Benarkah K.H. M. Anwar Manshur Pendiri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri?

Anwar-Instagram-
Tradisi “kerja bakti” atau khidmah memang sudah mendarah daging di Lirboyo. Bagi para santri, membantu pembangunan pondok bukan sekadar tugas fisik, melainkan bentuk pengabdian spiritual. Mereka percaya bahwa setiap tetes keringat yang dikeluarkan untuk membangun sarana ibadah dan pendidikan akan menjadi tabungan pahala di akhirat.
Antara Tradisi dan Standar Keselamatan Modern
Namun, di era digital dan kesadaran HAM yang semakin tinggi, praktik semacam ini memang perlu dikaji ulang. Bukan berarti tradisi khidmah harus dihapus, melainkan harus diselaraskan dengan standar keselamatan kerja modern. Para santri yang ikut membantu sebaiknya tetap diberikan pengawasan ketat, pelatihan dasar, dan perlengkapan pelindung minimal.
Pihak pondok tampaknya menyadari hal ini. Dalam pernyataannya, Kiai Muid menegaskan bahwa keselamatan santri adalah prioritas utama, dan semua kegiatan konstruksi tetap diawasi oleh tim teknis profesional.
Lirboyo: Simbol Perpaduan Antara Spiritualitas dan Kemandirian
Kontroversi video pengecoran ini sejatinya membuka jendela lebih luas bagi masyarakat awam untuk memahami budaya pesantren yang unik. Di Lirboyo, pendidikan bukan hanya soal menghafal kitab atau shalat berjamaah, tapi juga tentang membangun karakter melalui kerja nyata.
Pondok Pesantren Lirboyo bukan milik satu orang. Ia adalah warisan kolektif umat, dibangun oleh para ulama terdahulu, dirawat oleh generasi kini, dan dipersembahkan untuk generasi mendatang. Dan di balik setiap tembok yang berdiri kokoh, ada doa, keringat, dan harapan ribuan santri yang ingin menjadikan dunia—dan akhirat—lebih baik.