Empat Pelajar Jepang Curi 40 Kaos Saat Study Tour di Bali, Wajah Terekam CCTV, Sekolah Resmi Minta Maaf
Jepang-Instagram-
Empat Pelajar Jepang Curi 40 Kaos Saat Study Tour di Bali, Wajah Terekam CCTV, Sekolah Resmi Minta Maaf
Dunia maya dihebohkan oleh insiden mencuri yang melibatkan empat pelajar asal Jepang selama kunjungan studi (study tour) mereka di Pulau Dewata, Bali. Para siswa, yang teridentifikasi berasal dari Otani Junior and High School di Prefektur Kyoto, terekam kamera pengawas (CCTV) sedang mengambil puluhan kaos dari dua toko oleh-oleh di wilayah Gianyar—tanpa membayar sepeser pun.
Peristiwa yang terjadi pada 4 Desember 2025 itu kini menjadi sorotan publik, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Jepang. Rekaman video yang viral di media sosial menunjukkan aksi keempat remaja tersebut dengan jelas: mereka memasukkan kaos-kaos ke dalam tas ransel mereka sebelum pergi meninggalkan toko. Total, sebanyak 40 potong pakaian dilaporkan hilang akibat aksi pencurian tersebut.
Viral di TikTok, Diberitakan Media Internasional
Kabar pencurian ini pertama kali mencuat ke permukaan melalui unggahan akun TikTok @folkmaros, yang membagikan cuplikan rekaman CCTV. Video tersebut kemudian menyebar luas dan memicu diskusi sengit di berbagai platform digital, termasuk Twitter, Instagram, dan forum daring.
Gelombang perhatian publik tak hanya datang dari dalam negeri. Media ternama Jepang, The Japan Times, bahkan turut melaporkan insiden tersebut, menyoroti bagaimana tindakan segelintir pelajar bisa berdampak pada citra bangsa di mata internasional.
Sekolah Langsung Merespons, Unggah Permohonan Maaf Resmi
Menyadari dampak serius dari peristiwa ini, pihak Otani Junior and High School bertindak cepat. Melalui situs resmi institusi tersebut, sekolah mengeluarkan pernyataan permohonan maaf secara terbuka kepada masyarakat Indonesia, pemilik toko, serta seluruh warga Jepang yang prihatin atas kejadian ini.
“Kami sangat menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh empat siswa kami. Perbuatan tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap nilai-nilai yang kami ajarkan, dan telah merugikan pihak korban serta merusak citra warga Jepang di luar negeri,” demikian bunyi pernyataan resmi sekolah.
Pihak sekolah juga menegaskan bahwa mereka telah memulai proses investigasi internal dan berkomitmen untuk bekerja sama penuh dengan otoritas terkait, termasuk pemerintah Jepang dan pihak berwenang di Indonesia.
Polisi Temui Kendala, Pelaku Sudah Kembali ke Jepang
Sayangnya, penanganan kasus ini menghadapi sejumlah hambatan. Menurut Kasi Humas Polsek Ubud, Ipda Bagus Palguna, keempat pelajar tersebut telah meninggalkan Indonesia pada hari yang sama dengan kejadian pencurian, yaitu 4 Desember 2025. Mereka kembali ke Jepang sebagai bagian dari jadwal study tour yang berlangsung dari 30 November hingga 5 Desember 2025.
“Kami telah menerima laporan dari pemilik toko dan meninjau rekaman CCTV. Namun, karena para pelaku sudah berada di luar wilayah hukum Indonesia, proses penegakan hukum menjadi lebih kompleks,” jelas Ipda Palguna.
Saat ini, pihak kepolisian Gianyar tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk agen perjalanan yang mengelola study tour, Imigrasi Indonesia, serta Konsulat Jepang di Bali. Tujuannya adalah untuk memastikan identitas pelaku dan mengevaluasi langkah-langkah lebih lanjut, termasuk kemungkinan tindakan diplomatik atau permintaan pengembalian barang secara sukarela.
Dampak Diplomatik dan Pertanyaan Etika Pariwisata
Insiden ini memicu diskusi luas tentang tanggung jawab moral dalam pariwisata internasional, terutama bagi kelompok pelajar yang seharusnya menjadi duta budaya negara asal mereka. Banyak netizen Indonesia menyayangkan kejadian ini, mengingat Jepang dikenal luas sebagai negara dengan budaya disiplin, kejujuran, dan rasa malu yang tinggi.
Baca juga: OJK Tingkatkan Akses Investor Ritel dalam IPO: Porsi Naik Jadi 50%, Ini Detail Aturan Barunya