Kelangkaan Susu UHT Menggemparkan Konsumen: Dibatasi Beli, Diduga karena Program Makan Bergizi Gratis

Kelangkaan Susu UHT Menggemparkan Konsumen: Dibatasi Beli, Diduga karena Program Makan Bergizi Gratis

susu-pixabay-


Kelangkaan Susu UHT Menggemparkan Konsumen: Dibatasi Beli, Diduga karena Program Makan Bergizi Gratis

Belakangan ini, masyarakat dikejutkan dengan kelangkaan susu UHT di berbagai toko ritel, mulai dari minimarket hingga supermarket besar. Fenomena ini bukan hanya sekadar rumor, melainkan telah dirasakan langsung oleh banyak konsumen yang kesulitan menemukan susu UHT, terutama varian full cream, di rak-rak belanja. Bahkan, beberapa gerai terpaksa memberlakukan pembatasan pembelian demi menjaga stok yang semakin menipis.



Konsumen Frustrasi, Supermarket Terapkan Kuota Beli
Salah satu warganet, Abdullah, melalui unggahan di akun Threads-nya (@mrabdullah13) pada Sabtu, 27 Desember 2025, mengungkapkan kekecewaannya atas kondisi ini. Ia mengaku telah berkeliling ke berbagai toko—baik eceran maupun grosir—namun tetap gagal menemukan susu UHT yang biasa dikonsumsi keluarganya.

“Sampai begininya dampak sebuah kebijakan. Mana nih yang dulu teriak politik gak berpengaruh ke kehidupan kita? Ngaruh ya, bangsat! Udah sebulan gue nyari susu UHT full cream susah. Udah keliling ke beberapa tempat dan kosong. Bahkan grosir pun kosong,” tulisnya dengan nada frustrasi.

Lebih lanjut, ia membagikan foto notifikasi resmi dari salah satu supermarket besar yang menyatakan:


“Mohon maaf, dikarenakan supply produk susu UHT sedang terkendala dari supplier. Maka dengan itu, untuk produk susu UHT ukuran 125 ml / 200 ml / 250 ml / 750 ml / 1 liter diberikan pembatasan pembelian: maksimal 4 pcs (untuk ukuran 1 liter dan 750 ml), maksimal 1 karton (untuk ukuran 125 ml / 200 ml / 250 ml) per pelanggan.”

Pemberitahuan tersebut jelas menunjukkan bahwa kelangkaan ini bukan hanya isu lokal, melainkan bagian dari gangguan pasokan yang lebih luas.

Apa Penyebab Kelangkaan Susu UHT?
Berdasarkan informasi yang beredar di kalangan industri makanan dan minuman, kelangkaan susu UHT diduga kuat berkaitan dengan peningkatan permintaan dari program pemerintah Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini, yang bertujuan menyediakan asupan gizi bagi anak-anak usia sekolah dan kelompok rentan, dikabarkan menyerap pasokan susu UHT dalam jumlah besar, sehingga mengurangi alokasi untuk pasar ritel.

Meski belum ada konfirmasi resmi dari Kementerian Kesehatan atau Kementerian Perdagangan, dugaan ini mendapat dukungan dari sejumlah distributor yang mengaku kewalahan memenuhi permintaan program MBG sekaligus kebutuhan konsumen umum. Beberapa pihak menyebut bahwa situasi ini telah berlangsung hampir satu bulan terakhir, dengan pasokan yang belum kunjung stabil.

Mengenal Susu UHT: Proses, Manfaat, dan Popularitasnya
Lalu, apa sebenarnya susu UHT?

Susu UHT adalah kependekan dari Ultra High Temperature, yaitu metode pengolahan susu yang dipanaskan hingga suhu ekstrem—sekitar 135°C—selama 2 hingga 5 detik, bukan 1–2 bulan seperti yang sempat beredar keliru. Proses ini secara efektif membunuh seluruh mikroorganisme patogen dan bakteri, tanpa perlu pendinginan langsung pasca-produksi.

Salah satu keunggulan utama susu UHT adalah umur simpannya yang panjang—bisa mencapai 6 hingga 9 bulan jika kemasan belum dibuka dan disimpan di suhu ruang. Inilah yang membuatnya sangat populer di kalangan keluarga, terutama di daerah tanpa akses kulkas yang stabil atau selama masa darurat.

Varian susu UHT full cream, yang kini paling sulit ditemukan, memiliki kandungan lemak susu asli yang tidak dihilangkan selama proses pengolahan. Setiap sajian (sekitar 240 ml) mengandung sekitar 8 gram lemak, memberikan rasa yang lebih gurih, kaya, dan memuaskan dibanding susu rendah lemak atau skim. Tak heran, susu ini menjadi favorit banyak rumah tangga untuk sarapan, camilan, atau bahan masakan.

Dampak Sosial dan Ekonomi dari Kelangkaan
Kelangkaan susu UHT bukan sekadar soal ketidaknyamanan belanja. Bagi banyak keluarga, terutama yang memiliki anak kecil atau lansia, susu UHT merupakan sumber kalsium, protein, dan vitamin penting yang mudah diakses dan terjangkau. Kini, keterbatasan stok memaksa mereka mencari alternatif—entah dengan harga lebih mahal atau kualitas yang berbeda.

Beberapa pedagang kecil juga mengeluhkan penurunan penjualan, karena susu UHT biasanya menjadi salah satu item fast-moving di toko mereka. Sementara itu, di media sosial, isu ini memicu perdebatan luas tentang prioritas distribusi pangan: apakah program pemerintah boleh mengorbankan akses masyarakat umum terhadap barang kebutuhan pokok?

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya