari seorang ayah. Ketika Ti berusaha memberikan yang terbaik meski hanya dengan gaji harian, penonton diajak merenung: seberapa besar kita rela berkorban demi masa depan anak?
Lebih dari sekadar film fiksi ilmiah ringan, CJ7 adalah kritik sosial terhadap kesenjangan kelas, sekaligus pengingat bahwa kebahagiaan sejati sering kali hadir bukan dari materi, melainkan dari hubungan yang tulus.
Pukul 23.00 WIB
Battle Creek Brawl (1980) – Jackie Chan: Kehormatan di Tengah Kancah Pertarungan Jalanan
Sebelum Jackie Chan menjadi ikon laga global, ia tampil dalam Battle Creek Brawl (juga dikenal sebagai The Big Brawl) sebagai Jerry Kwan, seorang seniman bela diri muda keturunan Asia-Amerika yang terpaksa turun ke arena pertarungan jalanan yang brutal dan terorganisir.
Film ini menandai transisi Chan dari bintang Hong Kong ke pasar Hollywood. Meskipun belum mencapai puncak koreografi aksi yang menjadi ciri khasnya, Battle Creek Brawl tetap menawarkan adegan laga yang energetik dan penuh akrobatik. Lebih dari itu, film ini mengetengahkan tekanan sosial yang dihadapi minoritas etnis dalam konteks Amerika tahun 1980-an—di mana kekuatan fisik terkadang menjadi satu-satunya jalan untuk membela harga diri.
Dengan latar belakang kompetisi ilegal yang mempertaruhkan nyawa, Battle Creek Brawl menjadi pengingat bahwa pertarungan bukan hanya soal menang atau kalah, tapi juga tentang mengapa kita berdiri dan untuk siapa kita bertarung.
- Sabtu, 3 Januari 2026
Pukul 21.00 WIB
Journey to the Center of the Earth (2008) – Brendan Fraser: Petualangan Ilmiah yang Menghidupkan Impian Jules Verne
Mengadaptasi novel klasik Jules Verne, Journey to the Center of the Earth membawa penonton dalam ekspedisi epik yang dipimpin oleh ilmuwan Trevor Anderson (Brendan Fraser). Dorongan untuk menemukan kebenaran di balik hilangnya saudara Trevor membawanya, keponakannya Sean, dan pemandu lokal Hannah ke dalam perut bumi—tempat di mana waktu, hukum fisika, dan evolusi seakan berjalan berbeda.
Film ini sukses menggabungkan unsur fiksi ilmiah, petualangan, dan keluarga. Visual yang memukau menghadirkan dunia bawah tanah yang penuh dengan makhluk purba, kristal raksasa, dan medan yang tak terduga. Namun, di balik semua itu, inti cerita tetap pada hubungan antara Trevor dan Sean—dua jiwa yang awalnya terpisah oleh kehilangan, namun disatukan oleh rasa ingin tahu dan keberanian.
Bagi pencinta eksplorasi ilmiah yang dikemas dengan drama emosional, film ini adalah perpaduan sempurna antara imajinasi dan rasa kemanusiaan.
Pukul 23.00 WIB
The Darkest Hour (2011) – Emile Hirsch: Perlawanan Muda di Tengah Invasi Alien
Moskow yang biasanya megah berubah menjadi medan perang ketika pasukan alien tiba-tiba menyerang Bumi melalui jaringan listrik global. Dalam kekacauan itu, lima anak muda—termasuk karakter utama Sean, diperankan oleh Emile Hirsch—terpaksa menjadi pelopor perlawanan.
The Darkest Hour tidak hanya mengandalkan efek khusus untuk menciptakan ketegangan, tetapi juga menggali dinamika kelompok dalam situasi ekstrem. Film ini menampilkan bagaimana ketakutan bisa memecah belah, namun juga menyatukan manusia ketika mereka kehilangan segalanya. Dengan latar kota yang runtuh dan teknologi yang lumpuh, para tokoh harus mengandalkan insting, kecerdasan, dan solidaritas.
Meski kurang dikenal dibanding film alien lainnya seperti Independence Day, The Darkest Hour menawarkan perspektif segar: bahwa harapan bisa muncul justru dari orang-orang biasa yang tak pernah bermimpi menjadi pahlawan.
- Minggu, 4 Januari 2026
Pukul 21.00 WIB
Greenland (2020) – Gerard Butler: Perlombaan Melawan Kiamat dan Ketidakadilan Sosial
Ketika asteroid raksasa mengancam menghancurkan Bumi, pemerintah global mulai memilih siapa yang layak diselamatkan—dan siapa yang harus ditinggalkan. Dalam krisis kemanusiaan itu, John Garrity (Gerard Butler), seorang insinyur biasa, menerima panggilan tak terduga: keluarganya termasuk di antara yang dipilih untuk dievakuasi ke bunker di Greenland.
Namun, perjalanan menuju keselamatan ternyata bukan jaminan. Film ini menggambarkan kepanikan massal, keruntuhan moral, dan ketimpangan sosial yang mengemuka saat akhir dunia tiba. Greenland mengupas tabir keputusan politik darurat, di mana akses ke penyelamatan menjadi komoditas langka—hanya untuk yang “pantas”, menurut kriteria elit.
Dengan akting meyakinkan dari Butler dan narasi yang penuh ketegangan, film ini tidak hanya tentang bertahan hidup, tapi juga tentang pertanyaan etis: dalam situasi terburuk, siapa yang berhak hidup?
Pukul 23.00 WIB
Songbird (2020) – Jenna Ortega: Pandemi, Penindasan, dan Perlawanan di Masa Depan
Berlatar tahun 2024, Songbird menggambarkan dunia yang masih terperangkap dalam cengkeraman pandemi global. Namun, virusnya bukanlah hal biasa—ini adalah mutasi yang mematikan, dan pemerintah telah menerapkan darurat militer penuh. Kota-kota dikunci, warga diawasi ketat, dan siapa pun yang terinfeksi langsung dideportasi ke kamp karantina.
Di tengah kekacauan ini, Nico (diperankan oleh aktor muda berbakat seperti Joe Keery dan Sofia Carson) dan Sara (Jenna Ortega) berusaha mempertahankan cinta dan kemanusiaan mereka. Ortega, yang kini dikenal luas lewat Wednesday, menunjukkan kedalaman emosional yang menawan bahkan dalam peran pendukung.
Yang menarik, Songbird dirilis di puncak pandemi nyata tahun 2020, sehingga film ini menjadi semacam cermin distopia dari realitas yang sedang dialami penonton. Tema pengawasan massal, ketidakadilan dalam penanganan krisis, dan kelompok vigilante yang mengambil hukum ke tangan sendiri semuanya terasa sangat relevan.