Mengapa SPBU Swasta Batalkan Pembelian BBM Pertamina? Ini Penjelasan Lengkap Soal Etanol yang Jadi Biang Kerok

tanda tanya-BlenderTimer BlenderTimer-
Mengapa SPBU Swasta Batalkan Pembelian BBM Pertamina? Ini Penjelasan Lengkap Soal Etanol yang Jadi Biang Kerok
Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta, termasuk merek ternama seperti VIVO dan BP-AKR, dikabarkan membatalkan rencana pembelian bahan bakar minyak (BBM) dari PT Pertamina (Persero). Keputusan mengejutkan ini bukan tanpa alasan. Penyebab utamanya ternyata terletak pada kandungan etanol sebesar 3,5 persen yang ditemukan dalam BBM impor yang disediakan oleh BUMN energi tersebut.
Padahal, sebelumnya pihak-pihak tersebut telah menyepakati kerja sama pembelian BBM dari Pertamina. Namun, setelah dilakukan uji kualitas, mereka menilai bahwa kandungan etanol tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang mereka tetapkan untuk BBM yang dijual di jaringan SPBU mereka. Hal ini pun memicu kekhawatiran terkait kompatibilitas bahan bakar dengan kendaraan konsumen serta potensi risiko terhadap sistem mesin.
Lantas, apa sebenarnya etanol itu? Mengapa keberadaannya bisa menjadi masalah besar bagi sejumlah SPBU swasta? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Apa Itu Etanol? Kenali Senyawa Organik yang Sering Jadi Bahan Bakar Alternatif
Etanol, yang juga dikenal sebagai alkohol etil, adalah senyawa organik dengan rumus kimia C₂H₅OH. Senyawa ini merupakan cairan tidak berwarna, mudah menguap, dan memiliki aroma khas yang sering kita kenali dari minuman beralkohol atau cairan pembersih tangan.
Secara alami, etanol dihasilkan melalui proses fermentasi gula oleh mikroorganisme seperti ragi (yeast) atau bakteri tertentu. Proses ini telah digunakan selama ribuan tahun dalam pembuatan minuman beralkohol seperti bir, anggur, dan arak. Namun, di era modern, peran etanol jauh melampaui dunia minuman—ia kini menjadi salah satu bahan bakar alternatif yang paling banyak diteliti dan digunakan di berbagai negara.
Etanol dalam Industri: Lebih dari Sekadar Minuman Beralkohol
Selain sebagai bahan dasar minuman beralkohol, etanol memiliki beragam aplikasi industri yang sangat luas. Di sektor kosmetik dan perawatan pribadi, etanol digunakan sebagai pelarut, pengawet, dan agen pembersih dalam produk seperti parfum, toner wajah, dan hand sanitizer. Sifat antibakterinya membuat etanol sangat efektif dalam membunuh kuman.
Di bidang farmasi, etanol juga menjadi komponen penting dalam pembuatan obat-obatan cair, tincture, dan larutan antiseptik. Bahkan, dalam dunia kimia, etanol sering digunakan sebagai pelarut universal karena kemampuannya melarutkan berbagai senyawa organik maupun anorganik.
Namun, salah satu peran paling strategis etanol di abad ke-21 adalah sebagai bahan bakar bio. Di banyak negara, termasuk Brasil, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa, etanol dicampurkan ke dalam bensin untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Etanol sebagai Campuran BBM: Manfaat dan Tantangannya
Penggunaan etanol dalam bahan bakar kendaraan biasanya dalam bentuk campuran, seperti E5 (5% etanol + 95% bensin), E10, atau bahkan E85 untuk kendaraan yang dirancang khusus (flex-fuel). Di Indonesia, pemerintah sebenarnya telah mendorong penggunaan bioetanol sebagai bagian dari program energi terbarukan dan upaya menekan impor BBM.
Namun, tidak semua kendaraan dirancang untuk menoleransi kandungan etanol yang tinggi. Etanol bersifat higroskopis, artinya ia mudah menyerap air dari lingkungan. Jika terlalu banyak air masuk ke dalam tangki bahan bakar, hal ini bisa menyebabkan korosi pada komponen logam, kerusakan pada sistem injeksi bahan bakar, atau bahkan gangguan pada performa mesin.