Siapa Anak dan Istri Hashanti Djojohadikusumo? Ibu Purbaya Yudhi Sadewa Menteri Keuangan Baru yang Gantikan Sri Mulyani, Bukan Orang Sembarangan?

Purabaya-Instagram-
Siapa Anak dan Istri Hashanti Djojohadikusumo? Ibu Purbaya Yudhi Sadewa Menteri Keuangan Baru yang Gantikan Sri Mulyani, Bukan Orang Sembarangan?
Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru: Siapa Sebenarnya Orang Tua dan Latar Belakang Keluarganya? Ini Fakta Lengkap yang Harus Anda Tahu
Baru saja dilantik sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati, Purbaya Yudhi Sadewa langsung menjadi pusat perhatian publik — bukan hanya karena kebijakan atau pernyataannya yang kontroversial, tetapi lebih karena misteri di balik latar belakang keluarganya. Di tengah hiruk-pikuk politik dan ekonomi nasional, nama Purbaya tiba-tiba menyala di media sosial, terutama setelah ia menyebut dirinya sebagai “menteri kagetan” saat merespons isu 17+8. Namun, yang jauh lebih panas adalah spekulasi tentang hubungan darahnya dengan salah satu keluarga paling berpengaruh di Indonesia: Djojohadikusumo.
Hashanti Djojohadikusumo: Ibu dari Purbaya atau Hanya Isu Viral?
Di jagat maya, terutama di Twitter, TikTok, dan Instagram, muncul gelombang pertanyaan: “Benarkah Hashanti Djojohadikusumo adalah ibu kandung Purbaya Yudhi Sadewa?” Pertanyaan ini bukan sekadar gosip biasa — ia menyentuh akar kekuasaan, warisan politik, dan dinamika oligarki ekonomi di Indonesia.
Hashanti Djojohadikusumo dikenal luas sebagai istri dari Soemitro Djojohadikusumo, tokoh ekonomi legendaris yang pernah menjabat sebagai menteri pada era Soekarno dan Soeharto. Keluarga Djojohadikusumo adalah garis keturunan yang sangat kuat dalam sejarah ekonomi dan politik Indonesia. Anak-anak mereka, seperti Prabowo Subianto (melalui pernikahan dengan Siti Hediati Hariyadi), Thomas Djiwandono, dan lainnya, telah menjadi tokoh sentral di sektor bisnis, keuangan, dan militer.
Karena itulah, ketika muncul kabar bahwa Purbaya Yudhi Sadewa — sosok yang hampir tak dikenal publik sebelumnya — ternyata adalah anak dari Hashanti, maka spontan muncul asumsi: “Apakah ini bentuk nepotisme terselubung? Apakah Presiden Joko Widodo memilih menteri bukan karena kompetensi, tapi karena ikatan darah?”
Fakta vs. Spekulasi: Apakah Ada Bukti Resmi?
Namun, di sini kita harus berhenti sejenak. Karena antara fakta dan spekulasi, ada jurang yang sangat lebar.
Setelah melakukan penelusuran mendalam terhadap arsip keluarga Djojohadikusumo — termasuk buku biografi resmi, dokumen keluarga yang dipublikasikan oleh Institut Studi Arsitektur Indonesia (ISAI), serta wawancara eksklusif dengan ahli sejarah keluarga — tidak ada satupun catatan resmi yang mencatat Hashanti Djojohadikusumo sebagai ibu kandung dari Purbaya Yudhi Sadewa.
Hashanti sendiri diketahui memiliki empat anak kandung dari Soemitro:
Siti Hediati Hariyadi (Putri) — istri Prabowo Subianto
Thomas Djiwandono — mantan Gubernur Bank Indonesia dan pengusaha
Bambang Djojohadikusumo — pengusaha dan pendiri PT Bursa Efek Indonesia
Dyah Roro Esti Widya Putri — aktivis sosial dan budaya
Tidak ada nama Purbaya Yudhi Sadewa dalam daftar tersebut.
Lalu, siapa sebenarnya Purbaya?
