Tragedi Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Sumatra: 303 Jiwa Melayang, Ratusan Masih Belum Ditemukan
Banjir-Instagram-
Tragedi Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Sumatra: 303 Jiwa Melayang, Ratusan Masih Belum Ditemukan
Bencana alam beruntun berupa banjir bandang dan tanah longsor yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatra—Aceh, Sumatra Utara (Sumut), dan Sumatra Barat (Sumbar)—telah menelan korban jiwa mencapai 303 orang hingga Sabtu sore, 29 November 2025. Angka ini terus berpotensi bertambah seiring berlangsungnya operasi pencarian dan penyelamatan yang dilakukan oleh satuan tugas gabungan.
Menurut keterangan resmi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, pada pukul 18.30 WIB, situasi darurat ini menjadi salah satu bencana terparah dalam beberapa tahun terakhir di kawasan Sumatra. Selain korban meninggal, ratusan orang masih dalam status hilang, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka akibat amukan alam yang terjadi akibat cuaca ekstrem.
Sumatra Utara Paling Parah, 166 Jiwa Melayang
Dari ketiga wilayah terdampak, Sumatra Utara mencatat angka kematian tertinggi. Suharyanto mengungkapkan, jumlah korban jiwa di provinsi ini meningkat signifikan dari 116 menjadi 166 orang meninggal dunia dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.
“Kami terus memperbarui data berdasarkan laporan lapangan. Untuk Sumut, korban meninggal mencapai 166 jiwa, dan masih ada 143 orang dinyatakan hilang,” ujar Suharyanto dalam konferensi pers virtual yang diadakan BNPB.
Kawasan pegunungan dan perbukitan di Sumut, yang sebagian besar wilayahnya rawan longsor, menjadi titik terparah. Hujan deras yang berlangsung berhari-hari telah melemahkan struktur tanah hingga akhirnya ambruk menimbun permukiman warga.
Aceh: 47 Tewas, 51 Masih Dalam Pencarian
Di Provinsi Aceh, situasi juga tak kalah mengkhawatirkan. BNPB mencatat 47 korban jiwa, dengan 51 orang masih dalam pencarian dan delapan lainnya menderita luka-luka. Wilayah-wilayah terdampak di Aceh tersebar di beberapa kabupaten, terutama yang berada di lembah dan dekat aliran sungai besar.
“Ada penambahan korban di Aceh. Tim SAR gabungan terus menyisir daerah terisolasi yang sulit dijangkau akibat rusaknya infrastruktur jalan,” jelas Suharyanto.
Kondisi geografis Aceh yang bergunung-gunung serta infrastruktur yang belum sepenuhnya pulih pasca konflik dan bencana gempa-tsunami 2004 turut memperumit upaya evakuasi dan distribusi bantuan.
Sumatra Barat: Agam Jadi Episentrum Tragedi
Di sisi barat Sumatra, Sumatra Barat juga mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah korban. Awalnya dilaporkan hanya belasan korban, kini angka tersebut melonjak hingga 90 orang meninggal dunia, menjadikannya provinsi dengan korban terbanyak kedua setelah Sumut.
Kabupaten Agam, yang terletak di kaki Gunung Marapi, menjadi daerah paling terdampak. Tanah longsor besar menimbun puluhan rumah warga dalam satu malam, mengejutkan warga yang sedang tertidur.
“Ada tambahan korban dari Agam yang cukup signifikan. Total untuk Sumbar sekarang 90 meninggal, 85 hilang, dan 10 luka-luka,” ungkap Suharyanto.
Operasi SAR Masih Berlangsung, Data Bisa Berubah
Suharyanto menegaskan bahwa data yang disampaikan bersifat sementara dan kemungkinan besar akan terus berubah. Ratusan personel gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, relawan, hingga organisasi kemanusiaan masih bekerja tanpa henti di lokasi-lokasi terisolasi.
“Kami masih dalam tahap tanggap darurat. Komunikasi dengan beberapa desa terputus, akses jalan rusak parah, dan cuaca masih tidak menentu. Ini menghambat proses evakuasi,” tambahnya.