Apa Penyebab Wakil Bupati Sangihe Helmud Hontong Meninggal Dunia di Pesawat pada Tahun 2021? Kronologi, Penolakan Tambang Emas, dan Misteri Penyakit yang Menghantui
Helmund-Instagram-
Apa Penyebab Wakil Bupati Sangihe Helmud Hontong Meninggal Dunia di Pesawat pada Tahun 2021? Kronologi, Penolakan Tambang Emas, dan Misteri Penyakit yang Menghantui
Dunia politik Sulawesi Utara sempat dikejutkan oleh kabar duka yang datang dari Kabupaten Kepulauan Sangihe. Helmud Hontong, Wakil Bupati Sangihe periode 2017–2022, meninggal dunia secara mendadak pada 9 Juni 2021 dalam penerbangan komersial Lion Air JT-740 rute Denpasar–Makassar. Kepergian tokoh publik yang dikenal vokal dan berprinsip ini tak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Sangihe, tetapi juga menimbulkan berbagai pertanyaan seputar kondisi kesehatannya, keputusan kontroversial yang diambilnya, serta detik-detik terakhir hidupnya yang berlangsung di ketinggian ribuan kaki.
Meninggal di Udara: Detik-Detik Terakhir Helmud Hontong
Menurut sejumlah saksi dan laporan awak kabin, Helmud Hontong tampak dalam keadaan sehat saat menaiki pesawat dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Namun, di tengah penerbangan, ia tiba-tiba mengeluh pusing kepada ajudannya yang turut menemaninya. Tak lama setelah itu, ia mulai batuk-batuk hebat sebelum akhirnya kehilangan kesadaran.
Seorang penumpang yang merupakan tenaga medis langsung memberikan pertolongan pertama. Sayangnya, upaya resusitasi tak membuahkan hasil. Helmud Hontong dinyatakan meninggal dunia di usia 59 tahun, tepat di dalam kabin pesawat yang sedang melaju menuju Makassar.
Tak ada indikasi kecelakaan penerbangan atau gangguan teknis pada pesawat. Kematian mendadak ini kemudian dikaitkan dengan kemungkinan serangan jantung—meski hingga kini pihak keluarga maupun otoritas kesehatan tidak merilis hasil otopsi resmi.
Penolakan Kontroversial terhadap Tambang Emas Beberapa Jam Sebelum Wafat
Salah satu aspek yang paling menyedot perhatian publik adalah keputusan politik Helmud Hontong hanya beberapa jam sebelum kepergiannya. Dikutip dari unggahan media sosial, terutama akun TikTok @miswatimeiling yang viral, Helmud dikabarkan secara tegas menolak rencana pembangunan tambang emas di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Penolakan tersebut bukan tanpa alasan. Sangihe adalah wilayah kepulauan yang kaya akan keanekaragaman hayati laut dan budaya lokal. Helmud, yang dikenal sebagai sosok pejuang lingkungan dan pembela kepentingan rakyat kecil, khawatir aktivitas pertambangan akan merusak ekosistem laut, mengancam mata pencaharian nelayan, dan mengganggu keseimbangan sosial masyarakat adat.
Keputusan ini tentu menuai pro dan kontra. Di satu sisi, sebagian pihak mengapresiasi sikapnya yang berani melawan kepentingan kapital. Namun, di sisi lain, ada spekulasi yang beredar—meski tak terbukti—bahwa kematian mendadaknya mungkin tidak sepenuhnya alami. Namun, hingga kini, tidak ada bukti apapun yang mengarah pada dugaan kriminal, dan otoritas berwenang menyatakan kematian Helmud sebagai insiden medis biasa.
Riwayat Penyakit: Komplikasi atau Serangan Jantung Mendadak?
Meski Helmud Hontong terlihat bugar di depan umum, sejumlah sumber dekat mengungkapkan bahwa ia memiliki riwayat penyakit komplikasi. Namun, informasi spesifik mengenai kondisi medisnya—seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan kardiovaskular—tidak pernah diungkap secara transparan oleh pihak keluarga.
Berdasarkan gejala yang dilaporkan (pusing, batuk hebat, lalu pingsan), banyak ahli medis menduga bahwa ia mengalami cardiac arrest atau henti jantung mendadak. Kondisi ini bisa menyerang siapa pun, bahkan mereka yang tampak sehat, terutama jika memiliki faktor risiko tersembunyi seperti stres tinggi, pola tidur buruk, atau riwayat keluarga dengan penyakit jantung.