Apa Penyebab Kecelakaan Bus PO Cahaya Trans yang Terguling Hingga 16 Jiwa Melayang dalam Perjalanan Menuju Yogyakarta?
Bus-Instagram-
Apa Penyebab Kecelakaan Bus PO Cahaya Trans yang Terguling Hingga 16 Jiwa Melayang dalam Perjalanan Menuju Yogyakarta?
Dini hari yang seharusnya sunyi di ruas tol Krapyak, Kota Semarang, tiba-tiba berubah menjadi lokasi kecelakaan maut yang memilukan. Sebuah bus milik PO Cahaya Trans dengan nomor polisi B 7201 IV terguling setelah menabrak pembatas jalan, menewaskan 16 orang dari total 34 penumpang yang berada di dalamnya. Insiden tragis ini terjadi sekitar pukul 00.30 WIB dan menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban serta masyarakat luas.
Perjalanan yang Berakhir Tragis
Bus yang tengah dalam perjalanan dari Jatiasih, Bekasi, menuju Yogyakarta, mengalami kecelakaan tunggal di simpang susun exit tol Krapyak. Menurut keterangan Budiono, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Semarang, kendaraan tersebut diduga kehilangan kendali saat melaju kencang dalam kondisi jalan yang minim penerangan. “Penyebab pastinya masih dalam penyelidikan, namun indikasi awal menunjukkan kendaraan hilang kendali,” ungkap Budiono di lokasi kejadian.
Perjalanan yang seharusnya menjadi momen liburan akhir tahun bagi banyak penumpang—termasuk keluarga, pelajar, dan pekerja yang ingin berkumpul dengan sanak saudara—berubah menjadi mimpi buruk dalam sekejap. Tak ada yang menyangka bahwa perjalanan yang direncanakan dengan penuh harapan berakhir dengan kehilangan tragis.
Evakuasi Penuh Tantangan, Tim SAR Bekerja Sepanjang Malam
Tak lama setelah kejadian, Basarnas Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang yang sedang melaksanakan Siaga SAR Khusus Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Posko Gabungan Kalikangkung langsung mengerahkan tim ke lokasi. Dibantu oleh unsur gabungan dari Polri, Jasa Marga, Palang Merah Indonesia (PMI), dan relawan, proses evakuasi pun segera dimulai.
Namun, situasi di lapangan jauh dari mudah. Bus terguling dengan posisi miring, kaca pecah berserakan, dan sejumlah korban terjepit di antara bangku dan struktur logam kendaraan. Tim SAR harus bekerja ekstra hati-hati untuk menjangkau korban tanpa memperparah kondisi luka mereka—baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.
“Evakuasi berlangsung cukup sulit. Kami harus membuka akses dari sisi dalam bus yang terguling, mengangkat korban satu per satu, dan memastikan tidak ada yang tertinggal,” jelas Budiono. Proses penyelamatan yang dimulai sejak tengah malam itu baru rampung sekitar pukul 04.00 WIB, dengan seluruh korban berhasil dievakuasi dan segera dilarikan ke sejumlah rumah sakit terdekat.
Korban Dibawa ke Empat Rumah Sakit Rujukan
Para korban, baik yang meninggal maupun yang selamat, langsung dirujuk ke empat rumah sakit di Semarang, yakni RSP Kariyadi, RS Columbia Asia, RSUD dr. Adhyatma, MPH, dan RS Tugu Semarang. Petugas medis bekerja cepat menangani luka-luka kritis, sementara jenazah korban mulai diidentifikasi untuk proses penyerahan kepada keluarga.
Bagi keluarga korban yang tengah menanti kedatangan sanak saudara mereka di Yogyakarta, malam itu menjadi malam yang tak terlupakan. Beberapa di antara mereka hanya bisa menerima kabar duka melalui telepon, sementara yang lain terpaksa bergegas ke Semarang untuk mengenali jenazah.