Profil Tampang Rusdamdiansyah Alias Dandi Ojol yang Tewas di Tangan Demonstran Karena Diduga Intel, Lengkap: Umur, Agama dan Akun IG

Rusdam-Instagram-
Profil Tampang Rusdamdiansyah Alias Dandi Ojol yang Tewas di Tangan Demonstran Karena Diduga Intel, Lengkap: Umur, Agama dan Akun IG
Sosok Rusdamdiansyah Alias Dandi Ojol yang Tewas di Tangan Demonstran Karena Diduga Intel, Tidak Dianggap Pahlawan Karena Tidak Mati di Tangan Polisi
Tragedi di Balik Senyum Ojol: Dandi, Calon Pengantin yang Tewas Dikeroyok Usai Dituduh Intel di Tengah Demo Makassar
Di balik helm dan jaket ojek online yang setiap hari menembus panas dan hujan, tersimpan kisah pilu seorang pemuda bernama Rusdamdiansyah, akrab disapa Dandi (26). Ia bukan sekadar driver ojol biasa. Ia adalah tulang punggung keluarga, calon pengantin, dan sosok yang baru saja membeli rumah secara mencicil demi masa depan yang lebih baik. Namun, takdir berkata lain. Hidupnya harus berakhir tragis di tangan massa yang mengira dirinya seorang intelijen — tuduhan yang hingga kini belum terbukti.
Kejadian itu terjadi pada Jumat, 29 Agustus 2025, di depan kampus Universitas Bosowa, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Saat itu, suasana sedang memanas akibat aksi demonstrasi mahasiswa. Dandi, yang saat itu sedang melintas atau mungkin hanya berada di lokasi yang salah pada waktu yang salah, menjadi sasaran amuk massa. Ia dituduh sebagai anggota intelijen — sebuah tuduhan yang kemudian berujung pada pengeroyokan brutal hingga merenggut nyawanya.
Rencana Pernikahan yang Tak Kunjung Terealisasi
Bagi keluarga Dandi, kehilangan ini bukan hanya soal kepergian seorang anak, tapi juga kehancuran mimpi yang sedang dirajut. Ayah Dandi, Rustam (52), dengan suara bergetar menyampaikan bahwa putranya seharusnya menikah tahun ini. Bahkan, rencana pernikahan itu sudah masuk tahap manu-manu — istilah lokal Makassar untuk masa penjajakan atau pendekatan sebelum lamaran resmi.
“Rencananya bulan ini. Sudah manu-manu. Calon istrinya sudah sering ke rumah, sudah kami kenal baik,” ujar Rustam saat ditemui di rumah duka di Lorong 501, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Minggu (31/8/2025).
Yang lebih menyayat hati, calon istri Dandi bahkan datang ke pemakaman umum Panaikang untuk memberikan penghormatan terakhir. Di sana, ia menangis dan berbisik pelan, “Natinggal ma Dandi. Baru najanji mau temani wisuda.” Kalimat itu bukan hanya ungkapan duka, tapi juga cerminan janji-janji yang kini tak akan pernah terwujud.
Tulang Punggung Keluarga yang Tak Pernah Mengeluh
Dandi adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Setelah kakaknya meninggal dunia, beban keluarga sepenuhnya jatuh ke pundaknya. Ia bekerja sebagai driver ojek online selama tujuh tahun tanpa pernah mengeluh. Dari hasil keringatnya, ia membiayai adik perempuannya dan bahkan diam-diam membeli rumah secara mencicil di kawasan Moncongloe — tanpa sepengetahuan ayahnya.
“Dia beli rumah tidak bilang-bilang. Saya baru tahu setelah kejadian ini. Dia diam-diam menabung, bekerja keras. Saya andalkan dia. Anak saya satu-satunya yang masih bisa diandalkan,” kata Rustam, matanya berkaca-kaca.
Bagi Rustam, Dandi adalah anak yang pendiam tapi penuh tanggung jawab. Ia jarang bicara banyak, tapi selalu hadir saat dibutuhkan. Bahkan, di hari terakhirnya, Dandi sempat mengajak ayahnya memancing — sesuatu yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.
“Dia bilang, ‘Pak, saya mau ikut mancing.’ Padahal dulu selalu menolak, bilang ‘kenapa saya mau ikut panas-panas begitu?’ Tapi Jumat siang itu, dia bilang sudah bersihkan pancingnya. Saya tidak menyangka itu jadi ajakan terakhirnya,” kenang Rustam, suaranya tercekat.
Kronologi yang Masih Gelap: Siapa Sebenarnya yang Bertanggung Jawab?
Hingga kini, kronologi pasti kematian Dandi masih simpang siur. Plt Kepala Pelaksana BPBD Makassar, Fadli Tahar, mengatakan bahwa Dandi meninggal diduga akibat pengeroyokan saat demo ricuh di depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) — yang lokasinya tak jauh dari Universitas Bosowa.
“Imbas demo di depan UMI, Urip. Dia dikeroyok. Mungkin ada yang ini dipicu bagaimana sehingga dikeroyok. Saya juga tidak bisa pastikan bagaimana kejadian sebenarnya. Mungkin (sementara) perjalanan, ya, karena dia kabarnya malam,” ujar Fadli.
Namun, banyak pertanyaan yang belum terjawab:
Apa yang sebenarnya Dandi lakukan di lokasi demo?
Siapa yang pertama kali menuduhnya sebagai intel?
Mengapa massa langsung main hakim sendiri tanpa verifikasi?
Apakah ada rekaman CCTV atau saksi mata yang bisa mengungkap kebenaran?
Polisi hingga kini belum memberikan keterangan resmi yang komprehensif. Sementara itu, warga dan keluarga korban menuntut keadilan. Mereka tidak ingin Dandi menjadi korban sia-sia dalam gelombang demonstrasi yang seharusnya menyuarakan keadilan — bukan malah melahirkan ketidakadilan baru.