Emas Pecahkan Rekor Sejarah! Ini Prediksi Harga Emas Pekan Ini: Menguat atau Terkoreksi?
Emas Antam--
Emas Pecahkan Rekor Sejarah! Ini Prediksi Harga Emas Pekan Ini: Menguat atau Terkoreksi?
Pekan lalu menjadi momen bersejarah bagi pasar logam mulia. Harga emas dunia mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa, menembus level psikologis yang belum pernah tercapai sebelumnya. Kini, pasar menanti dengan cemas: akankah tren kenaikan ini berlanjut atau justru memicu koreksi setelah lonjakan spektakuler tersebut?
Rekor Baru Emas di Tengah Ketegangan Global
Pada penutupan perdagangan Jumat (26/12/2025), harga emas di pasar spot mencapai US$4.532,2 per troy ons, naik 1,15% dibanding hari sebelumnya. Angka ini bukan sekadar kenaikan biasa—ini adalah puncak tertinggi dalam sejarah perdagangan emas modern. Lebih mencengangkan lagi, sepanjang pekan lalu saja, logam mulia ini mencatat kenaikan 3,46% secara point-to-point.
Jika melihat performa tahunan, kenaikan tersebut bahkan lebih mengesankan. Sejak awal 2025 hingga akhir Desember, harga emas telah melonjak 72,39%, menjadikannya kenaikan tahunan terbaik sejak 1979—tepat saat dunia dilanda krisis energi dan ketidakpastian geopolitik global.
Apa yang Memicu Lonjakan Emas? Ketegangan Geopolitik Jadi Katalis Utama
Lonjakan harga emas tidak terjadi dalam ruang hampa. Dorongan terkuat berasal dari meningkatnya ketegangan geopolitik global yang memicu pelarian investor ke aset safe haven—dan emas, sejak zaman kuno, selalu menjadi pilihan utama saat dunia dilanda kecemasan.
Dua peristiwa besar menjadi sorotan pekan lalu:
Krisis AS-Venezuela Memanas: Pemerintah Amerika Serikat memberlakukan blokade terhadap kapal tanker minyak yang masuk dan keluar dari Venezuela. Langkah ini memperkeruh hubungan diplomatik dan mengancam stabilitas pasokan energi global.
Operasi Militer AS di Nigeria: Amerika Serikat, bekerja sama dengan pemerintah Nigeria, melancarkan serangan udara terhadap sel-sel ISIS di wilayah Afrika Barat. Eskalasi militer ini menimbulkan kekhawatiran atas potensi perluasan konflik di kawasan yang kaya sumber daya.
“Ketegangan geopolitik yang semakin intensif mendorong investor mencari perlindungan. Emas, sebagai aset bebas risiko historis, menjadi tujuan utama,” ujar Daniel Takieddine, CEO Sky Links Capital Group, dalam wawancara eksklusif dengan Bloomberg News.
Takieddine menambahkan bahwa likuiditas pasar yang menyusut di penghujung tahun turut memperkuat volatilitas. “Dengan volume perdagangan yang lebih rendah jelang libur akhir tahun, pergerakan harga bisa jadi lebih ekstrem—baik naik maupun turun,” jelasnya.
Analisis Teknikal: Emas Masih Bullish, Tapi Hati-Hati Sinyal Overbought
Dari perspektif teknikal, emas tampak sangat kuat—namun tidak tanpa risiko. Dalam kerangka waktu mingguan (weekly time frame), indikator Relative Strength Index (RSI) berada di level 79, jauh di atas ambang netral 50 yang menandakan dominasi bullish.
Namun, RSI di atas 70 juga merupakan sinyal overbought—artinya, aset tersebut mungkin telah terlalu cepat naik dan berisiko mengalami koreksi jangka pendek. Pasar saat ini berada dalam fase “euforia”, di mana sentimen positif bisa tiba-tiba berbalik jika muncul kejutan ekonomi atau geopolitik.
Indikator pendukung lainnya, Stochastic RSI, berada di angka 59, menunjukkan momentum beli masih kuat meski tidak dalam zona ekstrem. Sementara itu, Average True Range (ATR) 14-hari mencapai 185, mengindikasikan volatilitas tinggi dalam pergerakan harga emas pekan ini.
Prediksi Harga Emas Pekan Ini: Dua Skenario yang Harus Diwaspadai
Menghadapi pekan perdagangan pertama di penghujung 2025, analis membagi prediksi menjadi dua skenario utama: lanjutan kenaikan atau koreksi teknikal.