KABAR DUKA! Yaya Moektio Legenda Drummer God Bless Meninggal Dunia di Usia 68 Tahun pada Senin, 8 Desember 2025

KABAR DUKA! Yaya Moektio Legenda Drummer God Bless Meninggal Dunia di Usia 68 Tahun pada Senin, 8 Desember 2025

Yaya-Instagram-

KABAR DUKA! Yaya Moektio Legenda Drummer God Bless Meninggal Dunia di Usia 68 Tahun pada Senin, 8 Desember 2025

Dunia musik Tanah Air berduka. Salah satu punggawa legendaris rock Indonesia, Yaya Moektio, mantan drummer God Bless, menghembuskan napas terakhir pada Senin dini hari, 8 Desember 2025, pukul 04.00 WIB, di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Ia wafat dalam usia 68 tahun, meninggalkan warisan musikal yang tak ternilai bagi generasi musisi muda hingga penikmat musik lintas zaman.



Kabar duka ini mengguncang komunitas musik nasional. Sederet musisi senior hingga junior menyampaikan belasungkawa dan mengenang sosok Yaya sebagai pribadi yang rendah hati, profesional, dan penuh integritas. Namanya tak hanya dikenal dalam lingkaran rock, tetapi juga dipandang sebagai salah satu drummer paling berpengaruh dalam sejarah musik populer Indonesia.

Penyebab Meninggal Dunia: Komplikasi Infeksi Akibat Usus Buntu Kronis
Menurut informasi dari keluarga dan tim medis, Yaya Moektio mengalami komplikasi serius akibat infeksi akut dari usus buntu kronis yang pecah. Kondisi tersebut memicu penyebaran infeksi ke organ vital lainnya, termasuk paru-paru dan ginjal. Sebelum akhirnya berpulang, ia sempat menjalani dua kali operasi di RS Mayapada dan RS Fatmawati.

Sayangnya, komplikasi tak berhenti di situ. Ia juga didiagnosis mengalami tuberkulosis (TBC), yang semakin memperburuk kondisi kesehatannya. Meski telah mendapat perawatan intensif, tubuhnya tak mampu lagi melawan deretan penyakit yang datang bertubi-tubi.


Profil Lengkap: Siapa Yaya Moektio?
Lahir di Manado, 30 Agustus 1957, dengan nama lengkap Yahya Karya Konsepsianto bin Moektio, Yaya Moektio dikenal sebagai musisi yang penuh disiplin dan berjiwa seni tinggi. Ia memeluk agama Islam dan membangun rumah tangga bersama sang istri, Enny, yang selalu mendampinginya dalam suka dan duka.

Dari pernikahannya, Yaya dikaruniai dua putra: Rama Yaya Moektio, drummer ADA Band yang mengikuti jejak ayahnya, dan Dimas Moektio, yang juga aktif di dunia seni. Kedekatannya dengan keluarga menjadi bagian penting dari kisah hidupnya—di balik panggung yang gemerlap, ia tetap menjadi sosok ayah yang hangat dan penuh kasih sayang.

Jejak Karier Musik: Dari Silver Train hingga God Bless
Perjalanan musikal Yaya Moektio dimulai sejak era 1970-an, masa keemasan musik rock Indonesia. Tahun 1977, ia pertama kali mencuri perhatian publik lewat band Silver Train dalam album legendaris Gadis Dalam Rock. Setahun kemudian, namanya kian dikenal setelah bergabung dengan Prambors Band, ikut menggarap album Jakarta Jakarta—karya yang menjadi representasi suara ibu kota pada masa itu.

Tahun 1980 menjadi momen penting dalam kariernya. Bersama gitaris legendaris Oding Nasution dan sejumlah musisi handal lainnya, Yaya membentuk Batara Band, sebuah proyek tribut untuk band progresif Genesis. Proyek ini kemudian berevolusi menjadi Cockpit Band, yang aktif hingga akhir hayatnya. Keberadaan Cockpit Band menjadi bukti konsistensi dan komitmen Yaya terhadap musik—bahkan di usia senja, ia tak pernah berhenti berkarya.

Puncak popularitasnya dalam ranah rock nasional terjadi pada 2009, saat ia bergabung dengan God Bless dalam album 36th. Kontribusinya dalam album tersebut dianggap monumental, mengingat God Bless adalah salah satu pilar utama rock Indonesia sejak dekade 1970-an.

Namun, Yaya tak membatasi diri hanya pada rock. Ia dikenal sebagai musisi serba bisa yang terus mengeksplorasi berbagai genre. Pada 1982, ia terlibat dalam proyek jazz bersama Gold Guys, dan di 1985, ia berkolaborasi dengan Indra Lesmana, salah satu tokoh penting musik jazz Indonesia. Ia juga turut serta dalam proyek Gong 2000 pada tahun 2000, bersama nama-nama besar seperti Ian Antono dan Achmad Albar.

Gaya Bermain dan Pengaruhnya dalam Dunia Musik Indonesia
Yaya Moektio dikenal memiliki gaya bermain drum yang presisi, empuk, dan penuh nuansa. Ia bukan tipe drummer yang mengandalkan kecepatan atau kekuatan semata, melainkan menonjolkan rasa, timing, dan kepekaan terhadap dinamika lagu. Banyak musisi mengagumi kemampuannya menyeimbangkan teknik dan ekspresi emosional—kombinasi langka yang membuat permainannya selalu relevan di berbagai genre.

Generasi drummer muda kerap menjadikannya sebagai panutan. Bahkan hingga kini, teknik dan pendekatannya dalam memainkan drum masih dipelajari dan dikagumi. “Ia bukan hanya memainkan drum, tapi menceritakan sebuah kisah lewat setiap pukulan,” ujar seorang rekan sesama musisi dalam wawancara tak lama setelah kepergiannya.

Warisan yang Tak Akan Pudar
Meski fisiknya telah tiada, jejak musikal Yaya Moektio akan terus hidup. Melalui anak-anaknya yang juga menekuni dunia seni, melalui karya-karyanya yang masih dinikmati, dan melalui pengaruhnya yang terus mengalir dalam alunan drum generasi penerus.

Ia bukan hanya seorang drummer—ia adalah arsitek ritme yang membentuk fondasi banyak lagu legendaris. Ia adalah guru tanpa gelar, yang menginspirasi lewat karya, bukan kata-kata.

Baca juga: Profil Tampang Ade Tya Puspitaningrum Pengusaha Asal Surabaya yang Diduga Jadi Orang Ketiga di Hubungan Ari Lasso dan Dearly Joshua: Umur, Agama dan IG

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya