Kabupaten Gianyar, Termiskin di Bali Tapi Dipimpin Bupati Terkaya Bernilai Rp32,9 Miliar: Fakta Menyentuh yang Jadi Sorotan Nasional

Kabupaten Gianyar, Termiskin di Bali Tapi Dipimpin Bupati Terkaya Bernilai Rp32,9 Miliar: Fakta Menyentuh yang Jadi Sorotan Nasional

bali-DEZALB-

Kabupaten Buleleng
Jumlah penduduk miskin: 41.680 jiwa
Daerah ini memiliki wilayah yang luas dan penduduk yang tersebar, membuat distribusi bantuan sosial dan pembangunan infrastruktur menjadi tantangan tersendiri.
Kabupaten Karangasem
Jumlah penduduk miskin: 29.450 jiwa
Meskipun memiliki potensi wisata alam seperti Gunung Agung dan Taman Nasional Bali Barat, akses ekonomi dan transportasi masih terbatas.
Kabupaten Gianyar
Jumlah penduduk miskin: 24.740 jiwa
Dikelilingi oleh kawasan wisata mewah, namun banyak masyarakat lokal yang menjadi pekerja harian lepas atau tidak memiliki akses terhadap pendidikan dan kesehatan berkualitas.
Kabupaten Tabanan
Jumlah penduduk miskin: 23.460 jiwa
Dikenal sebagai lumbung padi Bali, namun petani kecil masih menghadapi tekanan harga dan perubahan iklim.
Harapan untuk Kebijakan yang Lebih Inklusif
Meskipun Bupati I Made Mahayastra memiliki harta pribadi yang besar, publik tetap menilai kinerjanya berdasarkan kebijakan yang diambil selama memimpin. Beberapa program unggulan seperti peningkatan infrastruktur pedesaan, pelatihan UMKM, dan digitalisasi pelayanan publik memang telah diluncurkan.

Namun, tantangannya adalah bagaimana memastikan bahwa program-program tersebut benar-benar menyentuh lapisan masyarakat paling bawah. “Kekayaan pribadi bukan dosa, tapi tanggung jawab sosial harus lebih besar,” tegas aktivis sosial dari LSM Bali Peduli, Ni Luh Putu Arini.



Menyuarakan Keadilan Sosial di Era Pembangunan
Kasus Gianyar bukan sekadar cerita tentang ketimpangan, tapi juga ajakan untuk refleksi kolektif. Di tengah gemerlap pariwisata dan kemajuan ekonomi, kita tidak boleh lupa bahwa pembangunan yang berkelanjutan adalah yang inklusif—menyentuh semua lapisan, tanpa terkecuali.

Ke depan, harapan besar tertumpu pada kepemimpinan yang tidak hanya cerdas secara ekonomi, tetapi juga empatik secara sosial. Karena pada akhirnya, ukuran keberhasilan seorang pemimpin bukan dari harta pribadinya, melainkan dari seberapa banyak rakyatnya yang terangkat dari kemiskinan.

TAG:
Sumber:

Berita Lainnya