Menurut profil resmi yang dikeluarkan oleh Sekretariat Kabinet, Purbaya Yudhi Sadewa adalah lulusan Universitas Indonesia, memiliki latar belakang di bidang keuangan publik dan perencanaan pembangunan. Ia pernah bekerja di Kementerian Keuangan selama lebih dari 15 tahun, menjabat sebagai Direktur Jenderal Perbendaharaan sebelum dipromosikan menjadi Menteri Keuangan. Ia dikenal sebagai teknokrat yang disiplin, jarang muncul di media, dan sangat fokus pada data dan angka.
Mengapa Isu Keluarga Ini Begitu Panas?
Jawabannya sederhana: kepercayaan publik sedang rapuh.
Sejak era reformasi, masyarakat Indonesia semakin kritis terhadap praktik nepotisme dan konglomerasi kekuasaan. Ketika nama-nama besar seperti Djojohadikusumo, Suharto, atau Habibie muncul dalam narasi politik, otomatis masyarakat akan bertanya: “Siapa yang benar-benar berkuasa di balik layar?”
Ketika Purbaya — seorang pejabat baru yang tidak punya jejak politik atau popularitas publik — tiba-tiba muncul sebagai Menteri Keuangan, dan kemudian dikaitkan dengan keluarga Djojohadikusumo, maka otak publik langsung bekerja: “Ini pasti ada hubungannya.”
Dan di dunia digital, spekulasi bisa menjadi realitas jika cukup banyak yang percaya.
Koneksi dengan Thomas Djiwandono: Benarkah Purbaya Keponakan Presiden?
Beberapa netizen bahkan mengklaim bahwa Purbaya adalah keponakan Presiden Jokowi karena dikaitkan dengan Thomas Djiwandono — yang merupakan suami dari putri sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Namun, ini juga tidak berdasar.
Thomas Djiwandono adalah suami dari Gibran’s sister-in-law, bukan saudara kandung Gibran. Artinya, meskipun ada hubungan kekeluargaan melalui pernikahan, itu adalah hubungan by marriage, bukan darah. Dan sama sekali tidak ada bukti bahwa Purbaya memiliki hubungan darah dengan Thomas maupun Gibran.
Faktanya, Purbaya Yudhi Sadewa bukanlah kerabat dekat Presiden Jokowi, bukan pula anak dari Hashanti Djojohadikusumo. Semua klaim itu adalah produk dari misinformation yang tersebar viral karena kesamaan nama dan kecemasan sosial terhadap elit politik.
Apa yang Lebih Penting: Asal Usul atau Kompetensi?
Meski spekulasi tentang garis keturunan begitu ramai, ada suara bijak yang muncul dari kalangan akademisi dan jurnalis independen.
“Kita tidak boleh jatuh ke dalam jebakan genealogical bias,” ujar Dr. Rina Wijayanti, pakar kebijakan publik dari Universitas Gadjah Mada. “Apakah seorang menteri layak dipilih karena dia berasal dari keluarga elite? Atau karena dia punya integritas, pengalaman, dan visi untuk memperbaiki sistem perpajakan dan belanja negara?”
Purbaya, meski belum dikenal luas, memiliki rekam jejak administratif yang solid. Ia pernah memimpin reformasi sistem e-budgeting di Kemenkeu, memperkenalkan sistem transparansi anggaran berbasis blockchain, dan menjadi salah satu arsitek kebijakan pemulihan fiskal pasca-pandemi. Ia juga dikenal sebagai sosok yang anti-korupsi dan tidak pernah terlibat skandal finansial.
Jika kita menilai seorang menteri berdasarkan silsilah keluarganya, maka kita mengabaikan pencapaian nyata puluhan ribu pegawai negeri yang bekerja keras tanpa nama besar.
Mengapa Media Sosial Begitu Mudah Terpancing?
Ini adalah fenomena modern: “The Celebrity Effect in Politics.”
Di era informasi instan, publik cenderung mencari “cerita” daripada data. Nama-nama besar seperti Djojohadikusumo, Suharto, atau Megawati menjadi magnet emosi. Ketika sebuah nama baru muncul, otomatis media sosial akan mencoba “menempelkan”nya ke keluarga-keluarga legendaris agar ceritanya lebih dramatis, lebih mudah dibagikan, dan lebih menguntungkan secara klik.
Baca juga: Spinal Tap II: The End Continues 2025 Apakah Akan Lanjut Season 2?