Polisi Patwal Diprotes Warga karena Parkir di Jalur Khusus Disabilitas Bandara Juanda, Netizen: Reformasi Dimulai dari Hal Kecil!

Polisi Patwal Diprotes Warga karena Parkir di Jalur Khusus Disabilitas Bandara Juanda, Netizen: Reformasi Dimulai dari Hal Kecil!

Kriminal Garis Polisi--

Polisi Patwal Diprotes Warga karena Parkir di Jalur Khusus Disabilitas Bandara Juanda, Netizen: Reformasi Dimulai dari Hal Kecil!

Sebuah insiden di Terminal 1A Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi sorotan publik setelah dua anggota Polisi Patroli dan Pengawalan (Patwal) kedapatan memarkir kendaraan dinasnya di area drop-off khusus penumpang disabilitas. Aksi tersebut memicu protes keras dari seorang warga yang kebetulan menyaksikan kejadian itu, dan videonya pun viral di media sosial.



Peristiwa yang terjadi pada Minggu (26/10/2025) malam itu terekam dalam sebuah unggahan di akun Twitter @sharpandshark pada 27 Oktober 2025. Dalam video berdurasi sekitar dua menit tersebut, terlihat mobil patwal berwarna putih dengan lampu rotator terparkir di jalur yang jelas-jelas diberi marka cat biru dan bertuliskan “Disabilitas”. Jalur tersebut memang secara khusus disediakan untuk memudahkan penumpang disabilitas turun dari kendaraan, dengan batas waktu parkir hanya 5–10 menit.

Namun, alih-alih segera pergi, kendaraan patwal tersebut justru berhenti cukup lama, memicu kemarahan seorang pria yang kemudian menegur para petugas tersebut secara langsung.

“Presiden Pun Tidak Berhak Parkir di Sini!”
Dengan nada tegas namun tetap sopan, pria tersebut menegaskan bahwa area tersebut bukan untuk sembarang kendaraan—bahkan kendaraan dinas sekalipun.


“Pak, Pak Anton dan Pak driver Pak Haryadi, ini disabilitas. Tidak berhak angkutan apapun—Presiden pun gak berhak ini. Ini disabilitas!” ujarnya tegas dalam video yang kini telah ditonton lebih dari 38.400 kali.

Ia menambahkan bahwa fasilitas umum seperti jalur drop-off disabilitas harus dihormati dan digunakan sesuai peruntukannya. Menurutnya, tidak ada alasan bagi kendaraan non-disabilitas untuk memanfaatkan area tersebut, apalagi tanpa urgensi mendesak.

“Jenengan yang buat undang-undang, ini fasilitas umum. Ini drop only hanya untuk 5 sampai 10 menit. Mohon digeser. Ini disabilitas—tidak ada satu orang pun yang bisa kecuali bapak disabilitas. Bisa berjalan? Bisa,” lanjutnya, menunjuk bahwa petugas patwal tersebut tampak sehat dan tidak memerlukan akses khusus.

Warga Minta Patwal Pindah ke Area VIP atau Parkir Umum
Pria tersebut bahkan menawarkan solusi konkret: jika memang perlu menunggu, para petugas bisa memarkir kendaraan di area VIP atau tempat parkir yang tersedia di ujung terminal.

“Untuk VIP ada di sana, atau di ujung sana. Kalau parkir mobil di sana, masih luas. Tidak ada urgensi. Ada gak urgensinya? Maka monggo, saya tunggu di sini. Kalau gak dipindah, saya gak akan keluar. Saya akan di sini terus. Kepentingannya gak ada, Pak—ini disabilitas, loh!”

Ungkapan tersebut mencerminkan kekecewaan masyarakat terhadap praktik penyalahgunaan fasilitas publik oleh aparat, yang seharusnya menjadi teladan dalam menaati aturan.

“Kalau Sudah Dicat dan Diberi Tulisan, Kenapa Masih Dilanggar?”
Yang lebih menohok, pria tersebut juga menyoroti ketidaksensitifan terhadap simbol aksesibilitas yang sudah jelas terpampang.

“Ini percuma dicat kalau gak dipatuhi. Dibiarkan begini aja, semua orang seenaknya. Gak usah ditulis ‘disabilitas’ kalau toh tidak dihargai. Ini bukan area eksekutif atau khusus pejabat—semua pengguna umum sama. Kalau mau parkir VIP, monggo digeser ya. Monggo.”

Pernyataan ini menyentil realitas bahwa meski infrastruktur inklusif sudah dibangun, kesadaran dan kepatuhan masyarakat—termasuk aparat negara—masih jauh dari ideal.

Viral di Medsos, Netizen Desak Reformasi Mental Aparat
Video tersebut langsung menjadi viral dan memicu gelombang diskusi di media sosial. Banyak warganet menyuarakan dukungan terhadap pria pemberani yang menegur polisi tersebut.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya