Apa Itu Biohazard? Ancaman Tersembunyi yang Mengintai Kesehatan dan Lingkungan

Apa Itu Biohazard? Ancaman Tersembunyi yang Mengintai Kesehatan dan Lingkungan

tanda tanya-geralt/pixabay-

Apa Itu Biohazard? Ancaman Tersembunyi yang Mengintai Kesehatan dan Lingkungan

Di tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang kesehatan dan laboratorium, muncul satu istilah yang sering terdengar namun jarang dipahami secara mendalam: biohazard. Bagi sebagian besar masyarakat awam, istilah ini mungkin terasa asing—bahkan dianggap hanya relevan di film-film fiksi ilmiah. Namun, kenyataannya jauh lebih dekat dan nyata dari yang dibayangkan. Biohazard bukan sekadar simbol berwarna oranye dengan bentuk khas di laboratorium; ia adalah ancaman biologis yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia, hewan, bahkan keseimbangan lingkungan.



Menurut informasi terkini dari Alodokter per 28 Desember 2025, biohazard mengacu pada bahan biologis yang memiliki potensi menyebabkan risiko serius terhadap kesehatan. Sumber-sumber biohazard tidak hanya terbatas pada laboratorium riset tingkat tinggi, tetapi juga bisa ditemukan di tempat-tempat yang sering kita kunjungi—seperti rumah sakit, klinik, pusat pengelolaan limbah medis, bahkan lingkungan yang terpapar wabah penyakit menular.

Lantas, apa saja bentuk nyata dari biohazard yang perlu diwaspadai? Simak penjelasan lengkap berikut ini.

1. Limbah Medis: Sumber Biohazard Paling Umum
Salah satu bentuk biohazard yang paling sering ditemui adalah limbah medis. Di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya, limbah ini dihasilkan setiap hari dalam berbagai bentuk—mulai dari darah, jaringan tubuh manusia, cairan tubuh lainnya, hingga alat-alat medis sekali pakai seperti jarum suntik, perban bekas, sarung tangan, dan tabung laboratorium.


Jika tidak dikelola dengan protokol keamanan ketat, limbah medis ini bisa menjadi pintu masuk bagi berbagai penyakit infeksius. Bayangkan, jarum suntik bekas yang tidak dimusnahkan dengan benar berpotensi menyebarkan virus HIV atau hepatitis kepada petugas kebersihan atau bahkan masyarakat umum yang tidak sengaja bersentuhan dengannya.

2. Mikroorganisme Patogen: Musuh Tak Kasatmata
Biohazard berikutnya datang dalam bentuk mikroorganisme patogen, yaitu mikroba berbahaya seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit yang mampu menyebabkan penyakit menular. Mikroorganisme ini bisa tersebar melalui udara, kontak langsung, atau media perantara seperti air dan makanan.

Beberapa contoh penyakit serius yang disebabkan oleh patogen ini antara lain Hepatitis B, Hepatitis C, HIV/AIDS, Ebola, dan bahkan virus SARS-CoV-2 penyebab pandemi global beberapa tahun lalu. Fakta ini menunjukkan betapa pentingnya pengendalian risiko biohazard, terutama di lingkungan medis dan laboratorium.

3. Hewan Percobaan dan Bangkai Hewan Terinfeksi
Tak banyak yang menyadari bahwa hewan percobaan—seperti tikus, kelinci, atau monyet yang digunakan dalam penelitian medis—juga termasuk dalam kategori biohazard. Terlebih lagi jika hewan-hewan tersebut pernah terpapar agen infeksius selama penelitian.

Bangkai hewan percobaan, cairan tubuhnya, atau bahkan sampel jaringannya dapat mengandung mikroorganisme berbahaya. Jika tidak ditangani dengan prosedur desinfeksi dan pembuangan yang benar, risiko penularan ke manusia—terutama peneliti, teknisi laboratorium, atau petugas pembersih—sangat nyata.

4. Limbah Kimia Biologis: Bahaya Ganda dari Laboratorium
Tak hanya limbah biologis murni, limbah kimia biologis juga menjadi ancaman tersendiri. Jenis limbah ini biasanya berasal dari aktivitas laboratorium—seperti cairan kultur mikroorganisme, media pertumbuhan bakteri, atau reagen yang telah terkontaminasi oleh patogen.

Paparan langsung terhadap limbah ini tidak hanya berisiko menyebabkan infeksi, tetapi juga bisa memicu iritasi kulit, gangguan pernapasan, bahkan keracunan akut. Oleh karena itu, laboratorium wajib memiliki sistem manajemen limbah yang memadai, termasuk pelatihan keselamatan kerja bagi seluruh stafnya.

5. Bahan Radioaktif Biologis: Ancaman Radiasi dan Biologis Sekaligus
Yang terakhir namun tak kalah berbahaya adalah bahan radioaktif biologis. Jenis biohazard ini muncul dari proses medis atau penelitian yang melibatkan radioisotop—misalnya dalam terapi kanker atau pencitraan nuklir.

Jika tidak ditangani sesuai standar keselamatan nuklir dan biologis, bahan ini dapat menyebabkan paparan radiasi sekaligus risiko infeksi biologis. Dampak jangka panjangnya bisa mencakup kerusakan sel, mutasi genetik, hingga kanker.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya