Salsa Erwina Hutagalung Kembali Jadi Viral Usai Aksi Damai di Denmark: Blunder Bendera Merah Putih & Foto Prabowo-Gibran, Buat Netizen Geram, Ini Fakta Lengkapnya!

Salsa-Instagram-
Ia juga tercatat sebagai mahasiswa berprestasi di Universitas Gadjah Mada (UGM) sebelum akhirnya melanjutkan studi ke luar negeri. Kini, meski tinggal di Aarhus — kota terbesar kedua di Denmark — Salsa tetap aktif mengikuti perkembangan politik dan sosial di Indonesia. Jarak geografis tak menghalanginya untuk bersuara.
Podcast “Jadi Dewasa 101”: Wadah Curhat Generasi Muda yang Relatable
Selain dikenal sebagai aktivis, Salsa juga pendiri dan host podcast populer “Jadi Dewasa 101” (JDW 101). Podcast ini menjadi tempat curhat dan diskusi santai namun mendalam tentang proses menjadi dewasa — mulai dari mengenali diri, mengelola ekspektasi hidup, hingga belajar mengatur keuangan pribadi.
Baca juga: Benarkah Aktris Kareena Kapoor Meninggal Dunia Karena Melahirkan?
Gaya bahasanya yang lugas, jujur, dan tanpa basa-basi membuat JDW 101 digemari ribuan pendengar, terutama anak muda usia 20-30 tahun yang sedang mencari arah hidup. Di podcast ini, Salsa bukan hanya berperan sebagai narasumber, tapi juga teman ngobrol yang bisa diajak berpikir kritis tanpa merasa dihakimi.
Kritik Tajam terhadap Pemerintah: “Demokrasi Bukan Cuma Pemilu 5 Tahun Sekali”
Dalam beberapa bulan terakhir, Salsa semakin vokal menyuarakan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Ia mendukung gerakan reformasi menyeluruh, menuntut transparansi dan akuntabilitas lembaga negara, terutama DPR, Polri, dan TNI. Baginya, demokrasi bukan sekadar hak memilih setiap lima tahun, tapi juga kewajiban rakyat untuk terus mengawasi, mengkritik, dan mendorong perubahan.
Salah satu momen paling viral adalah ketika ia secara terbuka menantang anggota DPR Ahmad Sahroni lewat unggahan Instagram-nya. Sikap kritisnya ini membuatnya dipuji oleh sebagian kalangan sebagai representasi generasi muda yang cerdas, berani, dan peduli. Namun, di sisi lain, ia juga menuai kecaman dari mereka yang menilai sikapnya terlalu provokatif dan tidak menghargai simbol negara