Syarat Kesehatan Rekrutmen PLN 2025: Ini Standar BMI, Ukuran Celana, dan Tips Lolos Medical Check-Up yang Wajib Kamu Tahu!

Pln-Instagram-
Syarat Kesehatan Rekrutmen PLN 2025: Ini Standar BMI, Ukuran Celana, dan Tips Lolos Medical Check-Up yang Wajib Kamu Tahu!
Perusahaan Listrik Negara (PLN), salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) paling bergengsi di Indonesia, kembali membuka lowongan kerja pada tahun 2025. Tak heran jika animo masyarakat begitu tinggi—ribuan pelamar berlomba-lomba memenuhi syarat seleksi, termasuk melewati serangkaian tes kesehatan yang dikenal cukup ketat.
Namun, tahukah kamu bahwa salah satu faktor penentu kelulusan dalam rekrutmen PLN bukan hanya kompetensi akademik atau psikotes, melainkan juga kondisi fisik dan kesehatan calon pegawai? Banyak pelamar gagal di tahap akhir karena tidak memenuhi standar medis, terutama terkait Body Mass Index (BMI) dan ukuran tubuh tertentu, seperti lingkar perut.
Untuk membantumu mempersiapkan diri secara maksimal, berikut ulasan lengkap mengenai standar kesehatan rekrutmen PLN 2025, berdasarkan pengalaman nyata pelamar dan informasi terkini yang relevan dengan praktik seleksi BUMN saat ini.
Pengalaman Nyata: Dari Psikotes Langsung ke Medical Check-Up
Erfan Prihadana, seorang blogger yang pernah mengikuti proses rekrutmen PLN, membagikan pengalamannya yang cukup menegangkan namun inspiratif. Setelah berhasil melewati tahap psikotes, ia langsung diarahkan ke laboratorium kesehatan resmi yang bekerja sama dengan PLN untuk menjalani medical check-up menyeluruh.
“Sesi kesehatan ini benar-benar komprehensif. Mereka tidak hanya mengukur tekanan darah atau tes darah, tapi juga memeriksa postur tubuh, keseimbangan, hingga kondisi organ dalam,” ungkapnya.
Salah satu aspek paling krusial dalam pemeriksaan tersebut adalah pengukuran tinggi dan berat badan untuk menghitung Body Mass Index (BMI)—indikator utama yang digunakan PLN dalam menilai kelayakan fisik calon pegawai.
Apa Itu BMI dan Mengapa PLN Sangat Memperhatikannya?
BMI atau Indeks Massa Tubuh adalah perhitungan sederhana yang membandingkan berat badan seseorang terhadap tinggi badannya. Rumusnya:
BMI = Berat Badan (kg) / (Tinggi Badan (m))²
Menurut standar kesehatan dunia (WHO), kategori BMI yang ideal berkisar antara 18,5 hingga 24,9. Angka di atas 25 dianggap kelebihan berat badan (overweight), sementara di atas 30 termasuk obesitas.
Dalam konteks rekrutmen PLN, peserta dengan BMI di atas 25 berisiko tidak lolos tahap kesehatan. Mengapa? Karena PLN menilai bahwa karyawan dengan BMI normal cenderung memiliki daya tahan tubuh lebih baik, risiko penyakit kronis lebih rendah, dan kemampuan fisik optimal—faktor penting mengingat banyak posisi di PLN menuntut aktivitas lapangan yang cukup berat.
Sebagai contoh, Erfan menjelaskan bahwa dengan tinggi badan 165 cm dan berat 64 kg, BMI-nya adalah 23,5—masih dalam kategori sehat dan aman untuk lolos seleksi.
Ukuran Celana dan Lingkar Perut: Faktor Tersembunyi yang Sering Diabaikan
Selain BMI, ada satu parameter lain yang sering luput dari perhatian pelamar: lingkar perut. Dalam praktiknya, tim medis PLN biasanya mengukur lingkar pinggang sebagai indikator lemak perut, yang berkaitan erat dengan risiko penyakit jantung dan diabetes.
Berdasarkan pengalaman Erfan dan informasi dari sumber internal PLN, lingkar perut ideal untuk pria tidak boleh melebihi 90 cm, sedangkan untuk wanita maksimal 80 cm. Jika melebihi batas tersebut, meski BMI-nya normal, pelamar tetap berisiko ditolak karena dianggap memiliki distribusi lemak visceral yang berbahaya.
“Saya sempat kaget saat mereka mengukur pinggang dengan meteran. Ternyata ukuran celana yang kamu pakai juga jadi pertimbangan—bukan soal merek, tapi soal proporsi tubuh,” tambahnya.
Rangkaian Tes Kesehatan Lengkap dalam Rekrutmen PLN 2025
Medical check-up PLN bukan sekadar formalitas. Berikut daftar lengkap pemeriksaan yang biasanya dilakukan:
Pengukuran Tinggi & Berat Badan → untuk hitung BMI
Pemeriksaan Tekanan Darah → normal: ≤140/90 mmHg
Tes Penglihatan → minus maksimal -4.00, silinder maksimal -1.00
Pemeriksaan Pendengaran → harus normal, tanpa gangguan signifikan
Pemeriksaan Fisik Umum → termasuk varises, ambeien, hernia, dan kelainan kulit
Tes Keseimbangan & Koordinasi → untuk menilai kemampuan motorik
Laboratorium Darah & Urine → cek gula darah, kolesterol, fungsi hati, dan narkoba
Elektrokardiogram (EKG) → untuk memastikan jantung sehat
Erfan sendiri sempat mengalami tekanan darah 140/80 mmHg saat awal pemeriksaan—angka yang berada di ambang batas. Namun, setelah diberi waktu istirahat selama 15 menit dan menenangkan diri, tekanan darahnya turun menjadi 130/80 mmHg, sehingga dinyatakan memenuhi syarat.
“Jangan panik! Stres bisa bikin tekanan darah naik. Tarik napas dalam, minum air putih, dan tenangkan pikiran sebelum tes,” sarannya.