Apa Alasan CNN Indonesia Hapus Video Reporter Nangis saat Live dari Aceh Tamiang? Benarkah Dibungkam?
tanda tanya-geralt/pixabay-
Apa Alasan CNN Indonesia Hapus Video Reporter Nangis saat Live dari Aceh Tamiang? Benarkah Dibungkam?
CNN Indonesia Hapus Video Live dari Aceh Tamiang: Dua Alasan di Balik Kontroversi yang Picu Perdebatan Publik
Di tengah duka mendalam akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah Sumatera akhir November 2025, sorotan publik tiba-tiba beralih ke ruang redaksi CNN Indonesia. Pasalnya, stasiun berita tersebut menarik video liputan langsung dari Aceh Tamiang yang sempat viral—terutama karena momen emosional saat sang reporter menangis saat melaporkan kondisi lapangan. Langkah ini memicu gelombang pertanyaan, kecurigaan, hingga perdebatan sengit soal kebebasan pers, etika jurnalisme, dan transparansi informasi di masa krisis.
Skala Bencana: Tragedi Kemanusiaan yang Mengguncang Sumatera
Banjir bandang dan longsor yang terjadi di akhir November 2025 bukan sekadar bencana alam biasa—melainkan tragedi kemanusiaan berskala besar. Menurut data resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), korban jiwa mencapai 1.059 orang, sementara 192 lainnya dinyatakan hilang. Lebih dari 577.600 warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka hancur atau terendam lumpur tebal. Infrastruktur vital seperti jembatan, jalan raya, dan jaringan listrik lumpuh total di beberapa daerah terpencil, termasuk Aceh Tamiang, Mandailing Natal (Sumatera Utara), dan Pasaman Barat (Sumatera Barat).
Pemulihan berjalan lambat. Akses terbatas, cuaca buruk, dan minimnya alat berat menjadi penghambat utama. Warga yang selamat terpaksa bertahan di tenda pengungsian tanpa listrik, air bersih, atau fasilitas kesehatan yang memadai—kondisi yang membuat liputan langsung media menjadi salah satu jendela dunia luar.
Momen Viral yang Menggugah Hati: Reporter Menangis di Tengah Puing
Salah satu laporan paling menyentuh datang dari CNN Indonesia pada 17 Desember 2025. Dalam siaran langsung dari Aceh Tamiang, seorang reporter tak kuasa menahan air mata saat melihat seorang ibu tua duduk sendirian di atas reruntuhan rumahnya. Suara sang reporter yang bergetar, latar belakang anak-anak menangis, dan gambaran kelaparan di dapur umum langsung menyentuh hati jutaan penonton.
Video tersebut menyebar luas di media sosial. Banyak warganet menyebutnya sebagai “liputan paling jujur dan manusiawi” di tengah derasnya informasi yang sering kali dipolitisasi. Namun, tak lama setelah viral, CNN Indonesia tiba-tiba menghapus video tersebut dari platform resminya—tanpa penjelasan awal.
Dua Alasan Resmi CNN Indonesia: Sensitivitas dan Potensi Penyalahgunaan
Dalam pernyataan resmi yang dirilis keesokan harinya, CNN Indonesia memberikan dua alasan utama:
Konten berpotensi disalahgunakan – Menurut pihak redaksi, rekaman tersebut mengandung narasi dan gambar yang rentan dimanipulasi atau diambil di luar konteks oleh pihak-pihak yang ingin memperkeruh situasi.
Risiko mendiskreditkan pihak tertentu – CNN Indonesia menegaskan bahwa liputan tersebut, meski dibuat dengan niat jurnalistik murni, berisiko menimbulkan kesan negatif terhadap instansi atau pejabat yang sedang menangani krisis, terutama jika disebarkan tanpa konteks lengkap.
Namun, CNN Indonesia tegas membantah adanya tekanan eksternal—baik dari pemerintah maupun pihak berkepentingan lainnya. Mereka menegaskan komitmen untuk terus meliput pemulihan bencana secara objektif dan bertanggung jawab.
Respons Publik dan Kritik Sosial Media
Langkah penghapusan tersebut memicu reaksi keras di jagat maya. Warganet mempertanyakan apakah ini bentuk sensor terselubung atau upaya menjaga “stabilitas narasi” di tengah krisis.
Akun Twitter @Widino menulis:
"Jangan sampai liputan live-nya jadi berubah. Cuma CNN satu-satunya yang pas live ngasih report kondisi realnya. Ini bukan sensasi—ini kenyataan yang harus dilihat dunia."