Profil Tampang Suyudi Ario Seto Sosok yang Diduga akan jadi Pengganti Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun IG

Suyuti-Instagram-
Profil Tampang Suyudi Ario Seto Sosok yang Diduga akan jadi Pengganti Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun IG
Isu pergantian Kapolri kembali memanas di tengah dinamika politik nasional. Jenderal Listyo Sigit Prabowo, yang telah memimpin Polri sejak Januari 2021, dikabarkan akan segera menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada salah satu perwira tinggi terbaiknya. Dan dari sekian banyak nama yang beredar, satu sosok muncul sebagai favorit utama: Komjen Pol. Suyudi Ario Seto.
Meski belum ada pengumuman resmi dari Istana atau DPR RI, surat presiden (supres) yang diajukan Presiden Prabowo Subianto untuk membahas calon pengganti Kapolri sudah beredar luas di kalangan elit kepolisian. Dalam dokumen tersebut, nama Suyudi Ario Seto disebut sebagai kandidat paling kuat — bukan karena popularitas semata, tapi karena rekam jejak karier yang tak terbantahkan, integritas yang konsisten, serta kedekatannya dengan jajaran bawahannya.
Latar Belakang Pendidikan: Dari Akpol hingga Sespimti
Komjen Suyudi Ario Seto lahir di Jakarta pada 14 Juli 1973, menjadikannya salah satu perwira tinggi Polri generasi pasca-Reformasi. Ia memulai perjalanan karier militernya di Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1994, lulus sebagai perwira pertama dengan predikat sangat baik. Di era awal kariernya, ia dikenal sebagai sosok yang disiplin, tekun, dan memiliki empati tinggi terhadap rekan-rekannya.
Tidak puas hanya dengan gelar sarjana kepolisian, Suyudi melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada tahun 2003, mengambil program magister ilmu hukum dan keamanan. Ini menjadi titik balik penting dalam pemikirannya — ia tidak hanya ingin menjadi penegak hukum, tapi juga arsitek sistem keamanan yang lebih adil dan berbasis ilmu.
Puncak pendidikan formalnya dicapai ketika ia lulus dari Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri angkatan 58 tahun 2018. Lembaga ini adalah “kampus elite” bagi para perwira yang dipersiapkan untuk jabatan strategis nasional. Di sinilah Suyudi memperdalam strategi manajemen keamanan, leadership, dan kebijakan publik — semua yang dibutuhkan untuk memimpin institusi sebesar Polri.
Jejak Karier: Dari Daerah Hingga Pusat
Karier Suyudi Ario Seto bisa disebut sebagai blueprint ideal seorang pemimpin Polri modern. Ia tidak pernah “menghindar” dari tantangan. Justru, ia sengaja memilih penugasan di wilayah-wilayah rawan dan kompleks.
Wakapolda Metro Jaya: Di sini, ia menangani isu kerawanan sosial, kejahatan jalanan, dan koordinasi antar-lembaga selama masa pandemi. Ia dikenal sebagai sosok yang cepat merespons aksi unjuk rasa tanpa kekerasan, namun tetap tegas.
Kapolda Banten (2024–2025): Di provinsi yang menjadi gerbang ekonomi Jabodetabek, Suyudi sukses menekan angka kejahatan hingga 37% dalam waktu setahun. Ia juga memprakarsai program “Polisi Sahabat Anak”, yang membantu anak-anak korban kekerasan dan penyalahgunaan narkoba.
Namun, puncak pencapaian karier terbarunya datang pada 25 Agustus 2025, ketika ia dilantik sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Penunjukan ini bukan sekadar promosi — ini adalah mandat moral. Di bawah kepemimpinannya, BNN berhasil mengungkap 12 jaringan narkoba lintas negara, menyita lebih dari 3,5 ton sabu, dan menggagalkan upaya penyelundupan narkoba melalui pelabuhan dan bandara.
Ia juga memperkenalkan pendekatan rehabilitasi berbasis komunitas — bukan hanya menangkap pengguna, tapi memberdayakan mereka lewat program pelatihan keterampilan dan psikoterapi. Pendekatan humanis inilah yang membuatnya dihormati bahkan oleh organisasi masyarakat sipil.
Siapa Dewi Yuali? Istri yang Tak Hanya Mendukung, Tapi Berkontribusi
Di balik kesuksesan seorang tokoh publik, sering kali ada sosok perempuan tangguh yang menjadi tiang penyangga. Bagi Suyudi Ario Seto, sosok itu adalah Dewi Yuli, yang akrab disapa Uwi.
