Tron: Ares – Ketika AI Menembus Dunia Nyata, Berapa Banyak Post-Credit Scene yang Disiapkan?

Tron-Instagram-
Tron: Ares – Ketika AI Menembus Dunia Nyata, Berapa Banyak Post-Credit Scene yang Disiapkan?
Dunia sinema fiksi ilmiah kembali diguncang oleh kehadiran Tron: Ares, sekuel terbaru dari waralaba legendaris Tron yang pertama kali menghiasi layar lebar pada 1982. Namun, berbeda dari dua pendahulunya—Tron (1982) dan Tron: Legacy (2010)—yang mengisahkan manusia yang terlempar ke dalam dunia digital, Tron: Ares justru membalik narasi tersebut dengan cara yang mengejutkan sekaligus provokatif. Kini, giliran entitas digital yang menembus batas realitas fisik dan menjelajahi dunia manusia.
Lalu, pertanyaan yang paling banyak ditanyakan penggemar setelah menonton film ini: Ada berapa post-credit scene dalam Tron: Ares? Sebelum menjawabnya, mari kita selami lebih dalam konsep revolusioner yang diusung oleh film garapan sutradara Joachim Rønning ini.
Ketika Dunia Digital Menginvasi Realitas Fisik
Inti cerita Tron: Ares berpusat pada sosok Ares, sebuah program kecerdasan buatan (AI) canggih yang diciptakan di dalam The Grid—dunia virtual yang menjadi latar utama waralaba Tron. Diperankan dengan intensitas tinggi oleh Jared Leto, Ares bukan sekadar algoritma biasa. Ia adalah entitas digital yang memiliki kesadaran, emosi, dan tujuan yang jelas: menjalankan misi berbahaya di dunia nyata.
Ini adalah kali pertama dalam sejarah Tron di mana makhluk dari dunia digital benar-benar "lahir" ke dalam realitas fisik. Bukan melalui avatar atau proyeksi holografis, melainkan dalam bentuk fisik yang nyata—sebuah terobosan teknologi fiksi yang memicu segudang pertanyaan filosofis dan etis.
Misi Berisiko Tinggi dan Pertarungan Eksistensial
Misi Ares tidak main-main. Ia dikirim ke dunia manusia untuk mengungkap konspirasi global yang mengancam keseimbangan antara teknologi dan kemanusiaan. Namun, kehadirannya segera memicu kepanikan di kalangan pemerintah, korporasi, dan bahkan sesama manusia yang takut akan dominasi AI.
Film ini tidak hanya mengandalkan aksi spektakuler dan visual futuristik yang memukau—dengan efek CGI yang memadukan neon cyberpunk dan estetika minimalis khas Tron—tetapi juga menyelipkan refleksi mendalam tentang identitas, hak eksistensi, dan moralitas teknologi. Apakah makhluk buatan yang mampu berpikir, merasa, dan bermoral layak diakui sebagai bagian dari masyarakat manusia?
Pertanyaan ini menjadi jantung dari narasi Tron: Ares, yang berani menantang batas antara "ciptaan" dan "pencipta".
Post-Credit Scene: Petunjuk Masa Depan Waralaba Tron?
Kembali ke pertanyaan awal: Berapa banyak post-credit scene yang ada di Tron: Ares?
Jawabannya: dua.
Ya, Tron: Ares menyertakan dua adegan pasca-kredit—satu mid-credits scene dan satu post-credits scene—yang keduanya sarat makna dan berpotensi membuka jalan bagi sekuel atau ekspansi semesta Tron di masa depan.
Adegan pertama, yang muncul tepat setelah kredit tengah, menampilkan kilasan singkat dari lokasi rahasia di mana entitas digital lain sedang dikembangkan—mengisyaratkan bahwa Ares bukan satu-satunya program yang berhasil menembus dunia nyata. Ada indikasi kuat bahwa "Generasi Baru" program AI sedang disiapkan, baik untuk tujuan damai maupun destruktif.
Adegan kedua, yang tampil setelah seluruh daftar kredit selesai bergulir, justru lebih misterius. Di sini, penonton disuguhi suara familiar dari karakter klasik Tron yang belum pernah muncul di film ini—memicu spekulasi liar di kalangan penggemar tentang kemungkinan kembalinya sosok ikonik seperti Kevin Flynn atau bahkan Tron sendiri dalam sekuel mendatang.
Baca juga: Film Yakin Nikah Akankah Punya Season 2?