TikTok Nonaktifkan Fitur Live di Indonesia: Apa Penyebabnya dan Kapan Kembali Beroperasi?

TikTok Nonaktifkan Fitur Live di Indonesia: Apa Penyebabnya dan Kapan Kembali Beroperasi?

tiktok-solenfeyissa/pixabay-

TikTok Nonaktifkan Fitur Live di Indonesia: Apa Penyebabnya dan Kapan Kembali Beroperasi?

Sejak malam hari, tepatnya sekitar pukul 21.00 WIB, pengguna TikTok di Indonesia dibuat gelisah. Bukan karena aplikasi macet atau error, melainkan karena fitur Live Streaming yang tiba-tiba menghilang tanpa pemberitahuan sebelumnya. Banyak konten kreator, penonton, hingga pedagang online yang mengandalkan fitur live sebagai sarana promosi dan interaksi langsung, merasa terganggu dengan hilangnya fungsi penting ini.



Kabar tentang nonaktifnya fitur TikTok Live dengan cepat menyebar di berbagai platform media sosial. Tagar seperti #TikTokLive dan #TikTokIndonesia sempat menjadi tren di Twitter (X), dengan ribuan warganet mempertanyakan penyebab dan durasi penonaktifan tersebut. Banyak yang berspekulasi, ada yang mengira ini gangguan teknis, sementara lainnya menduga ada kaitannya dengan situasi sosial politik yang tengah memanas di Tanah Air.

TikTok: Langkah Pengamanan Demi Keamanan dan Kenyamanan Pengguna
Akhirnya, kepastian datang dari pihak TikTok sendiri. Melalui pernyataan resmi yang dirilis pada Minggu, 31 Agustus 2025, juru bicara TikTok menjelaskan bahwa penonaktifan sementara fitur Live merupakan tindakan sukarela sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dalam menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna.

“Sehubungan dengan meningkatnya ketegangan dan aksi kekerasan dalam unjuk rasa yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia, kami telah mengambil langkah-langkah pengamanan tambahan,” ujar juru bicara TikTok.


“Sebagai bagian dari langkah ini, kami secara sukarela menangguhkan fitur TikTok LIVE selama beberapa hari ke depan di Indonesia,” lanjutnya.

Pihak TikTok menekankan bahwa keputusan ini diambil demi memastikan platform tetap menjadi ruang digital yang aman, damai, dan beradab. Mereka khawatir fitur live bisa dimanfaatkan secara tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan konten provokatif, hoaks, atau rekaman kekerasan yang bisa memperuncing situasi.

Situasi Nasional Memanas: Demo Massal dan Tragedi Ojol
Penonaktifan fitur Live ini bukanlah kejadian yang terjadi dalam ruang hampa. Belakangan, Indonesia sedang mengalami gelombang demonstrasi besar-besaran yang berlangsung sejak Senin, 25 Agustus 2025. Aksi unjuk rasa ini dipicu oleh dua isu utama yang memicu kemarahan publik.

Pertama, wacana kenaikan tunjangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih pasca-pandemi. Banyak masyarakat merasa kebijakan ini tidak pro-rakyat, terutama ketika harga-harga kebutuhan pokok masih tinggi dan daya beli masyarakat menurun.

Kedua, insiden tragis yang menimpa seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan. Ia tewas setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) milik Brimob saat sedang melintas di tengah aksi demonstrasi di Jakarta Pusat. Video kejadian itu sempat viral di media sosial dan memicu kemarahan luas, terutama dari komunitas driver ojek daring yang menuntut keadilan dan pertanggungjawaban institusi terkait.

Kombinasi kedua isu ini memicu aksi massa yang meluas ke berbagai kota besar, termasuk Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta. Beberapa aksi berakhir ricuh, dengan laporan kerusakan fasilitas umum, bentrokan dengan aparat, dan penangkapan oleh kepolisian.

Dampak Terhadap Komunitas Kreator dan Pedagang Online
Bagi para kreator konten dan pelaku usaha mikro yang memanfaatkan TikTok sebagai media promosi, penonaktifan fitur Live tentu menjadi pukulan. Banyak pedagang UMKM yang biasanya menggelar live shopping setiap malam kini harus menunda aktivitasnya. Beberapa di antaranya mengaku mengalami penurunan omzet hingga 40% hanya dalam satu hari.

“Biasanya bisa jualan 50-100 produk dalam satu live. Sekarang, cuma bisa andalkan posting video atau reels. Kurang efektif,” keluh Rina, pemilik usaha kerajinan tangan dari Solo.

Sementara itu, kreator seperti Andika, yang memiliki lebih dari 1 juta pengikut, menyatakan kekecewaannya. “Saya sudah jadwalkan live interaktif dengan fans. Tapi malam tadi, fiturnya tiba-tiba ilang. Tidak ada notifikasi, tidak ada peringatan. Harusnya TikTok lebih transparan,” ujarnya.

TikTok Tetap Aktif Pantau Konten Berpotensi Melanggar
Meski fitur Live dinonaktifkan, TikTok menegaskan bahwa platform tetap aktif memantau semua jenis konten yang diunggah oleh pengguna. Tim moderasi konten bekerja ekstra untuk menghapus video atau komentar yang melanggar Panduan Komunitas, terutama yang berisi ujaran kebencian, provokasi, atau informasi palsu terkait demonstrasi.

“Kami juga terus menghapus konten yang melanggar Panduan Komunitas dan memantau situasi secara real-time,” tegas juru bicara TikTok.

Pihak perusahaan juga mengimbau pengguna untuk tetap bijak dalam menggunakan platform, tidak menyebarkan konten sensitif, dan menghindari ujaran kebencian yang bisa memperkeruh suasana.

Kapan Fitur Live Akan Kembali?
Hingga berita ini ditulis, belum ada kepastian kapan fitur TikTok Live akan kembali diaktifkan di Indonesia. TikTok hanya menyebutkan bahwa penonaktifan bersifat sementara dan akan dievaluasi secara berkala tergantung pada kondisi keamanan dan stabilitas sosial.

Beberapa analis media sosial memperkirakan fitur tersebut baru akan kembali jika situasi demonstrasi mereda dan tidak ada lagi potensi kerusuhan besar. “Ini bukan sekadar masalah teknis, tapi soal manajemen risiko reputasi perusahaan. TikTok ingin terhindar dari tuduhan menjadi wadah penyebaran kebencian atau provokasi,” jelas Dinda Pratiwi, pakar media digital dari Universitas Indonesia.

Respons Publik: Ada yang Setuju, Ada yang Kecewa
Respons publik terhadap keputusan TikTok ini terbelah. Sebagian warganet memahami langkah tersebut sebagai bentuk tanggung jawab korporasi. “Lebih baik sementara ditutup daripada digunakan buat sebar hoaks atau rekaman kekerasan,” tulis akun @warganegara_jaya di X.

Namun, tidak sedikit yang merasa keputusan ini terlalu berlebihan. “Kenapa harus semua pengguna yang patuh kena imbasnya? Kan bisa moderasi aja, bukan langsung shutdown fitur,” protes akun @kreator_indo.

Baca juga: Profil Tampang Bapak Oji yang Klaim Bisa Pecat Presiden dan DPR, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram

TAG:
Sumber:

Berita Lainnya