NO Sensor! Video 2 Mahasiswa Unej Inisial MB dan ARS yang Kepergok Lakukan Perbuatan Tak Senonoh di Ruang Sekret UKM 2 Menit 31 Detik, Kini jadi Buruan Natizen!

NO Sensor! Video 2 Mahasiswa Unej Inisial MB dan ARS yang Kepergok Lakukan Perbuatan Tak Senonoh di Ruang Sekret UKM 2 Menit 31 Detik, Kini jadi Buruan Natizen!

Ilustrasi video --

NO Sensor! Video 2 Mahasiswa Unej Inisial MB dan ARS yang Kepergok Lakukan Perbuatan Tak Senonoh di Ruang Sekret UKM 2 Menit 31 Detik, Kini jadi Buruan Natizen!
Skandal di Balik Pintu Sekretariat UKM: Dua Mahasiswa Unej Diduga Lakukan Perbuatan Tak Senonoh, Kampus Gelar Sidang Etik

Universitas Jember (Unej) kembali menjadi sorotan publik menyusul beredarnya kabar mengejutkan terkait dugaan perbuatan tak senonoh yang dilakukan oleh dua mahasiswanya di dalam ruang sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Peristiwa yang terjadi pada Rabu, 17 September 2025 lalu ini bukan hanya mengguncang internal kampus, tetapi juga memicu gelombang diskusi luas di media sosial, terutama di kalangan mahasiswa dan warga Jember.



Kronologi Kejadian yang Menghebohkan
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, insiden tersebut terjadi di salah satu ruang sekretariat UKM yang berlokasi di area kampus Unej. Dua mahasiswa berinisial MB dan ARS—yang hingga kini identitas lengkapnya masih dirahasiakan oleh pihak universitas—dikabarkan kedapatan sedang melakukan perbuatan tidak senonoh oleh sejumlah saksi yang kemudian melaporkannya ke pihak berwenang di lingkungan kampus.

Kejadian ini langsung menjadi viral di berbagai platform media sosial, terutama setelah akun Instagram lokal @Jember.keras membagikan informasi awal mengenai kasus tersebut. Publik pun dibuat penasaran: siapa sebenarnya MB dan ARS? Apa latar belakang mereka? Dan bagaimana respons resmi dari pihak universitas?

Respons Resmi dari Pihak Universitas Jember
Menanggapi isu yang berkembang pesat, pihak Universitas Jember akhirnya angkat suara melalui Lim Fahmi Ilman, Wakil Ketua Tim Kerja Hubungan Masyarakat (Humas) Unej. Dalam keterangannya, Fahmi menyatakan keprihatinan mendalam atas peristiwa yang dinilainya sangat tidak mencerminkan nilai-nilai akademik dan moral yang dijunjung tinggi oleh kampus.


“Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Perilaku semacam itu jelas bertentangan dengan norma kesusilaan, etika akademik, serta kode perilaku mahasiswa yang telah ditetapkan oleh universitas,” ujar Fahmi saat dihubungi via telepon, Kamis (25/9/2025).

Lebih lanjut, Fahmi menegaskan bahwa pihak universitas telah membentuk tim khusus untuk menangani kasus ini secara transparan namun tetap menjaga privasi para pihak yang terlibat. “Kami menghargai proses hukum dan etika akademik. Identitas pelaku sengaja tidak diumumkan secara terbuka demi melindungi hak-hak pribadi mereka, meskipun kasus ini telah menjadi konsumsi publik.”

Proses Sidang Etik dan Status Akademik Pelaku
Pada Rabu, 24 September 2025—tepat seminggu setelah insiden terjadi—Universitas Jember menggelar sidang etik yang melibatkan tim dari Fakultas Pertanian, tempat kedua mahasiswa tersebut terdaftar. Sidang ini bertujuan untuk mengklarifikasi fakta, mendengarkan keterangan dari saksi, serta menentukan bentuk sanksi yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.

Meski proses pemeriksaan telah berlangsung, pihak rektorat hingga kini belum mengumumkan sanksi resmi terhadap kedua mahasiswa tersebut. “Keputusan akhir mengenai sanksi tetap berada di tangan Rektor, setelah mempertimbangkan rekomendasi dari tim etik fakultas,” jelas Fahmi.

Sumber internal menyebutkan bahwa hingga hari ini, MB dan ARS masih aktif mengikuti perkuliahan seperti biasa. Namun, status akademik mereka bisa saja berubah tergantung pada hasil keputusan rektorat. Beberapa kemungkinan sanksi yang bisa diberikan antara lain: peringatan tertulis, skorsing sementara, hingga pemutusan status kemahasiswaan—jika terbukti melanggar berat.

Siapa MB dan ARS? Mahasiswa Baru yang Tersandung Skandal
Meski identitas lengkap keduanya dirahasiakan, sejumlah informasi dari lingkaran dalam kampus mengungkap bahwa MB dan ARS merupakan mahasiswa angkatan 2024, atau dengan kata lain, mereka masih berstatus sebagai mahasiswa baru. Fakta ini menambah keprihatinan, mengingat masa orientasi dan adaptasi di perguruan tinggi seharusnya menjadi momen pembentukan karakter, bukan ajang pelanggaran norma.

Belum diketahui pasti latar belakang keduanya—apakah berasal dari jurusan yang sama atau berbeda, apakah memiliki riwayat organisasi di UKM tersebut, atau apakah ini merupakan tindakan spontan atau terencana. Namun, yang pasti, insiden ini menjadi tamparan keras bagi sistem pengawasan dan pembinaan moral di lingkungan kampus.

Baca juga: ENDING Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih 2025, Apakah Lanjut Season 2?

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya