Trans7 Digempur Tagar Boikot Usai Tayangkan Konten Kontroversial di Xpose Uncensored: Siapa Produser dan Direktur Utama di Balik Layar?

Trans7-Instagram-
Trans7 Digempur Tagar Boikot Usai Tayangkan Konten Kontroversial di Xpose Uncensored: Siapa Produser dan Direktur Utama di Balik Layar?
Stasiun televisi nasional Trans7 kini menjadi sorotan tajam publik Tanah Air. Gelombang kecaman mengalir deras di berbagai platform media sosial, terutama setelah tayangan Xpose Uncensored menyiarkan konten yang dianggap melecehkan kiai dan pondok pesantren (ponpes), khususnya Ponpes Lirboyo di Kediri, Jawa Timur.
Tagar #BoikotTrans7 pun meledak di Twitter (X), Instagram, hingga Facebook. Netizen, tokoh agama, alumni pesantren, hingga organisasi kemasyarakatan bersatu mengecam tayangan tersebut yang dinilai tidak hanya tidak sensitif, tetapi juga menghina martabat para ulama dan institusi pendidikan Islam yang selama ini menjadi pilar moral bangsa.
Konten “Xpose Uncensored” Picu Kemarahan Santri dan Kiai
Pemicu utama kemarahan publik berasal dari tayangan Xpose Uncensored yang menampilkan narasi bernada merendahkan terhadap sosok Kiai Haji Anwar Manshur, pengasuh Ponpes Lirboyo sekaligus Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Konten tersebut dianggap menyudutkan, menyebarkan informasi tidak akurat, dan menggunakan diksi yang provokatif.
Akun Twitter @na_dirs menjadi salah satu suara lantang yang mengkritik keras tayangan itu. Dalam unggahannya, ia menulis:
“TRANS7 MENAMPAR WAJAH SANTRI MENJELANG HARI SANTRI NASIONAL.”
Ungkapan itu bukan sekadar retorika. Menjelang peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober, tayangan tersebut justru dianggap sebagai “kado pahit” bagi jutaan santri dan keluarga besar pesantren di seluruh Indonesia.
Gus Nadir—nama populer dari Nadirsyah Hosen, seorang akademisi dan tokoh muda NU—juga turut angkat suara. Ia menegaskan bahwa klaim “salah tayang” atau “kesalahan teknis” tidak bisa menjadi alasan untuk membenarkan penghinaan terhadap kiai dan institusi pesantren.
“Ini bukan soal salah edit atau kekeliruan redaksi biasa. Ini soal sikap dan etika media terhadap tokoh agama yang dihormati jutaan umat,” tegas Gus Nadir dalam unggahan yang viral.
Publik Desak Pemilik CT Corp Turun Tangan
Kemarahan publik tidak hanya ditujukan kepada tim produksi Xpose, tetapi juga merembet ke pucuk pimpinan perusahaan induk Trans7, yaitu CT Corp yang dimiliki oleh pengusaha ternama Chairul Tanjung. Banyak pihak menuntut agar Chairul Tanjung segera mengambil sikap tegas, termasuk memberikan sanksi internal dan memastikan kejadian serupa tidak terulang.
Namun, di tengah badai kritik, muncul pertanyaan yang terus menggema: Siapa sebenarnya produser acara “Xpose Uncensored” dan siapa Direktur Utama Trans7 yang bertanggung jawab atas tayangan kontroversial ini?
Profil Lengkap Jajaran Eksekutif Trans7
Berdasarkan data terbaru dari sumber internal dan publikasi resmi perusahaan, berikut daftar lengkap jajaran manajemen Trans7:
President Director (Direktur Utama): Atiek Nur Wahyuni
Production Director: Andi Chairil Edward
Finance Deputy Division Head: Iswarini Gitaanjal
Sales Division Head: Fillis Dilan Panorama
Production Facilities Division Head: Budhisatata Ishak Koesen
Finance & Resources Management Director: Ch. Suswati Handayani
HR & GS Division Head: Antonius Refijanto
Sales Division Head (tambahan): Muhammad Ridha
Marketing Division Head: Mayang Widi Anjani
Production Division Head: Mohammad Ikhsan S
Dari daftar tersebut, Andi Chairil Edward, yang menjabat sebagai Production Director, disebut-sebut sebagai salah satu tokoh kunci di balik produksi Xpose Uncensored. Ia juga menjadi wajah yang muncul mewakili Trans7 dalam permohonan maaf resmi.
Permohonan Maaf dan Langkah Korektif Trans7
Merespons gelombang protes, Trans7 akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi melalui akun Instagram resminya, @officialtrans7. Dalam unggahan tersebut, pihak stasiun televisi menyampaikan permohonan maaf secara terbuka.
“Kami menyatakan permohonan maaf kepada Kyai dan keluarga, Para Pengasuh, Santri, serta Alumni dari Pondok Pesantren Lirboyo khususnya, dan Seluruh Keluarga Besar Pondok Pesantren di Indonesia,” tulis akun tersebut.
Andi Chairil Edward, mewakili manajemen, mengakui adanya kelalaian dalam proses sensor dan verifikasi konten. Ia mengatakan bahwa tim produksi gagal melakukan telaah mendalam terhadap sensitivitas materi yang ditayangkan.
Lebih lanjut, Trans7 juga telah mengambil langkah konkret dengan menghubungi langsung keluarga Kiai Haji Anwar Manshur. Pada malam hari tanggal 13 Oktober 2025, perwakilan Trans7 bertemu dengan Gus Adib, salah satu putra Kiai Anwar, untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
Tuntutan Publik: Evaluasi Total dan Transparansi
Meski permohonan maaf telah disampaikan, banyak pihak menilai bahwa itu belum cukup. Organisasi kemahasiswaan, alumni pesantren, dan tokoh masyarakat mendesak Trans7 untuk: