Indonesia Diusulkan Jadi Calon Tunggal Presiden Dewan HAM PBB 2026: Momentum Emas untuk Peran Global di Isu Hak Asasi Manusia

Indonesia Diusulkan Jadi Calon Tunggal Presiden Dewan HAM PBB 2026: Momentum Emas untuk Peran Global di Isu Hak Asasi Manusia

Prabowo-Instagram-

Indonesia Diusulkan Jadi Calon Tunggal Presiden Dewan HAM PBB 2026: Momentum Emas untuk Peran Global di Isu Hak Asasi Manusia

Indonesia kembali menunjukkan kapasitasnya di panggung internasional. Dalam perkembangan terbaru yang menandai kepercayaan tinggi dari negara-negara kawasan, Indonesia secara resmi diusulkan menjadi calon tunggal Presiden Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk periode tahun 2026. Langkah ini bukan hanya pencapaian diplomasi luar negeri, namun juga bentuk pengakuan atas konsistensi Indonesia dalam memperjuangkan prinsip-prinsip HAM secara universal, adil, dan inklusif.



Pengusulan tersebut dilakukan oleh Kelompok Asia Pasifik di Dewan HAM PBB, yang menunjuk Indonesia sebagai satu-satunya kandidat mengingat mekanisme rotasi keketuaan dewan berdasarkan kawasan. Pada tahun 2026, giliran Asia Pasifik yang berhak memegang jabatan presidensi, dan dukungan bulat dari anggota kelompok regional ini menjadi bukti nyata terhadap reputasi Indonesia sebagai aktor global yang dihormati dalam isu-isu kemanusiaan.

Apresiasi atas Kepercayaan Negara-Negara Asia Pasifik

Menanggapi usulan tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Yvonne Mewengkang, menyampaikan apresiasi mendalam atas kepercayaan yang diberikan oleh sesama negara anggota Asia Pasifik. Dalam pernyataan resmi yang disampaikan melalui video pada Rabu (24/12), Yvonne menegaskan bahwa pencalonan ini mencerminkan dukungan kuat terhadap peran dan kepemimpinan Indonesia dalam agenda HAM global.


“Penetapan ini tentunya mencerminkan dukungan dan kepercayaan Asia Pasifik terhadap peran dan kepemimpinan Indonesia dalam memajukan agenda HAM di tingkat global,” ujar Yvonne.

Ia menambahkan, dukungan tersebut tidak datang begitu saja. Indonesia dikenal luas sebagai bridge builder—pembangun jembatan—dalam berbagai forum internasional, terutama dalam isu-isu HAM yang seringkali kompleks dan sensitif. Sebagai negara berkembang yang independen serta tidak terikat pada blok ideologis atau politik tertentu, Indonesia mampu menjembatani perbedaan pandangan antarnegara maju dan berkembang, Selatan Global dan Utara Global, serta berbagai latar belakang budaya dan sistem pemerintahan.

Rekam Jejak Kuat dalam Diplomasi HAM

Indonesia bukan pendatang baru di Dewan HAM PBB. Saat ini, Indonesia menjabat sebagai anggota dewan untuk periode 2024–2026, memberikan fondasi kuat bagi pencalonannya sebagai presiden dewan dua tahun mendatang. Selama keanggotaannya, Indonesia aktif menyuarakan pentingnya pendekatan HAM yang holistik, berbasis dialog, serta menghormati prinsip kedaulatan dan non-intervensi.

Dalam berbagai forum multilateral, Indonesia kerap menekankan pentingnya kolaborasi dalam menangani pelanggaran HAM, baik yang bersifat struktural maupun kontekstual. Misalnya, dalam isu pengungsi, perubahan iklim, hak-hak pekerja migran, hingga kebebasan beragama dan berekspresi, posisi Indonesia selalu konsisten menyerukan solusi berbasis konsensus dan kerja sama internasional.

Presidensi 2026: Momen Strategis di Tengah Tantangan Global

Penetapan resmi Presiden Dewan HAM PBB untuk tahun 2026 rencananya akan dilakukan pada 8 Januari 2026—tepat pada peringatan 20 tahun berdirinya Dewan HAM PBB. Menurut Yvonne, momentum ini sangat strategis. Dunia sedang menghadapi berbagai tantangan multidimensi, mulai dari ketegangan geopolitik, krisis kemanusiaan, hingga degradasi norma HAM di sejumlah kawasan.

“Momentum ini akan menjadi kesempatan penting untuk mendorong penguatan tata kelola internasional yang lebih inklusif, konstruktif, serta berorientasi pada dialog dan kerja sama,” tegasnya.

Ia menambahkan, pemerintah Indonesia berkomitmen penuh untuk menjalankan mandat presidensi—jika terkonfirmasi—dengan prinsip profesionalisme, transparansi, dan semangat multilateralisme. “Kami berkomitmen untuk menjalankan mandat ini secara profesional, transparan, dan berlandaskan semangat kerja sama multilateral demi kemajuan dan perlindungan HAM bagi semua,” ucap Yvonne.

Sidharto Reza Suryodipuro: Calon Kuat Wakil Indonesia

Jika proses konfirmasi berjalan lancar, jabatan Presiden Dewan HAM PBB 2026 akan diemban oleh Wakil Tetap Republik Indonesia untuk PBB di Jenewa, Sidharto Reza Suryodipuro. Sebagai diplomat berpengalaman, Reza dikenal luas di kalangan internasional karena pendekatannya yang tenang namun tegas, serta kemampuannya membangun konsensus di tengah perbedaan kepentingan.

Kehadirannya di posisi ini diprediksi akan memperkuat suara negara-negara berkembang dalam arus utama tata kelola HAM global, sekaligus memperjuangkan prinsip “HAM untuk semua” tanpa diskriminasi.

Baca juga: Daftar Lengkap UMK dan UMSK 2026 di Jawa Barat: Kota Bekasi Tertinggi, Pangandaran Terendah

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya