Kompol Cosmas Kaju Gae Diberhentikan Tidak Hormat: Kronologi, Profil, dan Dampak Kasus Lalu Lintas yang Guncang Dunia Kepolisian

Kompol Cosmas Kaju Gae Diberhentikan Tidak Hormat: Kronologi, Profil, dan Dampak Kasus Lalu Lintas yang Guncang Dunia Kepolisian

Rohmat-Instagram-

Kompol Cosmas Kaju Gae Diberhentikan Tidak Hormat: Kronologi, Profil, dan Dampak Kasus Lalu Lintas yang Guncang Dunia Kepolisian

Nama Kompol Cosmas Kaju Gae mendadak menjadi sorotan publik setelah resmi diberhentikan secara tidak hormat dari institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Keputusan ini diambil oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri menyusul keterlibatannya dalam insiden tragis yang terjadi pada 28 Agustus 2025, ketika kendaraan taktis milik Korps Brimob Polda Metro Jaya dilaporkan melindas seorang pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan, hingga tewas. Peristiwa tersebut tidak hanya memicu kemarahan publik, tetapi juga membuka diskusi luas mengenai akuntabilitas, etika, dan penegakan hukum dalam institusi kepolisian.



Insiden Memilukan di Jalanan Ibu Kota
Pada sore hari tanggal 28 Agustus 2025, di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, sebuah kendaraan taktis Brimob dengan nomor polisi B 771 BRM melaju dengan kecepatan tinggi saat sedang dalam perjalanan menuju lokasi pengamanan unjuk rasa. Menurut rekaman CCTV dan kesaksian warga, kendaraan tersebut diduga melanggar lampu merah dan menabrak serta melindas motor yang dikendarai oleh Affan Kurniawan (29), seorang driver ojek online asal Depok, Jawa Barat.

Affan yang saat itu sedang menjalankan tugasnya untuk mengantar pesanan makanan, langsung tersungkur dan mengalami luka parah di bagian kepala dan dada. Meski sempat dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), nyawa korban tak tertolong. Dokter menyatakan bahwa korban meninggal akibat trauma hebat akibat benturan keras dari bawah kendaraan berat tersebut.

Yang membuat kasus ini semakin memanas adalah dugaan bahwa sopir kendaraan taktis tersebut adalah Kompol Cosmas Kaju Gae, yang saat itu menjabat sebagai Komandan Batalyon C Resimen IV Pasukan Pelopor Korps Brimob Polda Metro Jaya. Video insiden yang beredar cepat di media sosial memperlihatkan seorang perwira menengah keluar dari kendaraan tanpa menunjukkan reaksi emosional yang wajar, sehingga memicu amarah netizen.


Penyelidikan Internal dan Sanksi Tegas dari Polri
Menanggapi gejolak publik, Propam Polri segera membentuk tim khusus untuk melakukan penyelidikan internal. Hasil investigasi menunjukkan bahwa Kompol Cosmas Kaju Gae bertindak sebagai pengemudi kendaraan taktis pada saat kejadian, meskipun sedang tidak dalam keadaan darurat yang membenarkan pelanggaran lalu lintas. Ia diduga mengabaikan aturan keselamatan jalan raya dan prosedur operasional standar (SOP) penggunaan kendaraan dinas.

Selain itu, pihak kepolisian juga menemukan adanya pelanggaran etika, terutama terkait respons awal yang dianggap tidak empatik terhadap korban. Dalam sidang kode etik kepolisian yang digelar selama tiga hari berturut-turut, Kompol Cosmas dinyatakan bersalah atas pelanggaran berat terhadap sumpah jabatan dan disiplin anggota Polri.

Akhirnya, pada 3 September 2025, Mabes Polri mengumumkan keputusan resmi: Kompol Cosmas Kaju Gae diberhentikan secara tidak hormat (PTDH) dari kedinasannya sebagai anggota Polri. Ini merupakan sanksi tertinggi dalam ranah disiplin internal kepolisian, yang menandakan bahwa pelanggaran yang dilakukan dianggap sangat serius dan merusak citra institusi.

Profil Lengkap Kompol Cosmas Kaju Gae: Dari Prajurit Brimob Hingga Jatuh karena Skandal
Kompol Cosmas Kaju Gae, yang kini menjadi sorotan nasional, bukanlah nama yang asing dalam tubuh Korps Brimob. Berikut profil lengkapnya:

Nama Lengkap: Kompol Cosmas Kaju Gae
Gelar: Komisaris Polisi (Kompol)
Kewarganegaraan: Indonesia
Tanggal Lahir & Tempat Lahir: Belum diumumkan secara resmi
Asal Daerah: Diduga berasal dari Maluku, namun belum ada konfirmasi resmi dari pihak keluarga atau institusi
Pendidikan: Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2000-an, angkatan yang dikenal memiliki rekam jejak karier yang kompetitif
Jabatan Terakhir: Komandan Batalyon C Resimen IV Pasukan Pelopor, Korps Brimob Polda Metro Jaya
Sebelum menjabat sebagai Dansat, Cosmas memiliki rekam jejak karier yang cukup cemerlang. Ia pernah menjabat sebagai:

Perwira Staf Wakil Kepala Denbang Satuan Bantuan Teknis, Pasukan Gegana
Pamen Kakorta (Komandan Komando Latihan) Satuan Latihan Korps Brimob Polri
Wakil Kepala Subden I Den D Korps Brimob Polri
Ia dikenal sebagai sosok yang tegas dan disiplin dalam lingkungan dinas, namun kasus ini justru mencoreng seluruh pencapaian profesionalnya selama puluhan tahun mengabdi.

Respons Keluarga Korban dan Tuntutan Keadilan
Keluarga Affan Kurniawan menyambut baik keputusan pemberhentian tidak hormat terhadap Kompol Cosmas. Namun, mereka menegaskan bahwa sanksi administratif tidak cukup. Melalui kuasa hukumnya, keluarga korban menuntut proses hukum pidana tetap berjalan agar keadilan benar-benar ditegakkan.

“Kami menghargai langkah Polri dalam memberhentikan yang bersangkutan, tapi ini bukan akhir dari perjuangan kami. Kami ingin pelaku diadili secara pidana karena nyawa Affan tidak bisa diganti dengan sanksi internal,” ujar Rina, kakak perempuan Affan, dalam konferensi pers di depan Markas Polda Metro Jaya.

Dukungan moril juga mengalir deras dari komunitas driver ojek online. Ribuan pengemudi dari berbagai platform seperti Gojek, Grab, dan Maxim menggelar aksi simpatik di sejumlah titik strategis di Jakarta, dengan membawa spanduk bertuliskan “Nyawa Driver Bukan Konsekuensi Lalu Lintas” dan “Tegakkan Keadilan, Jangan Tebang Pilih”.

Reaksi Publik dan Dampak Sosial di Media Sosial
Insiden ini menjadi viral dalam hitungan jam setelah video kejadian diunggah oleh akun-akun media sosial. Tagar #JusticeForAffan dan #BrimobTidakBisaSemenaMena sempat menduduki trending topik Twitter (X) selama tiga hari berturut-turut. Banyak netizen yang menyoroti potensi penyalahgunaan kekuasaan dan perlakuan diskriminatif terhadap warga sipil oleh aparat.

“Ini bukan sekadar kecelakaan lalu lintas, ini soal mentalitas dan rasa kemanusiaan,” tulis salah satu netizen di platform X. “Seorang perwira seharusnya jadi teladan, bukan malah jadi ancaman di jalan raya.”

TAG:
Sumber:

Berita Lainnya