Tomiichi Murayama Sakit Apa? Benarkah Akibat Serangan Jantung? Inilah Kronologi Tewasnya Mantan Perdana Menteri Jepang di Usia 101 Tahun

Tomii-Instagram-
Warisan Perdamaian yang Tak Pernah Padam
Setelah mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri pada Januari 1996 dan pensiun dari dunia politik pada tahun 2000, Murayama tidak benar-benar “berhenti”. Ia tetap aktif sebagai duta perdamaian, kerap memberikan kuliah umum, menulis memoar, dan terlibat dalam dialog lintas batas—terutama dengan Korea Utara, negara yang jarang disentuh oleh politisi Jepang lainnya.
Ia percaya bahwa perdamaian tidak bisa dibangun tanpa pengakuan jujur atas masa lalu. Dan dalam era di mana nasionalisme kembali menguat di berbagai belahan dunia, pesan Murayama justru semakin relevan.
Kenangan yang Abadi
Kematian Tomiichi Murayama di usia 101 tahun bukan hanya akhir dari kehidupan seorang negarawan, tetapi juga pengingat akan pentingnya keberanian moral dalam kepemimpinan. Di tengah polarisasi politik global saat ini, figur seperti Murayama—yang memilih rekonsiliasi daripada retorika kebencian—menjadi semakin langka.
Presiden Korea Selatan, Perdana Menteri Tiongkok, dan berbagai organisasi HAM internasional telah menyampaikan belasungkawa, mengakui kontribusinya terhadap perdamaian regional. Di Jepang sendiri, generasi muda kini kembali menggali warisannya, melihatnya bukan hanya sebagai mantan PM, tapi sebagai simbol integritas dan keberanian sejarah.
Tomiichi Murayama mungkin telah tiada, tetapi “Pernyataan Murayama” akan terus hidup—sebagai mercusuar moral bagi bangsa-bangsa yang ingin berdamai dengan masa lalunya demi masa depan yang lebih damai.