Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga: Upaya Perlindungan Sosial dan Pemulihan Pasca Bencana
Blt-Instagram-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga: Upaya Perlindungan Sosial dan Pemulihan Pasca Bencana
Di penghujung tahun 2025, pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi rumah tangga dengan mempercepat penyaluran Bantuan Langsung Tunai Kesejahteraan Rakyat (BLT Kesra). Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat daya beli masyarakat jelang libur akhir tahun, tetapi juga menjadi benteng perlindungan sosial yang krusial di tengah tekanan inflasi dan ketidakpastian ekonomi global.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, pada Jumat (26/12/2025) di Jakarta Selatan, mengumumkan bahwa penyaluran BLT Kesra kini difokuskan kepada 29.912.362 keluarga penerima manfaat (KPM). Angka tersebut merupakan hasil penyempurnaan dari target awal sebanyak 35,05 juta keluarga, yang disesuaikan berdasarkan data terbaru dari Sensus Ekonomi Nasional. Penyesuaian ini dimaksudkan agar bantuan benar-benar tepat sasaran dan menjangkau keluarga yang paling membutuhkan.
“Pemerintah menyalurkan BLT Kesra dengan target penyesuaian menjadi 29.912.362 keluarga berdasarkan data sensus ekonomi nasional terakhir,” ujar Airlangga.
Tenggat Ketat: Bantuan Harus Sampai Sebelum Tahun Baru
Dalam pengarahan tersebut, Airlangga menekankan urgensi penyaluran BLT Kesra yang harus tuntas paling lambat 29 Desember 2025—tepat sehari sebelum pergantian tahun. Dengan tenggat waktu yang sangat singkat, koordinasi antar kementerian dan lembaga terkait—termasuk Kementerian Sosial, Kemendagri, serta jajaran pemerintah daerah—dipastikan berjalan lancar tanpa hambatan logistik maupun administratif.
“Realisasi BLT Kesra memiliki batas waktu penyaluran hingga 29 Desember 2025. Kami minta seluruh pihak terkait untuk memastikan proses di lapangan berjalan efisien dan akuntabel,” tegasnya.
Langkah percepatan ini merupakan bagian dari paket stimulus ekonomi akhir tahun yang dirancang pemerintah untuk mendorong konsumsi rumah tangga—sektor yang menyumbang lebih dari 50% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Dengan meningkatnya belanja masyarakat, terutama di sektor ritel, UMKM, dan transportasi, pemerintah berharap momentum pertumbuhan ekonomi tetap terjaga hingga awal 2026.
Sinergi antara BLT Kesra dan Bantuan Bencana
Tak hanya fokus pada stimulus ekonomi umum, pemerintah juga menunjukkan kepekaan sosial dengan menyalurkan bantuan khusus bagi korban bencana alam di wilayah Sumatra. Di tengah banjir dan tanah longsor yang melanda beberapa daerah, pemerintah pusat mengalokasikan bantuan langsung tunai bencana sebesar Rp8 juta per keluarga.
Airlangga menjelaskan rincian bantuan tersebut:
Rp3 juta dialokasikan untuk kebutuhan pengisian rumah pasca bencana,
Rp5 juta digunakan untuk pemulihan ekonomi keluarga, termasuk modal usaha atau penggantian aset produktif yang rusak.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan santunan khusus bagi korban yang mengalami luka berat maupun keluarga yang ditinggalkan akibat kehilangan anggota keluarga dalam bencana tersebut. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah tidak hanya pada pemulihan fisik, tetapi juga pada aspek psikologis dan ekonomi jangka panjang.
Menjaga Momentum Ekonomi dan Keadilan Sosial
Kombinasi antara BLT Kesra dan bantuan bencana ini mencerminkan pendekatan komprehensif pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi mikro sekaligus memperkuat jaring pengaman sosial. Di satu sisi, BLT Kesra berperan sebagai stimulus konsumsi nasional; di sisi lain, bantuan bencana menjadi bentuk solidaritas negara terhadap warga yang sedang mengalami krisis.