Apa Itu Telur Infertil? Benarkah Aman Dikonsumsi Setiap Hari?

Apa Itu Telur Infertil? Benarkah Aman Dikonsumsi Setiap Hari?

telur-pixabay-

Apa Itu Telur Infertil? Benarkah Aman Dikonsumsi Setiap Hari?
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang paling populer dan mudah ditemukan di dapur rumah tangga Indonesia. Baik diolah menjadi telur dadar, rebus, orak-arik, hingga bahan dasar kue, telur memang memiliki peran penting dalam pola makan harian masyarakat. Namun, tahukah Anda bahwa sebagian besar telur yang kita konsumsi sehari-hari adalah telur infertil?

Istilah “telur infertil” mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Bahkan, ada anggapan keliru yang menyebut bahwa telur jenis ini kurang sehat atau bahkan berbahaya jika dikonsumsi secara rutin. Lantas, apa sebenarnya telur infertil itu? Apakah benar berisiko bagi kesehatan? Dan bagaimana fakta ilmiah di balik keamanan konsumsinya?



Mari kita kupas tuntas — dari definisi hingga mitos yang menyelimutinya.

Apa Itu Telur Infertil?
Menurut sumber medis terpercaya Alo Dokter (27 Desember 2025), telur infertil adalah telur ayam yang tidak melalui proses pembuahan oleh ayam jantan. Artinya, sel telur yang dikeluarkan oleh ayam betina tidak bertemu dengan sperma, sehingga tidak memiliki potensi untuk berkembang menjadi embrio atau anak ayam.

Dalam konteks peternakan komersial, hampir seluruh telur yang dijual di pasaran — baik di pasar tradisional maupun supermarket modern — merupakan telur infertil. Mengapa? Karena peternakan ayam petelur komersial biasanya tidak mencampurkan ayam jantan dalam kandangnya. Tujuannya sederhana: efisiensi produksi dan keamanan pangan.


Jadi, ketika Anda membeli sebutir telur dari warung atau minimarket, besar kemungkinan itu adalah telur infertil.

Apakah Telur Infertil Aman untuk Dikonsumsi Setiap Hari?
Jawabannya: Ya, sangat aman — asalkan dalam kondisi segar dan diolah dengan higienis.

Faktanya, telur infertil justru menjadi satu-satunya jenis telur yang direkomendasikan untuk konsumsi massal oleh otoritas pangan nasional maupun internasional. Alasannya? Karena tidak adanya risiko perkembangan embrio, telur infertil lebih stabil secara mikrobiologis dan lebih mudah dikontrol kualitasnya selama penyimpanan dan distribusi.

Keamanan konsumsi telur — baik infertil maupun fertil — sebenarnya tidak ditentukan oleh status pembuahannya, melainkan oleh:

Kebersihan cangkang telur
Integritas cangkang (tidak retak atau pecah)
Suhu dan cara penyimpanan
Metode pengolahan (telur mentah berisiko lebih tinggi terhadap kontaminasi Salmonella)
Oleh karena itu, selama Anda membeli telur dari sumber terpercaya, menyimpannya di kulkas, dan memasaknya hingga matang sempurna, tidak ada alasan untuk menghindari telur infertil — bahkan jika dikonsumsi setiap hari.

Mitos vs Fakta: Benarkah Telur Infertil Cepat Busuk?
Salah satu mitos paling populer adalah bahwa telur infertil lebih cepat busuk dibanding telur fertil. Padahal, tidak ada perbedaan signifikan dalam masa simpan antara keduanya — asalkan disimpan dalam kondisi yang sama.

Penelitian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menunjukkan bahwa masa simpan telur segar di suhu ruang berkisar antara 7–10 hari, sedangkan di kulkas bisa mencapai 3–5 minggu. Faktor utama yang memengaruhi kerusakan telur adalah kelembapan, suhu, dan higienitas, bukan apakah telur tersebut dibuahi atau tidak.

Mitos lain yang beredar: “Telur infertil tidak bernutrisi.” Faktanya, kandungan gizi telur infertil dan fertil hampir identik. Keduanya kaya akan protein berkualitas tinggi, vitamin D, B12, selenium, kolin, dan antioksidan seperti lutein dan zeaxanthin — yang baik untuk kesehatan mata dan otak.

Baca juga: Tampang Sosok Dokter H yang Diduga Malpraktik Hingga Mengakibatkan Ayah Selebgram Cicilia Tanujaya Pemilik Bakery Moucup Meninggal Dunia: Umur, Agama dan Instagram

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya