Anita Dewi Penumpang KRL yang Kehilangan Tumbler Tuku, Kini Resmi Dipecat dari Daidanutama Perusahaan Pialang Tempatnya Bekerja

Anita Dewi Penumpang KRL yang Kehilangan Tumbler Tuku, Kini Resmi Dipecat dari Daidanutama Perusahaan Pialang Tempatnya Bekerja

Anita-Instagram-

Anita Dewi Penumpang KRL yang Kehilangan Tumbler Tuku, Kini Resmi Dipecat dari Daidanutama Perusahaan Pialang Tempatnya Bekerja
Kisah Tumbler Hilang di KRL yang Bikin Petugas Dipecat – Kini Rumah Orang Tua Anita Diancam Digeruduk Netizen
Sebuah insiden kecil di dalam Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line kini berubah menjadi sorotan nasional. Awalnya hanya soal tumbler—botol minum yang tertinggal—namun kini berujung pada pemecatan seorang petugas KAI dan ancaman penggerudukan terhadap rumah orang tua salah satu pihak yang terlibat. Kisah ini tak hanya menyentuh isu layanan publik, tetapi juga memicu perdebatan luas tentang proporsionalitas hukuman, empati, dan tanggung jawab sosial di era digital.

Hilangnya Tumbler, Awal dari Badai Kontroversi
Segalanya bermula pada Senin malam, 20 November 2025, ketika seorang penumpang bernama Anita—seorang ibu bekerja—naik KRL rute Stasiun Tanah Abang menuju Rangkas Bitung sekitar pukul 19.00 WIB. Ia membawa cooler bag berisi alat pumping ASI dan tumbler favoritnya. Namun, saat turun di Stasiun Rawa Buntu pukul 19.40, Anita lupa mengambil tas tersebut dari bagasi kereta.



Menyadari kelalaiannya, Anita segera melapor kepada petugas keamanan stasiun. Lewat komunikasi via chat, ia menjelaskan situasi dan meminta bantuan mencari barangnya. Tak lama kemudian, cooler bag ditemukan di gerbong khusus perempuan—bersama isi lengkapnya, termasuk tumbler berwarna biru yang terlihat jelas dalam foto bukti pencarian.

Barang tersebut kemudian diamankan di Stasiun Rangkas Bitung, tempat kereta berakhir. Anita menjemput cooler bag keesokan harinya bersama suaminya. Namun, ketika tas itu dibuka, ia terkejut: tumbler kesayangannya raib tanpa jejak.

 



Anita|Instagram|

“Dan... jeng jeng! Shock berat pas dibuka—kok ada yang hilang!!! TUMBLER TUKUKU TIDAK ADA! KECEWA,” tulis Anita dalam unggahan media sosial yang kini viral.

Petugas KAI Dipecat, Netizen Bereaksi
Keluhan Anita melalui media sosial ternyata berdampak besar. Petugas KAI bernama Argi Budianyah, yang bertugas saat insiden terjadi, mengaku dipecat oleh manajemen. Dalam pernyataannya, Argi menyebut bahwa pemecatan itu adalah konsekuensi langsung dari laporan Anita terkait kehilangan tumbler.

“Saya dipecat karena adanya keluhan penumpang yang kehilangan tumbler,” ujar Argi.

Kabar pemecatan tersebut memicu gelombang emosi di jagat maya. Sebagian warganet bersimpati pada Argi—menganggap hukumannya terlalu berat untuk insiden kecil yang mungkin terjadi akibat kelalaian sistem, bukan kesalahan individu. Tak sedikit pula yang menyalahkan Anita karena dianggap “membesar-besarkan” masalah.

Namun, di sisi lain, ada juga yang membela Anita. Mereka menekankan bahwa cooler bag berisi alat pumping ASI bukan barang biasa—melainkan kebutuhan vital bagi ibu menyusui yang bekerja. Kehilangan salah satu komponennya bisa mengganggu rutinitas menyusui dan berdampak emosional.

Viral dan Keterlibatan Publik
Kisah ini cepat menyebar di berbagai platform media sosial, terutama Twitter dan TikTok. Tagar seperti #SaveArgi dan #AnitaKurangEmpati sempat trending. Beberapa netizen bahkan melacak lokasi rumah orang tua Anita dan mengancam akan “mengeruduk” tempat tersebut sebagai bentuk protes.

Meski belum ada aksi nyata, ancaman tersebut memicu kekhawatiran serius. Pihak kepolisian dilaporkan mulai memantau situasi, sementara psikolog sosial mengingatkan pentingnya menjaga batas antara kritik publik dan perundungan digital.

“Era media sosial membuat setiap individu bisa jadi hakim, jaksa, sekaligus algojo. Tapi keadilan sejati tidak lahir dari amarah kolektif, melainkan dari proses yang adil dan manusiawi,” ungkap Dr. Rina Wijaya, psikolog sosial dari Universitas Indonesia.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya