Tujuh Jam Terjebak Banjir, Remaja Selamat Berkat Solidaritas Warga dan Seutas Tali
Aceh-Instagram-
Tujuh Jam Terjebak Banjir, Remaja Selamat Berkat Solidaritas Warga dan Seutas Tali
Di tengah amukan banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, kisah heroik penyelamatan seorang remaja laki-laki menjadi sorotan publik. Dalam situasi yang nyaris mustahil, warga setempat berjuang tanpa henti selama lebih dari tujuh jam untuk menyelamatkan nyawa seorang pemuda yang terjebak di tiang pondasi bangunan, dikelilingi arus deras yang tak kenal ampun. Yang lebih mengejutkan, alat penyelamatan utama mereka hanyalah seutas tali—alat sederhana yang justru menjadi jembatan antara hidup dan mati.
Peristiwa dramatis ini terjadi pada Rabu, 3 Desember 2025, dan dengan cepat menyebar luas di media sosial setelah video upaya penyelamatan tersebut diunggah oleh akun Instagram @medantalkviral. Hanya dalam hitungan jam, unggahan itu viral, mengundang simpati, doa, dan kekaguman dari jutaan netizen di seluruh Indonesia.
Terjebak 7 Jam, Hanya Berpegangan pada Tiang Pondasi
Dalam rekaman video yang beredar, terlihat seorang remaja laki-laki mengenakan pakaian hitam tampak kelelahan dan ketakutan. Ia berpegangan erat pada tiang pondasi sebuah bangunan yang hampir seluruhnya terendam air. Arus banjir begitu deras, mengancam menyeretnya kapan saja. Namun, tekadnya untuk bertahan hidup tak pernah padam.
“Naik nak, naik. Panjat tiangnya, kamu bisa. Bismillah,” teriak seorang perempuan yang merekam kejadian tersebut dari kejauhan, suaranya bergetar menahan cemas.
Awalnya, warga mencoba melemparkan tali dari daratan untuk menarik sang remaja ke tempat aman. Namun, kuatnya arus banjir membuat upaya pertama gagal. Tali tak bisa mencapai sasarannya dengan presisi, dan remaja itu sempat terseret air sebelum akhirnya berhasil memegang tiang pondasi di dekatnya—satu-satunya penopang yang tersisa di tengah luapan air.
Solidaritas Warga, Jiwa Penyelamat Tanpa Peralatan Canggih
Tanpa alat berat, tanpa tim SAR resmi, dan tanpa peralatan selam profesional, para warga setempat mengandalkan keberanian, kekompakan, dan semangat gotong royong. Mereka terus memberi semangat kepada sang remaja dari atas atap rumah yang aman.
“Tahan di situ, tahan, abang bantu. Kita lempar tali. Bismillah ya. Kamu bisa!” teriak salah seorang warga, suaranya penuh keyakinan meski situasi mencekam.
Setelah berkali-kali gagal, akhirnya tali berhasil terikat pada tubuh remaja itu. Ia pun perlahan ditarik oleh warga hingga berhasil mencapai atap rumah terdekat. Sesaat setelah diselamatkan, remaja tersebut langsung terduduk lemas, menangis—bukan karena takut, tapi karena lega. Tujuh jam berjuang melawan alam dan ketidakpastian, tubuhnya hampir kehabisan tenaga, wajahnya pucat pasi, namun nyawanya tetap utuh.
Viral di Media Sosial, Netizen Banjiri dengan Doa dan Apresiasi
Video penyelamatan itu dengan cepat menjadi bahan perbincangan hangat di jagat maya. Netizen memuji keberanian remaja tersebut sekaligus menghormati solidaritas warga yang tak kenal lelah.
“Sampe pucat, jalan pun dia udah susah. Ya Allah, Alhamdulillah selamat,” tulis seorang warganet di kolom komentar.
“Alhamdulillah dia masih punya tenaga demi bertahan hidup, padahal udah 7 jam,” tambah yang lain, menyuarakan kekaguman atas keteguhan sang remaja.
Namun, di balik kelegaan, ada pula nada kritis yang menyentil lambatnya respons dari pihak berwenang. “Ini yang katanya pemerintah itu gak mengekam ya?” sindir seorang pengguna media sosial, menyoroti minimnya kehadiran tim penyelamat resmi di lokasi bencana.