Bandung Zoo Kembali Menggeliat di Akhir Tahun: Gratis Masuk, Donasi Jadi Nyawa Baru bagi Satwa

Bandung Zoo Kembali Menggeliat di Akhir Tahun: Gratis Masuk, Donasi Jadi Nyawa Baru bagi Satwa

Bandung--

Bandung Zoo Kembali Menggeliat di Akhir Tahun: Gratis Masuk, Donasi Jadi Nyawa Baru bagi Satwa

Di tengah hiruk-pikuk liburan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo) kembali menjadi sorotan publik. Setelah sekian lama sepi akibat konflik internal dan sempat ditutup, kini destinasi ikonik ini kembali membuka pintunya—dan kali ini, gratis bagi seluruh pengunjung. Antusiasme warga pun langsung membludak, terutama pada akhir pekan pertama libur panjang.



Pagi itu, Sabtu (27/12/2025), antrean panjang terlihat mengular di depan gerbang Bandung Zoo. Keluarga, pasangan muda, hingga lansia terlihat sabar menunggu giliran masuk. Mereka datang bukan hanya untuk berwisata, tetapi juga untuk menyaksikan kembali kehidupan satwa yang sempat terancam akibat krisis operasional.

Tiket Gratis, Donasi Sukarela Jadi Penyelamat
Pengelola Bandung Zoo memutuskan untuk membebaskan biaya tiket masuk selama periode libur akhir tahun ini. Namun, demi menopang keberlangsungan operasional—khususnya pemenuhan pakan satwa—pengunjung tetap diberi kesempatan memberikan donasi sukarela, baik dalam bentuk uang maupun pakan hewan.

“Kami buka secara gratis dari jam 9 pagi sampai jam 2 siang. Biasanya sampai jam 4 sore, tapi sekarang kami batasi karena keterbatasan operasional,” ujar Sulhan Syafi’i, Humas Bandung Zoo, saat ditemui di lokasi.


Menurutnya, kebijakan ini berlaku selama situasi belum kembali normal, meski belum ada kepastian kapan kondisi tersebut akan tercapai. Meski demikian, pengelola tetap bersyukur karena masih bisa memberikan ruang rekreasi bagi warga yang ingin menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga.

Jumlah Pengunjung Menurun, Tapi Semangat Tak Padam
Pada libur Nataru tahun lalu, Bandung Zoo bisa menampung hingga 3.000–4.000 pengunjung per hari. Namun di tengah keterbatasan saat ini, Sulhan memperkirakan hanya sekitar 500 orang yang datang tiap harinya. Meski jauh lebih sedikit, angka tersebut tetap menjadi angin segar bagi eksistensi kebun binatang tertua di Jawa Barat ini.

Yang lebih penting, sebut Sulhan, adalah fungsi sosial Bandung Zoo yang tetap terjaga. “Tempat botram (makan bersama) kami masih buka. Masyarakat tetap bisa rekreasi, dan kami tetap bisa melayani,” imbuhnya.

Namun, tantangan finansial tetap menghantui. Biaya pakan satwa yang mencapai Rp400 juta per bulan atau sekitar Rp13 juta per hari masih jauh dari terpenuhi. Donasi yang masuk saat ini belum cukup untuk menutupi kebutuhan tersebut.

Untuk menekan pengeluaran, pengelola melakukan berbagai terobosan mandiri. Mereka memiliki tujuh kolam ikan, kebun rumput, dan dua kebun pisang yang hasil panennya digunakan sebagai pakan tambahan. “Ini hanya menambal. Kebutuhan utama tetap harus kami beli,” kata Sulhan jujur.

Sentuhan Nostalgia dan Solidaritas Warga
Pembukaan kembali Bandung Zoo disambut hangat oleh masyarakat, terutama mereka yang memiliki kenangan masa kecil di sana. Eni (51), warga Bandung, mengaku sengaja datang bersama suami dan cucunya setelah melihat informasi di media sosial.

“Saya sedih waktu dengar kabar Bandung Zoo ditutup. Banyak kenangan di sini. Alhamdulillah sekarang dibuka lagi, langsung ajak cucu,” ujarnya sambil menunjuk jerapah yang menjadi favorit cucunya.

Eni berharap pembukaan ini bukan hanya sementara. “Harapannya bisa dibuka terus. Ini salah satu destinasi wisata favorit di Bandung,” tambahnya.

Tak hanya datang sebagai pengunjung, sebagian warga juga datang membawa donasi pakan satwa. Seperti yang dilakukan Eulis Heni (55), warga Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Ia membawa aneka sayuran segar—buncis, jagung, sawi, hingga pakcoy—untuk diberikan kepada petugas.

“Saya pecinta binatang. Dulu waktu SD, pertama kali main ke sini. Sekarang dengar kabar tutup, saya khawatir nasib satwanya,” ungkapnya.

Eulis berjanji akan terus berdonasi sesuai kemampuan. “Mudah-mudahan Bandung Zoo bisa bertahan dan kembali normal seperti dulu,” harapnya.

Bandung Zoo: Lebih dari Sekadar Wisata
Di balik riuhnya pengunjung dan keceriaan anak-anak yang berfoto di depan kandang harimau atau jerapah, tersimpan kisah perjuangan panjang. Konflik manajemen internal yang berkepanjangan sempat membuat Bandung Zoo nyaris mati suri. Kondisi itu berdampak langsung pada ketersediaan pakan, perawatan satwa, hingga kesejahteraan staf.

Kini, dengan model operasional berbasis donasi, Bandung Zoo berusaha bangkit perlahan. Masyarakat, dengan kesadaran dan empati mereka, menjadi ujung tombak kelangsungan hidup kebun binatang ini.

Wisata Sambil Berbagi: Tren Baru di Libur Akhir Tahun
Di tengah tren liburan yang semakin konsumtif, inisiatif Bandung Zoo membawa nuansa baru: berwisata sambil berbagi. Pengunjung tak hanya datang untuk bersenang-senang, tetapi juga untuk berkontribusi nyata bagi kesejahteraan satwa.

Ini adalah bentuk wisata berkelanjutan dan berempati, yang patut diapresiasi di tengah tantangan konservasi satwa di perkotaan. Bandung Zoo, dengan segala keterbatasannya, tetap menjadi simbol kecintaan terhadap alam dan warisan kota.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya