Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara: Dari Rp1,7 Miliar ke Rp0, Hanya Modal HP dan Sosial Media!

Sherly-Instagram-
Syaratnya hanya dua:
Pemimpin yang mau mendengar, bukan hanya memerintah.
Rakyat yang percaya bahwa suaranya akan didengar.
Sherly membuktikan bahwa ketika ada niat baik dan keterbukaan, teknologi sederhana seperti Instagram, WhatsApp, atau Twitter bisa menjadi alat pemerintahan yang jauh lebih efektif daripada anggaran miliaran rupiah.
Bahkan, ia berencana mengembangkan sistem ini menjadi aplikasi khusus “Malut Road Watch” — platform digital yang memungkinkan warga melaporkan kerusakan jalan secara real-time, dengan sistem verifikasi otomatis dan update progress perbaikan.
Pesan Moral: Pemimpin Sejati Tidak Butuh Banyak Uang, Tapi Butuh Keberanian
Sherly Tjoanda bukan gubernur pertama yang menggunakan medsos. Tapi ia adalah salah satu yang paling berani mengubah budaya birokrasi yang kaku menjadi sesuatu yang hidup, responsif, dan manusiawi.
Ia tidak menghindari tanggung jawab. Ia justru mengambil inisiatif — tanpa menunggu aturan, tanpa menunggu persetujuan panjang, tanpa meminta tambahan anggaran.
Ia membuktikan bahwa kepemimpinan sejati tidak diukur dari seberapa banyak uang yang dibelanjakan, tapi seberapa banyak masalah yang bisa diselesaikan dengan sedikit sumber daya.
Apa Selanjutnya?
Kini, Dinas PU Maluku Utara mulai merevisi prosedur identifikasi infrastruktur. Mereka tidak lagi mengandalkan survei konvensional, tapi mengintegrasikan laporan warga sebagai bagian dari sistem manajemen jalan.
Dan Sherly? Ia tetap rajin membalas DM, memposting update perbaikan jalan, dan bahkan mengundang warga yang melapor untuk ikut hadir di rapat evaluasi.
Sebuah revolusi tenang. Tanpa protes. Tanpa demonstrasi. Hanya dengan satu pesan: “Kalau kamu lihat jalan rusak, kirim saja. Saya akan datang.”