Rekomendasi Saham Potensial Hari Ini, Jumat 12 Desember 2025: Mencari Peluang di Tengah Gejolak Pasar
sekolah-PhotoMIX-Company/pixabay-
Rekomendasi Saham Potensial Hari Ini, Jumat 12 Desember 2025: Mencari Peluang di Tengah Gejolak Pasar
Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi cukup dalam pada perdagangan Kamis (11/12/2025), pasar saham Indonesia masih menyimpan sejumlah peluang menarik bagi para investor yang jeli. IHSG ditutup melemah 0,92% di level 8.620,48—nyaris menyentuh titik terendah harian di 8.560,1—setelah sempat bergerak di kisaran 8.776,97 pada pembukaan perdagangan pagi.
Penurunan indeks yang cukup signifikan ini dipicu oleh aksi jual besar-besaran di sektor-sektor utama, terutama infrastruktur, konsumen primer, dan transportasi. Saham-saham di ketiga sektor tersebut masing-masing melemah hingga 4,08%, 2,34%, dan 1,74%, menjadi pemberat utama pelemahan IHSG sepanjang sesi perdagangan kemarin.
Dominasi Aksi Jual dan Sentimen Pasar yang Lesu
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat volume perdagangan mencapai 69,91 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp34,32 triliun. Frekuensi transaksi tercatat sebanyak 3,6 juta kali, menunjukkan masih tingginya aktivitas jual beli meski dalam sentimen negatif.
Dari total emiten yang tercatat, sebanyak 500 saham mengalami pelemahan, sementara hanya 201 saham yang mampu mencatatkan penguatan. Sisanya, sebanyak 98 saham, bergerak stagnan—tak naik tapi juga tak turun—menggambarkan kehati-hatian pelaku pasar di tengah ketidakpastian eksternal dan volatilitas global yang terus berlangsung.
Namun, di balik tekanan jual yang dominan, sejumlah broker ternama justru melihat potensi emiten-emiten tertentu untuk menjadi pilihan strategis pada perdagangan hari ini, Jumat (12/12/2025). Apa saja saham-saham yang layak dipantau?
Rekomendasi Saham dari Berbagai Broker Terkemuka
Berikut adalah rangkuman rekomendasi saham dari sejumlah perusahaan sekuritas terpercaya yang patut menjadi pertimbangan investor dalam menyusun strategi perdagangan hari ini:
BRI Danareksa Sekuritas
Broker ini menyoroti tiga emiten dengan prospek menarik: WIFI (Solusi Tunas Pratama Tbk), DEWA (Dewata Freight International Tbk), dan MLPL (Multipolar Tbk). Ketiganya dinilai memiliki fundamental yang cukup solid atau sedang dalam momentum positif berdasarkan analisis teknikal terkini.
BNI Sekuritas
Dengan cakupan yang lebih luas, BNI Sekuritas merekomendasikan tujuh saham: BRMS (Berau Coal Energy Tbk), ARCI (Arcici Tbk), UNTR (United Tractors Tbk), ENRG (Energy8 Tbk), PTRO (Pertamina EP Cepu Tbk), dan TINS (Titan Infra Energy Tbk). Beberapa di antaranya merupakan pemain besar di sektor energi dan pertambangan yang kerap menjadi pelindung nilai saat pasar lesu.
Phillip Sekuritas
Fokus pada potensi jangka pendek, Phillip Sekuritas menyoroti BRMS dan DMMX (Dian Media Maxindo Tbk) sebagai saham yang layak dikoleksi, terutama bagi investor yang mencari volatilitas tinggi dengan potensi keuntungan cepat.
MNC Sekuritas
Broker ini merekomendasikan empat saham: AMRT (Sumber Alfaria Trijaya Tbk), BBKP (Bank Bukopin Tbk), NICL (Nusantara Insurance Tbk), dan WIFI. Kehadiran AMRT menarik perhatian karena perusahaan ritel modern ini dinilai tahan terhadap fluktuasi makroekonomi berkat basis konsumennya yang luas.
CGS International Sekuritas
Daftar rekomendasi mereka mencakup nama-nama besar seperti SMGR (Semen Indonesia Tbk), TINS, RAJA (Raja Garuda Mas International Tbk), ENRG, PTRO, dan TPIA (Toba Pulp Lestari Tbk). Banyak dari saham ini merupakan tulang punggung sektor riil yang memiliki kapitalisasi pasar besar dan likuiditas tinggi.
Phintraco Sekuritas
Mereka menyoroti lima emiten: SMGR, INTP (Indocement Tunggal Prakarsa Tbk), RATU (Ratu Prabu Energi Tbk), PYFA (Pyfa Industri Farmasi Tbk), dan PTRO. Kombinasi antara sektor energi, konstruksi, dan farmasi menunjukkan diversifikasi strategi yang baik dalam kondisi pasar yang tidak menentu.
Mirae Asset Sekuritas
Broker asal Korea Selatan ini memberikan pandangan optimistis terhadap ARCI, BRPT (Barito Pacific Tbk), RATU, DOSS (DOS Indonesia Tbk), KIJA (Kerta Jaladri Nusantara Tbk), dan VKTR (Vectra Worldwide Tbk). Beberapa di antaranya merupakan saham second liner dengan potensi breakout tinggi jika sentimen pasar berbalik.