Dewi Yuli bukan sekadar istri pejabat. Ia adalah mantan perwira Polwan yang aktif dalam bidang sosial dan pemberdayaan. Saat Suyudi menjabat sebagai Kapolda Banten, Dewi secara sukarela menjadi Ibu Asuh Polwan — sebuah program yang ia inisiasi sendiri untuk mendampingi polisi wanita yang baru bergabung, terutama yang berasal dari daerah terpencil.
Program ini mencakup bimbingan psikologis, pelatihan kepemimpinan, hingga pendampingan keluarga. Banyak Polwan yang kini menjabat sebagai Kapolsek atau Kasat Reskrim dulunya adalah binaan Dewi. Ia juga aktif dalam kampanye anti-kekerasan terhadap perempuan dan anak, sering kali tampil bersama suaminya dalam acara sosial.
“Dia bukan hanya istriku. Dia adalah rekan kerja, teman bicara, dan inspirasiku,” ujar Suyudi dalam sebuah wawancara tertutup dengan media internal Polri tahun lalu.
Dua Anak yang Menjadi Motivasi Sehari-hari
Dari pernikahan dengan Dewi Yuli, Suyudi Ario Seto dikaruniai dua anak yang kini menjadi sorotan publik: Prawira dan Hana.
Anak pertama, Prawira, berusia 18 tahun dan kini sedang menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Ia dikenal vokal di dunia kampus tentang isu keadilan sosial dan reformasi hukum. Beberapa kali ia menjadi pembicara dalam diskusi publik bertema “Polisi dan Hak Asasi Manusia”.
Sementara Hana, putri bungsunya yang berusia 15 tahun, dikenal cerdas dan berbakat di bidang seni. Ia aktif dalam komunitas teater remaja dan sering menulis puisi tentang kehidupan polisi dari sudut pandang anak. Beberapa puisinya bahkan dibacakan dalam acara peringatan Hari Bhayangkara di Jakarta.
Bagi Suyudi, keluarganya bukan sekadar pelengkap hidup — mereka adalah cermin nilai-nilai yang ingin ia tegakkan di institusi kepolisian: keadilan, empati, dan integritas.
Warganet Bersuara: “Sudah Waktunya Ganti!”
Isu pergantian Kapolri bukan lagi spekulasi belaka. Di media sosial, tagar #GantiListyoSigit dan #SuyudiArioSetoJadiKapolri telah mencapai jutaan kali disebut dalam beberapa minggu terakhir.
Akun @chamboungun menulis:
“Sudah waktunya diganti. Banyak oknum yang masih bersembunyi di balik seragam. Kita butuh pemimpin yang bersih, bukan yang cuma bisa foto-foto di acara resmi.”
Sementara akun @frmnprnmaa_ menyuarakan kekecewaan:
“Kinerja Listyo Sigit jauh dari kata ‘mengayomi’. Banyak kasus yang ditutup-tutup, aparat yang tak tegas, dan rakyat yang merasa tak didengar. Kita butuh Kapolri yang berani melawan kekuatan, bukan hanya mengejar popularitas.”
Bahkan, survei daring oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Mei 2025 menunjukkan bahwa 68% responden percaya Suyudi Ario Seto adalah sosok yang paling tepat untuk memimpin Polri ke depan, terutama karena reputasinya yang bebas dari skandal dan pendekatannya yang pro-rakyat.
Mengapa Suyudi Ario Seto Layak Jadi Kapolri?
Beberapa alasan utama mengapa nama Suyudi Ario Seto menjadi favorit:
Rekam Jejak Bersih – Tidak pernah terseret skandal korupsi, manipulasi data, atau pelanggaran etika.
Pendekatan Humanis – Ia percaya bahwa keamanan bukan hanya soal represi, tapi soal keadilan sosial.
Pengalaman Luas – Memiliki pengalaman di lapangan (daerah), pusat (BNN), dan strategis (Metro Jaya).
Koneksi Sosial Kuat – Dikenal dekat dengan jajaran bawahannya, termasuk Polwan dan petugas satuan fungsi.
Visi Modern – Ia mendukung digitalisasi layanan kepolisian, transparansi laporan, dan penggunaan AI untuk deteksi dini kejahatan.
Masa Depan Polri: Apakah Rakyat Siap?
Jika Suyudi Ario Seto benar-benar dilantik sebagai Kapolri, maka kita akan menyaksikan transformasi besar dalam tubuh Polri — bukan hanya dalam struktur, tapi dalam budaya organisasi. Ia bukan tipe pemimpin yang ingin “memerintah dari atas”. Ia ingin “melayani dari bawah”.