KABAR DUKA! Hudi Suryodipuro VP Sekretaris SKK Migas Meninggal Dunia pada Selasa, 9 Desember 2025
Hudi-Instagram-
KABAR DUKA! Hudi Suryodipuro VP Sekretaris SKK Migas Meninggal Dunia pada Selasa, 9 Desember 2025 Karena Kecelakaan Sepeda
Tragedi di Jalan Sudirman: VP Sekretaris SKK Migas Hudi Suryodipuro Meninggal Dunia Usai Kecelakaan Sepeda
Dunia energi nasional berduka. Hudi Dananjoyo Suryodipuro, Vice President Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), meninggal dunia pada Selasa pagi (9/12) usai mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. Almarhum menghembuskan napas terakhir di lokasi kejadian setelah sepedanya menabrak bagian belakang bus TransJakarta yang sedang berhenti di halte.
Dalam keterangan resmi yang dirilis SKK Migas, Hudi Suryodipuro wafat pada usia 48 tahun. “Innalillahi wa inna ilaihi raaji’uun. Telah berpulang ke Rahmatullah Hudi Dananjoyo Suryodipuro pada usia 48 tahun, Vice President Sekretaris SKK Migas, pada tanggal 09 Desember 2025 di Jakarta,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Detik-Detik Tragis di Pusat Ibu Kota
Menurut laporan dari Subdirektorat Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya, kecelakaan terjadi sekitar pukul 07.30 WIB. Hudi, yang saat itu mengayuh sepeda dari arah selatan menuju utara di Jalan Jenderal Sudirman, diduga kehilangan kendali dan menabrak bagian belakang bus listrik TransJakarta bernomor polisi B-7058-SGX.
“Sesampainya di TKP, tepatnya di depan Halte TransJakarta Karet Sudirman, korban menabrak bodi belakang bus yang sedang berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang,” kata AKBP Ojo Ruslani, Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, kepada awak media.
Akibat benturan keras tersebut, Hudi mengalami luka parah di bagian kepala dan dinyatakan meninggal di tempat kejadian. Jenazah langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk keperluan visum.
Sosok Visioner di Balik Kebijakan Hulu Migas Indonesia
Kabar duka ini mengguncang komunitas energi nasional. Hudi Suryodipuro bukan sekadar pejabat birokrasi—ia adalah sosok visioner yang turut membentuk wajah industri hulu migas Indonesia modern. Dikenal sebagai komunikator ulung, Hudi mampu menerjemahkan kompleksitas teknis sektor hulu migas menjadi narasi yang mudah dipahami publik, investor, dan mahasiswa.
Latar belakang pendidikannya di Pepperdine University, Amerika Serikat, menjadi fondasi awal bagi karier internasionalnya. Sebelum bergabung dengan SKK Migas, Hudi pernah berkarier di perusahaan energi multinasional Chevron, di mana ia menjabat sebagai Team Leader Human Resources—posisi krusial yang membentuk kemampuannya dalam manajemen organisasi skala besar dan pengembangan sumber daya manusia di lingkungan energi global.
Jejak Karier Penuh Dedikasi di SKK Migas
Perjalanan Hudi di SKK Migas dimulai lebih dari satu dekade lalu. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Program dan Komunikasi, di mana ia menjadi ujung tombak lembaga dalam hal komunikasi publik, hubungan media, dan koordinasi lintas internal. Lewat tangannya, banyak kebijakan teknis hulu migas disampaikan dengan cara yang transparan, akuntabel, dan mudah diakses masyarakat.
Pada 2025, Hudi dipercaya menempati posisi strategis sebagai Vice President Sekretaris SKK Migas—jabatan yang menempatkannya sebagai penghubung utama antara lembaga pemerintah, pelaku industri, investor asing, media, dan masyarakat luas. Dalam peran ini, ia tidak hanya mengelola arus informasi internal, tetapi juga menjadi wajah resmi SKK Migas dalam berbagai forum nasional dan internasional.
Salah satu penampilan terbarunya adalah sebagai narasumber utama dalam Asia Pacific Oil & Gas Conference and Exhibition (APOGCE) 2025. Di hadapan mahasiswa, akademisi, dan profesional muda, Hudi menyampaikan paparan komprehensif tentang masa depan energi Indonesia, tantangan eksplorasi migas, kerangka regulasi, serta pentingnya regenerasi kepemimpinan di sektor energi.
Di Mata Rekan dan Mitra: Pemimpin yang Rendah Hati dan Terbuka
Bagi rekan-rekannya di SKK Migas, Hudi lebih dari sekadar atasan—ia adalah mentor, pendengar yang baik, dan pemimpin yang tak segan menerima masukan. Gaya komunikasinya yang hangat, jernih, dan tanpa jargon berlebihan membuatnya kerap menjadi wajah lembaga dalam konferensi pers, wawancara media, hingga diskusi teknis dengan pemangku kepentingan.
“Almarhum dikenal sebagai sosok yang terbuka terhadap kritik selama itu demi kepentingan publik dan keberlanjutan kebijakan energi nasional,” ujar seorang rekan dekat yang meminta namanya tidak disebutkan.