Siapa Novia Nurwana? Sosok Ibu Hamil yang jadi Korban Tewas Kebakaran di Gedung Terra Drone

Siapa Novia Nurwana? Sosok Ibu Hamil yang jadi Korban Tewas Kebakaran di Gedung Terra Drone

tanda tanya-qimono/pixabay-

Siapa Novia Nurwana? Sosok Ibu Hamil yang jadi Korban Tewas Kebakaran di Gedung Terra Drone
Tragedi Kebakaran Gedung Terra Drone: Novia Nurwana, Calon Ibu yang Gugur di Usia Kandungan 7 Bulan

Tragedi kebakaran yang melanda gedung Terra Drone di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa (9/12/2025), meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban. Di antara 22 nyawa yang tak sempat diselamatkan, terdapat sosok Novia Nurwana — seorang calon ibu yang tengah mengandung buah hatinya di usia kehamilan 7 bulan.



Kehilangan yang dialami suami Novia, Ilham, bukan hanya kepergian sang istri, tetapi juga harapan akan kelahiran anak pertama mereka. Dalam wawancara singkat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Ilham berusaha menahan air mata saat mengenang istrinya.

“Kandungannya sudah tujuh bulan,” ucap Ilham dengan suara bergetar.

Identifikasi Korban dan Rencana Pemakaman
Novia termasuk di antara korban yang jasadnya mengalami luka bakar berat, sehingga proses identifikasi memerlukan bantuan detail ciri fisik dari keluarga terdekat. Ilham mengungkapkan bahwa ia telah memberikan keterangan lengkap kepada tim medis forensik di RS Polri untuk membantu proses tersebut.


“Nggak bawa apa-apa. Cuma ditanya ciri-ciri fisik saja, sama paling identifikasi, ya seperti identitas diri,” ujarnya.

Keluarga berencana memakamkan jenazah Novia di kampung halamannya di Lampung, tempat di mana ia dibesarkan dan masih memiliki banyak sanak saudara yang menanti kepulangannya — meski kali ini dalam bentuk yang tak pernah mereka bayangkan.

Kebakaran Bermula dari Baterai Litium
Kebakaran mengerikan yang terjadi sekitar pukul 12.43 WIB itu pertama kali dilaporkan oleh warga sekitar yang melihat asap tebal mengepul dari lantai gedung Terra Drone. Dalam hitungan menit, kobaran api menjalar cepat, memicu kepanikan di antara para pekerja.

Menurut Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Bayu Megantara, dugaan awal menunjukkan bahwa sumber api berasal dari baterai litium. Jenis baterai ini dikenal sangat mudah terbakar atau meledak jika terjadi korsleting atau overheat.

“Masih dalam penyelidikan. Karena jenisnya baterai litium, di bawah, mungkin perlu evaluasi kembali,” kata Bayu di lokasi kejadian.

Upaya Pemadaman yang Gagal
Sebelum petugas pemadam kebakaran (damkar) tiba, sejumlah karyawan di lokasi berusaha memadamkan api secara manual menggunakan alat pemadam api ringan (APAR). Namun, nyala api terlalu cepat menyebar, dan asap tebal membuat situasi semakin genting.

“Informasi yang kami terima, sudah berupaya dipadamkan dengan APAR. Itu sekitar lima unit APAR berupaya untuk memadamkan,” jelas Bayu.

Sayangnya, usaha tersebut tak membuahkan hasil. Api terus membesar, menjebak banyak pekerja di lantai atas yang tak sempat menyelamatkan diri.

Korban Jiwa dan Dampak Kemanusiaan
Berdasarkan data terkini dari Satgas Penanggulangan Bencana DKI Jakarta, kebakaran ini menewaskan total 22 orang — terdiri atas 15 perempuan dan 7 laki-laki. Angka tersebut belum termasuk korban luka-luka yang masih menjalani perawatan intensif di sejumlah rumah sakit.

Tragedi ini bukan hanya soal angka. Di balik setiap nama yang tercatat sebagai korban, ada keluarga yang hancur, rencana hidup yang buyar, dan mimpi-mimpi yang terbakar bersama gedung itu. Novia Nurwana adalah salah satu dari kisah pilu itu — perempuan yang tinggal menghitung minggu untuk menyambut kelahiran anaknya, kini justru harus pergi selamanya.

Baca juga: BPK Ungkap Kebocoran Impor Besi-Baja, Potensi Kerugian Negara Capai Rp895 Miliar

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya