Anak Menteri Keuangan Tuai Kritik Pedas Usai Sindir Mahasiswa Demo: Nanti Bisa Jadi Tersangka Korupsi

Anak Menteri Keuangan Tuai Kritik Pedas Usai Sindir Mahasiswa Demo: Nanti Bisa Jadi Tersangka Korupsi

Purabaya-Instagram-

Anak Menteri Keuangan Tuai Kritik Pedas Usai Sindir Mahasiswa Demo: Nanti Bisa Jadi Tersangka Korupsi

Nama Yudo Sadewa, putra Menteri Keuangan Republik Indonesia Purbaya Yudhi Sadewa, mendadak menjadi sorotan nasional setelah unggahan videonya di media sosial memicu gelombang kontroversi. Dalam video yang diunggah melalui akun Instagram pribadinya, Yudo melontarkan pernyataan kontroversial terkait mahasiswa yang aktif berdemonstrasi, bahkan menyebut mereka berpotensi menjadi tersangka korupsi di masa depan. Pernyataan tersebut bukan hanya viral dalam hitungan jam, tetapi juga memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, aktivis, hingga warganet.



Pernyataan Provokatif yang Memantik Amarah Publik
Dalam video yang beredar luas sejak Rabu, 22 Oktober 2025, Yudo mengatakan, “Guys, nanti kalau kalian udah lulus kuliah jangan kaget kalau teman kalian yang dulu ikut demo aktif jadi tersangka kasus korupsi. Karena zaman sekarang mahasiswa itu dibayar untuk demo.” Ia bahkan menambahkan bahwa motivasi sebagian mahasiswa turun ke jalan bukan didorong oleh idealisme, melainkan karena “tidak kebagian jatah.”

Pernyataan ini langsung memicu kemarahan luas. Banyak pihak menilai bahwa Yudo melakukan generalisasi berbahaya yang tidak hanya merendahkan perjuangan mahasiswa, tetapi juga mengabaikan kompleksitas gerakan sosial di Indonesia. Padahal, sejarah mencatat bahwa mahasiswa kerap menjadi garda terdepan dalam menuntut keadilan, transparansi, dan akuntabilitas pemerintah.

Reaksi Warganet: Antara Kecaman dan Kritik Sopan
Media sosial pun dibanjiri berbagai respons. Sebagian besar netizen mengecam keras pernyataan Yudo, menyebutnya sebagai bentuk ketidaktahuan terhadap realitas sosial-politik di Tanah Air. Salah satu komentar viral menyatakan, “Mas, pernyataan seperti ini sepantasnya hanya jadi obrolan antar teman atau keluarga—bukan konsumsi publik. Jatuhnya Anda dan keluarga yang rugi.”


Ada pula yang menyindir dengan nada sarkastik: “Ternyata lawan Pak Purbaya sebenarnya adalah komentar anaknya sendiri di sosmed.” Sindiran ini mengacu pada potensi dampak negatif terhadap citra profesional sang menteri, yang dikenal sebagai sosok teknokrat dengan reputasi bersih di lingkungan birokrasi keuangan negara.

Namun, tak sedikit pula yang memberikan pandangan lebih seimbang. Seorang pengguna media sosial menulis, “Memang betul ada oknum mahasiswa yang dimanfaatkan atau dibayar, tapi jangan disamaratakan. Masih banyak perjuangan mahasiswa yang tulus dan berdasarkan prinsip.” Pendapat ini mencerminkan kesadaran publik bahwa isu “demo bayaran” memang pernah mencuat, tetapi tidak bisa dijadikan alasan untuk mendiskreditkan seluruh gerakan mahasiswa.

Konteks Sosial-Politik: Mahasiswa dan Peran Sejarahnya
Sejak era Reformasi 1998, mahasiswa Indonesia dikenal sebagai kekuatan moral yang mampu menggoyahkan kekuasaan otoriter. Gerakan mereka kerap menjadi katalisator perubahan, mulai dari penurunan Soeharto hingga berbagai reformasi kebijakan di era pasca-Reformasi. Meski tidak bisa dipungkiri bahwa dinamika politik kontemporer membawa tantangan baru—termasuk potensi infiltrasi kepentingan politik praktis—namun menggeneralisasi seluruh demonstran sebagai “calon koruptor” justru mengaburkan esensi perjuangan demokrasi.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya