Kontroversi Taubat Nasuha Cak Imin di Tengah Krisis Banjir Sumatera: Menhut Raja Juli Terima Permintaan Maaf dan Ajak Solidaritas Kabinet Prabowo

Kontroversi Taubat Nasuha Cak Imin di Tengah Krisis Banjir Sumatera: Menhut Raja Juli Terima Permintaan Maaf dan Ajak Solidaritas Kabinet Prabowo

Raja juli-Instagram-

Kontroversi Taubat Nasuha Cak Imin di Tengah Krisis Banjir Sumatera: Menhut Raja Juli Terima Permintaan Maaf dan Ajak Solidaritas Kabinet Prabowo

Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, soal ajakan “taubat nasuha” di tengah bencana banjir besar yang melanda Sumatera, sempat memicu polemik di kalangan publik maupun internal pemerintahan. Namun, kini ketegangan tersebut mulai mereda setelah Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni, mengonfirmasi bahwa Cak Imin telah menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepadanya.



Insiden ini bermula ketika Cak Imin, dalam sebuah acara Workshop Kepala Sekolah untuk Program SMK Go Global di Bandung, Jawa Barat, pada Senin (1/12/2025), menyatakan bahwa dirinya telah mengirim surat kepada tiga menteri—yakni Menhut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta Menteri Lingkungan Hidup—untuk mengajak evaluasi menyeluruh atas kebijakan pemerintah terkait lingkungan dan kehutanan.

“Hari ini saya mengirim surat ke Menteri Kehutanan, Menteri ESDM, Menteri Lingkungan Hidup, untuk bersama-sama evaluasi total. Evaluasi kebijakan, policy, dan langkah kita sebagai wujud komitmen dan kesungguhan kita sebagai pemerintah,” ujar Cak Imin dalam acara tersebut.

Ia melanjutkan dengan istilah yang akrab di kalangan Nahdlatul Ulama: “Bahasa NU-nya taubatan nasuha.” Frasa tersebut, yang mengacu pada pertobatan total dan sungguh-sungguh dalam ajaran Islam, langsung menjadi sorotan. Bagi sebagian pihak, pernyataan itu dianggap mengandung nada kritik tajam terhadap kinerja para menteri terkait, terutama dalam menangani krisis lingkungan yang berujung pada bencana banjir di Sumatera.


Namun, hal ini rupanya menimbulkan salah paham, bahkan ketegangan di lingkungan kabinet pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang baru saja dilantik.

Menhut Raja Juli: Cak Imin Sudah Minta Maaf Secara Gentle
Dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Kamis (4/12/2025), Menhut Raja Juli Antoni mengklarifikasi bahwa Cak Imin telah mengirim pesan permintaan maaf kepadanya melalui pesan singkat.

“Saya Alhamdulillah sudah mendapat WA dari Gus Imin. Beliau sampaikan minta maaf kepada saya, mengatakan bahwa bukan itu maksudnya. Beliau secara gentle minta maaf,” kata Raja Juli.

Menurutnya, permintaan maaf tersebut diterima dengan lapang dada, mengingat niat awal Cak Imin bukan untuk menyerang atau merendahkan kinerja sesama menteri. “Saya kira, saya terima maaf beliau, karena memang bukan itu maksud beliau,” tambahnya.

Solidaritas Kabinet: Jangan Ganggu Stabilitas Pemerintahan Baru
Lebih jauh, Raja Juli menekankan pentingnya menjaga solidaritas di antara para menteri dalam kabinet Presiden Prabowo. Ia menegaskan bahwa seluruh anggota kabinet adalah “anak buah” Presiden dan harus menjunjung tinggi koordinasi, bukan saling mendiskreditkan di ruang publik.

“Ini penting. Semuanya adalah anak buah Pak Prabowo. Tidak bisa mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang mengganggu stabilitas kita,” tegasnya.

Menhut juga menyatakan apresiasinya terhadap sikap Cak Imin yang mau mengakui kesalahpahaman dan langsung meminta maaf. “Sekali lagi, saya apresiasi ke Gus Imin yang mengatakan maaf kepada saya atas pernyataan yang keliru ketika itu,” ujarnya.

Banjir Sumatera: Panggilan untuk Kebijakan Lingkungan yang Lebih Bijak
Insiden ini terjadi di tengah krisis lingkungan serius. Banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera dalam beberapa pekan terakhir telah menewaskan puluhan jiwa, menghancurkan ribuan rumah, dan memaksa ribuan warga mengungsi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut curah hujan ekstrem, deforestasi, serta alih fungsi lahan sebagai faktor utama bencana tersebut.

Dalam konteks inilah, ajakan Cak Imin untuk “taubat nasuha” sebenarnya lahir dari keprihatinan mendalam terhadap kebijakan lingkungan yang dinilai belum cukup responsif terhadap ancaman perubahan iklim dan kerusakan ekosistem.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya