Tragedi Kebakaran DPRD Makassar: Mengenang Abay, Pegawai Honorer yang Gugur dalam Tugas

Tragedi Kebakaran DPRD Makassar: Mengenang Abay, Pegawai Honorer yang Gugur dalam Tugas

Abay-Instagram-

Tragedi Kebakaran DPRD Makassar: Mengenang Abay, Pegawai Honorer yang Gugur dalam Tugas
Dunia kepegawaian di lingkungan pemerintahan Kota Makassar diguncang oleh peristiwa tragis yang terjadi pada Selasa malam, 27 Agustus 2025. Sebuah kebakaran hebat melanda Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar, menewaskan salah satu pegawai honorer yang dikenal sangat setia dan rajin: Abay, pria berusia sekitar 38 tahun yang selama bertahun-tahun menjadi bagian tak terpisahkan dari roda administrasi lembaga legislatif tersebut.

Kematian Abay bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tetapi juga menjadi duka kolektif bagi rekan kerja, masyarakat Makassar, dan semua yang mengenalnya sebagai sosok pekerja keras yang rendah hati. Namanya kini menjadi sorotan nasional, bukan karena jabatan atau gelar, melainkan karena keteladanan, dedikasi, dan akhir hidupnya yang heroik.



Sosok Abay: Pegawai Honorer dengan Hati Seorang Pelayan Publik
Abay, yang dikenal akrab dengan nama panggilan tersebut, bukanlah nama yang sering muncul di pemberitaan media. Ia bukan pejabat tinggi, tidak duduk di kursi pimpinan, dan tidak memiliki gaji besar. Namun, bagi mereka yang bekerja bersamanya, Abay adalah sosok yang tak tergantikan.

Lahir dan besar di sebuah keluarga sederhana di kawasan perkotaan Makassar, Abay memulai karier sebagai pegawai honorer di DPRD Makassar lebih dari 15 tahun silam. Meski statusnya hanya tenaga kontrak, semangat kerjanya jauh melebihi banyak pegawai tetap. Ia dikenal sebagai pribadi yang disiplin, rajin, dan selalu siap membantu tanpa pamrih.

"Abay itu orangnya nggak pernah lelah. Kalau ada yang butuh bantuan, meski sudah jam pulang, dia tetap tinggal," ujar Siti, seorang staf administrasi di DPRD, sambil menahan air mata saat ditemui di lokasi kejadian.


Setiap pagi, Abay selalu menjadi salah satu orang pertama yang tiba di kantor. Ia membuka ruangan, menyiapkan dokumen, dan memastikan arsip penting tersusun rapi. Baginya, menjaga keberlangsungan administrasi DPRD bukan sekadar tugas, melainkan tanggung jawab moral.

Detik-Detik Tragis: Kebakaran Hebat di Gedung Lama DPRD
Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 20.00 WITA. Malam yang seharusnya tenang berubah menjadi malam kelam saat petugas keamanan melihat asap mengepul dari lantai dasar Gedung Lama DPRD Makassar, tepatnya dari ruang arsip yang berisi puluhan ribu dokumen penting.

Api cepat membesar, diduga akibat korsleting listrik pada instalasi tua yang belum direnovasi secara menyeluruh. Dalam hitungan menit, kobaran api menjilat plafon dan menyebar ke ruang-ruang sekitarnya, termasuk ruang kepegawaian dan perpustakaan internal.

Saat alarm berbunyi, sebagian besar staf sudah pulang. Namun, beberapa petugas keamanan dan pegawai yang masih bekerja langsung berusaha menyelamatkan diri. Sayangnya, Abay—yang sedang memeriksa arsip lama—terjebak di dalam gedung.

“Kami sempat teriak memanggilnya, tapi asap sudah terlalu tebal. Kami tidak bisa masuk,” kata Andi, petugas keamanan yang saat itu sedang bertugas.

Tim Pemadam Kebakaran Kota Makassar tiba dalam waktu 10 menit setelah laporan pertama. Dibantu oleh petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mereka bekerja keras selama lebih dari tiga jam untuk menjinakkan si jago merah. Saat api berhasil dipadamkan, petugas menemukan jasad Abay di dekat pintu darurat yang macet akibat panas ekstrem.

Duka yang Mendalam: Keluarga, Rekan, dan Masyarakat Berduka
Kabar kematian Abay langsung menyebar cepat. Rumah duka di kawasan Panakkukang, Makassar, dipadati oleh kerabat, tetangga, dan rekan kerja yang ingin memberikan penghormatan terakhir.

Istri Abay, Nurlela (35), tampak pucat dan terus menangis saat jenazah suaminya tiba. Mereka dikaruniai tiga anak, dua di antaranya masih duduk di bangku sekolah dasar. “Abay itu tulang punggung keluarga. Dia kerja keras buat kami. Sekarang siapa yang akan menghidupi anak-anak?” katanya sambil memeluk foto suaminya.

Rekan-rekan kerja Abay juga tak kuasa menahan air mata. Di halaman gedung DPRD, mereka menggelar doa bersama dan menyalakan lilin sebagai bentuk penghormatan. Banyak yang mengenang Abay bukan hanya sebagai pegawai, tetapi sebagai sahabat, mentor, dan penjaga semangat kerja tim.

“Dia tidak pernah mengeluh. Gajinya kecil, tapi hatinya besar. Kalau ada yang kesusahan, dia yang pertama datang,” ujar Rahmat, salah satu staf senior di DPRD.

Pegawai Honorer yang Tak Tersorot, Namun Sangat Berarti
Kasus ini kembali membuka mata publik tentang pentingnya peran pegawai honorer dalam roda pemerintahan. Meskipun tidak memiliki status kepegawaian tetap, mereka sering menjadi tulang punggung operasional instansi pemerintah.

Abay adalah gambaran nyata dari ribuan pegawai honorer di seluruh Indonesia yang bekerja dengan dedikasi tinggi, namun minim penghargaan. Gajinya hanya sekitar Rp3 juta per bulan, tanpa tunjangan kesehatan, pensiun, atau jaminan kecelakaan kerja. Namun, ia tetap setia menjalankan tugas hingga detik terakhir.

“Abay bukan sekadar pegawai. Dia adalah bagian dari jiwa DPRD Makassar,” kata Ketua DPRD Makassar, Andi Zulkarnain, dalam konferensi pers singkat. “Kami merasa kehilangan yang sangat besar. Dan kami akan memperjuangkan agar almarhum mendapatkan penghargaan layak dari pemerintah daerah maupun pusat.”

Respons Pemerintah dan Langkah Selanjutnya
Pemerintah Kota Makassar telah membentuk tim investigasi gabungan untuk menyelidiki penyebab pasti kebakaran. Wali Kota Makassar, Fatmawati Rusdi, menyampaikan belasungkawa mendalam dan berjanji akan memberikan santunan bagi keluarga Abay.

“Kami akan menanggung biaya pemakaman dan memberikan bantuan keuangan jangka panjang untuk pendidikan anak-anak almarhum. Ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap keluarga pahlawan kecil yang gugur dalam tugas,” ujarnya.

Selain itu, Pemkot berencana melakukan audit menyeluruh terhadap sistem keamanan gedung-gedung pemerintahan, terutama instalasi listrik dan sistem pemadam kebakaran. “Kejadian ini menjadi pelajaran berharga. Kita tidak boleh lagi mengabaikan keselamatan pegawai,” tegasnya.

Baca juga: TikTok Resmi Nonaktifkan Fitur Live di Indonesia: Ini Alasannya

TAG:
Sumber:

Berita Lainnya