Kompol Cosmas Kaju Gae Diberhentikan Tidak Hormat: Kronologi, Profil, dan Dampak Kasus Lalu Lintas yang Guncang Dunia Kepolisian

Kompol Cosmas Kaju Gae Diberhentikan Tidak Hormat: Kronologi, Profil, dan Dampak Kasus Lalu Lintas yang Guncang Dunia Kepolisian

Rohmat-Instagram-

Beberapa pegiat HAM juga turut angkat suara, meminta Polri untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap SOP penggunaan kendaraan taktis, terutama di kawasan padat penduduk.

Langkah Lanjutan: Evaluasi SOP dan Reformasi Internal
Menyikapi insiden ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan komitmen Polri untuk terus memperbaiki kualitas pelayanan dan akuntabilitas anggota. Salah satu keputusan penting yang diambil adalah:



Baca juga: Profil Tampang Laras Faizati Khairunnisa Sosok Wanita yang Ditangkap Usai Unggah Ajakan Bakar Mabes Polri, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun IG

Peninjauan ulang SOP penggunaan kendaraan taktis, terutama saat tidak dalam kondisi darurat.
Pelatihan ulang etika dan kemanusiaan bagi seluruh personel Brimob dan satuan lainnya.
Peningkatan transparansi dalam penanganan kasus yang melibatkan anggota Polri.
“Tidak ada toleransi untuk pelanggaran yang merugikan masyarakat. Institusi Polri harus menjadi pelindung, bukan ancaman,” tegas Kapolri dalam konferensi pers di Mabes Polri.

Penutup: Pelajaran dari Sebuah Tragedi
Kasus Kompol Cosmas Kaju Gae bukan sekadar soal satu orang yang jatuh karena kesalahan fatal. Ini adalah cerminan dari pentingnya integritas, empati, dan tanggung jawab dalam menjalankan amanah sebagai pelindung masyarakat. Hilangnya nyawa Affan Kurniawan menjadi pengingat bahwa setiap detik di jalan raya adalah momen yang harus dijalani dengan kesadaran penuh akan hak dan keselamatan orang lain.


Keputusan pemberhentian tidak hormat terhadap Kompol Cosmas diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat reformasi internal Polri. Namun, masyarakat tetap menuntut lebih: keadilan yang adil, proses hukum yang transparan, dan sistem yang tidak lagi memperlakukan kekuasaan sebagai alat untuk menghindari konsekuensi.

Di tengah duka keluarga Affan, harapan terbesar adalah agar tragedi ini tidak terulang. Karena di balik seragam, seorang polisi tetap manusia—dan manusia bisa salah. Tapi yang membedakan adalah bagaimana ia mempertanggungjawabkan kesalahannya.

 

TAG:
Sumber:

Berita Lainnya