Profil Tampang HRR Pelaku Teror Bom ke 10 Sekolah di Depok Ternyata Mahasiswa yang Patah Hati, Lengkap dari Umur, Agama dan Akun Instagram
ilustrasi-waldryano-
“Kami berterima kasih atas respons cepat polisi, tetapi juga berharap ada pendekatan pencegahan yang lebih holistik—termasuk pendampingan kesehatan mental untuk generasi muda,” ujar Ketua Komite Sekolah SMPN 5 Depok, Suryadi.
Pakar pendidikan juga menyoroti pentingnya literasi digital dan literasi emosional di kalangan mahasiswa dan remaja. “Teknologi seperti AI bisa menjadi alat yang sangat bermanfaat, tapi jika digunakan oleh seseorang yang sedang dalam krisis emosional tanpa bimbingan, bisa berubah jadi senjata,” kata Dr. Rini Wulandari, dosen Psikologi Universitas Indonesia.
Pelajaran untuk Masa Depan: Antara Teknologi, Emosi, dan Hukum
Kasus teror bom fiktif di 10 sekolah Depok menjadi pengingat bahwa kejahatan modern bisa muncul dari masalah pribadi yang sederhana, diperparah oleh akses mudah terhadap teknologi canggih. Di satu sisi, ini menunjukkan betapa pentingnya integrasi pendidikan kesehatan mental dalam sistem pendidikan nasional. Di sisi lain, ini juga menguji kesiapan aparat penegak hukum dalam menghadapi kejahatan digital yang motifnya tidak selalu politis atau ideologis.
Hingga kini, HRR masih dalam tahanan untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Sementara itu, Polda Metro Jaya dan Dinas Pendidikan Kota Depok terus berkoordinasi untuk memastikan keamanan lingkungan pendidikan tetap terjaga—bukan hanya dari ancaman fisik, tetapi juga dari potensi gangguan psikologis akibat tindakan iseng bermodus digital.