Mengapa SPBU Swasta Batalkan Pembelian BBM Pertamina? Ini Penjelasan Lengkap Soal Etanol yang Jadi Biang Kerok

Mengapa SPBU Swasta Batalkan Pembelian BBM Pertamina? Ini Penjelasan Lengkap Soal Etanol yang Jadi Biang Kerok

tanda tanya-BlenderTimer BlenderTimer-

Selain itu, etanol memiliki nilai oktan yang tinggi (sekitar 113 RON), yang secara teori bisa meningkatkan efisiensi pembakaran. Namun, nilai energi etanol lebih rendah dibanding bensin murni, sehingga konsumsi bahan bakar bisa sedikit meningkat—artinya, mobil bisa lebih boros.

Mengapa SPBU Swasta Menolak BBM dengan Etanol 3,5%?
Kembali ke kasus SPBU swasta seperti VIVO dan BP-AKR, keengganan mereka menerima BBM dengan kandungan etanol 3,5% kemungkinan besar berkaitan dengan standar kualitas internal dan komitmen terhadap pelanggan. Merek-merek internasional ini biasanya menerapkan spesifikasi bahan bakar yang sangat ketat, sesuai dengan standar global yang digunakan di negara asal mereka.



Jika BBM yang mereka jual tidak sesuai spesifikasi—misalnya karena adanya etanol yang tidak diantisipasi—maka hal ini bisa berisiko terhadap garansi kendaraan, performa mesin, dan kepuasan pelanggan. Di sisi lain, mereka juga mungkin belum memiliki infrastruktur yang memadai untuk menyimpan dan mendistribusikan BBM berbasis etanol, karena etanol memerlukan penanganan khusus untuk mencegah kontaminasi air dan degradasi material.

Perlu dicatat bahwa BBM dengan etanol 3,5% sebenarnya masih di bawah ambang batas E10, yang umum digunakan di banyak negara. Namun, perbedaan standar teknis dan kebijakan perusahaan membuat keputusan ini menjadi wajar dari sisi bisnis dan teknis.

Baca juga: Nonton Genie, Make a Wish Episode 7-8 Sub Indo di Netflix Bukan LK21: Song Hye Kyo jadi Jini Versi Korea


Apa Kata Pertamina?
Hingga berita ini diturunkan, pihak Pertamina belum memberikan pernyataan resmi yang rinci terkait pembatalan pembelian oleh SPBU swasta tersebut. Namun, sumber internal mengungkapkan bahwa BBM impor yang mengandung etanol tersebut merupakan bagian dari upaya diversifikasi pasokan dan mendukung program pemerintah dalam penggunaan energi hijau.

Pertamina menegaskan bahwa kandungan etanol 3,5% masih aman digunakan untuk kendaraan bermotor di Indonesia, terutama karena mayoritas kendaraan modern sudah dirancang untuk menoleransi campuran etanol hingga 10%. Namun, perusahaan juga menghormati keputusan mitra bisnis yang memiliki standar berbeda.

Pentingnya Transparansi dan Edukasi Konsumen
Kasus ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya transparansi informasi kepada konsumen. Masyarakat perlu tahu apa saja kandungan dalam BBM yang mereka beli, terutama jika ada perubahan formulasi. Di sisi lain, pemerintah dan pelaku industri harus terus melakukan edukasi publik tentang manfaat dan risiko penggunaan bioetanol dalam bahan bakar.

Dengan semakin berkembangnya teknologi kendaraan dan tuntutan terhadap keberlanjutan lingkungan, integrasi biofuel seperti etanol ke dalam sistem energi nasional adalah langkah yang tak terhindarkan. Namun, transisi ini harus dilakukan secara bertahap, terukur, dan dengan mempertimbangkan kesiapan seluruh ekosistem—mulai dari produsen, distributor, hingga pengguna akhir.

 

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya