Profil Tampang Tjokorda Niti Yadny Putri Panglingsir Puri Agung Ubud yang Meninggal Dunia, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram

Cokorda-Instagram-
Pertunjukan Budaya yang Menarik Ribuan Mata
Upacara Palebon Ageng di Ubud selalu menjadi tontonan menarik, bukan hanya bagi masyarakat lokal, tetapi juga wisatawan domestik dan mancanegara. Ritual ini bukan sekadar pelepasan jenazah, melainkan pertunjukan budaya yang megah, penuh simbolisme, dan kedalaman spiritual. Diperkirakan ribuan orang akan memadati jalan-jalan sekitar Ubud saat prosesi berlangsung.
Iring-iringan panjang yang terdiri dari Bade raksasa, Lembu ungu yang menjulang, para pengiring dengan pakaian adat lengkap, serta tabuhan baleganjur yang menggema, akan menciptakan suasana yang dramatis dan sakral. Bagi masyarakat Bali, ini adalah bentuk pengabdian terakhir kepada almarhum, sekaligus pengingat akan kefanaan hidup dan pentingnya menjalani hidup dengan penuh bakti dan kesadaran.
Warisan yang Tak Lekang oleh Waktu
Meski Tjokorda Niti Yadnya telah tiada, warisan yang ditinggalkannya tetap hidup dalam ingatan keluarga, masyarakat, dan tradisi Puri Agung Ubud. Sebagai putri bangsawan, politisi, dan ibu yang penuh kasih, ia menjadi contoh nyata bahwa keturunan bangsawan bisa tetap relevan di tengah perubahan zaman.
Upacara Palebon Ageng yang digelar bukan hanya sekadar ritual adat, tetapi juga bentuk refleksi kolektif atas nilai-nilai kemanusiaan, spiritualitas, dan pengabdian. Melalui Lembu ungu yang menjulang dan Bade raksasa yang megah, masyarakat Ubud menyampaikan penghormatan tertinggi kepada seorang perempuan yang pernah menjadi bagian dari sejarah mereka.
Pada 3 September 2025 nanti, ketika api membakar Bade dan Lembu di Setra Dalem Puri, bukan hanya jenazah yang dilepas—tapi juga doa, harapan, dan kenangan yang diterbangkan menuju alam suci. Dan di tengah asap suci yang mengepul, masyarakat Ubud kembali mengingat: bahwa kehidupan adalah perjalanan, dan kematian hanyalah pintu menuju damai sejati.