Sambut Tahun Baru dengan Tren Viral Makan 12 Anggur di Bawah Meja: Simbol Harapan, Keberuntungan, dan Akar Budaya Spanyol yang Mendunia
anggur-pixabay-
Sambut Tahun Baru dengan Tren Viral Makan 12 Anggur di Bawah Meja: Simbol Harapan, Keberuntungan, dan Akar Budaya Spanyol yang Mendunia
Saat jarum jam mendekati pukul 00.00, jutaan orang di seluruh dunia bersiap menyambut pergantian tahun dengan penuh semangat dan harapan. Di tengah gegap gempita kembang api, lagu-lagu pengantar tahun baru, dan pelukan hangat keluarga, muncul satu tren yang kian populer di media sosial: makan 12 anggur di bawah meja. Tren ini bukan sekadar ritual lucu, melainkan warisan budaya berusia lebih dari seabad yang sarat makna spiritual, harapan, dan simbolisme keberuntungan.
Asal Usul Tradisi “Las Doce Uvas de la Suerte”
Tradisi makan 12 anggur tepat saat pergantian tahun—dikenal dalam bahasa Spanyol sebagai “Las doce uvas de la suerte” atau “12 anggur keberuntungan”—berakar kuat dari tanah Spanyol. Menurut laporan NPR, praktik ini pertama kali muncul di Madrid sekitar tahun 1880. Saat itu, para petani anggur di Spanyol menghadapi surplus panen yang melimpah. Untuk menghindari kerugian, mereka mulai mempromosikan konsumsi anggur secara massal pada malam pergantian tahun, menggabungkannya dengan perayaan tradisional yang biasanya didominasi sampanye dan pesta pora.
Namun, tradisi ini benar-benar melekat dalam budaya Spanyol setelah diterima secara luas oleh masyarakat urban di akhir abad ke-19. Dengan cepat, “12 anggur keberuntungan” menyebar ke berbagai negara Amerika Latin—seperti Meksiko, Kolombia, Argentina, dan Venezuela—dan kini menjadi bagian dari perayaan Tahun Baru global, terutama di era digital.
Simbolisme Anggur dan Makna di Balik Ritual Makan di Bawah Meja
Mengapa anggur? Buah mungil berwarna ungu atau hijau ini dipilih bukan tanpa alasan. Dalam banyak budaya, anggur melambangkan kemakmuran, kelimpahan, dan energi positif. Setiap butirnya dianggap membawa berkah tersendiri—dan saat dikonsumsi sebagai bagian dari ritual tahun baru, anggur menjadi wadah doa diam-diam untuk 12 bulan ke depan.
Adapun alasan mengapa beberapa orang memilih makan anggur di bawah meja, ini bukan sekadar gaya atau tantangan media sosial. Dalam perspektif simbolis, posisi di bawah meja melambangkan perlindungan ruhaniah. Saat seseorang “bersembunyi” di bawah meja sambil menelan anggur, ia diyakini sedang melindungi harapan-harapannya dari pengaruh negatif atau gangguan luar. Ini adalah bentuk perlindungan spiritual agar doa dan niat baik tak mudah terganggu oleh energi buruk di tahun yang baru.
Aturan Tradisional: Satu Anggur per Dentang Jam
Tradisi aslinya cukup menantang: tepat saat jam berdentang 12 kali di malam pergantian tahun, seseorang harus makan satu anggur tiap dentang—total 12 anggur dalam waktu 60 detik. Setiap anggur mewakili satu bulan dalam setahun yang akan datang. Jika berhasil menghabiskannya tepat waktu, konon ia akan mendapatkan keberuntungan, kesuksesan, cinta yang harmonis, kesehatan prima, dan energi positif sepanjang tahun.
Namun, jika gagal—misalnya tersedak, kehabisan waktu, atau melewatkan satu anggur—maka nasib buruk dipercaya akan menghampiri di bulan yang terlewat tersebut. Misalnya, jika seseorang gagal menelan anggur ketujuh, maka bulan Juli diprediksi akan menjadi bulan penuh tantangan.
Meski terdengar menarik, praktik ini juga menyimpan risiko. Makan 12 anggur dalam waktu kurang dari satu menit bisa menyebabkan tersedak, terutama bagi anak-anak atau lansia. Karena itu, banyak ahli budaya dan kesehatan kini menyarankan agar masyarakat tetap menghormati makna simbolisnya, tanpa terpaku pada kecepatan. Yang terpenting bukan seberapa cepat Anda mengunyah, melainkan seberapa tulus harapan yang Anda sematkan pada setiap butir anggur.
Viral di Media Sosial, Tradisi Lama yang Kembali Hidup
Di era digital, tradisi “12 anggur keberuntungan” mengalami kebangkitan luar biasa. Platform seperti TikTok, Instagram, dan YouTube dipenuhi video kreatif warganet dari berbagai negara yang mencoba tantangan ini—beberapa dengan efek lucu, romantis, bahkan dramatis. Banyak konten kreator menambahkan twist modern: anggur dibekukan, dicelup madu, atau dimakan sambil menari di bawah meja.
Di Indonesia sendiri, tren ini mulai dikenal luas sejak beberapa tahun terakhir, terutama di kalangan generasi muda urban yang tertarik pada ritual budaya global yang estetis dan penuh makna. Bahkan, beberapa kafe dan restoran di kota besar kini menyediakan “paket 12 anggur keberuntungan” sebagai bagian dari promosi malam tahun baru.
Lebih dari Sekadar Tren: Sebuah Ritual Harapan
Di balik keseruan dan estetika visualnya, tradisi makan 12 anggur sejatinya adalah cerminan hasrat universal manusia akan harapan dan pembaruan. Di penghujung tahun yang sering kali penuh tekanan—baik secara ekonomi, emosional, maupun sosial—ritual kecil seperti ini menjadi semacam terapi simbolis: cara sederhana namun bermakna untuk menutup hal buruk dan membuka pintu bagi hal-hal baik.
Bagi banyak orang, terutama di tengah ketidakpastian global, momen seperti ini memberikan rasa kendali—meski hanya simbolis—atas masa depan. Dan siapa tahu? Mungkin saja, keberuntungan itu memang datang bukan karena kecepatan mengunyah, tapi karena keyakinan pada kemungkinan baru yang selalu hadir setiap 1 Januari.
Tips Aman dan Bermakna Menjalankan Tradisi Ini
Jika Anda tertarik mencoba tradisi “12 anggur keberuntungan” di malam pergantian tahun, berikut beberapa saran: