Profil Tampang Chef Son Jong Won yang Mencuri Perhatian di Culinary Class Wars 2: Umur, Agama dan Akun Instagram

Profil Tampang Chef Son Jong Won yang Mencuri Perhatian di Culinary Class Wars 2: Umur, Agama dan Akun Instagram

Chef jung-Instagram-

Profil Tampang Chef Son Jong Won yang Mencuri Perhatian di Culinary Class Wars 2: Umur, Agama dan Akun Instagram

Di tengah persaingan sengit Culinary Class Wars 2 yang tayang eksklusif di Netflix, kehadiran satu nama terus menjadi sorotan: Chef Son Jong Won. Bukan sekadar kontestan biasa, koki asal Korea Selatan ini datang dengan reputasi internasional yang mentereng—pemilik dua restoran bintang Michelin sekaligus, sebuah pencapaian langka bahkan di kancah kuliner global.



Namun, di balik sorotan kamera dan reputasi gemilang, tersembunyi kisah perjalanan hidup yang penuh keberanian, pengorbanan, dan tekad luar biasa. Dari bangku teknik di Amerika Serikat hingga dapur elite di Kopenhagen dan Seoul, kisah hidup Son Jong Won membuktikan bahwa jalan menuju puncak tak selalu lurus—kadang harus berani belok, bahkan berbalik arah.

Gaya Memasak yang Membedakan: Disiplin Fine Dining di Tengah Kompetisi Bebas
Dalam Culinary Class Wars 2, format kompetisi mempertemukan dua dunia yang bertolak belakang: para koki profesional berlatar belakang restoran bintang dan juru masak rumahan yang mengandalkan insting, kehangatan, serta kreativitas spontan. Di tengah dinamika ini, Chef Son muncul sebagai wakil dari dunia fine dining yang sangat terstruktur.

Ia tidak hanya menyajikan rasa, tetapi narasi kuliner yang utuh—mulai dari pemilihan bahan, teknik eksekusi, hingga penyajian visual yang presisi. Setiap gerakannya di dapur kompetisi penuh dengan disiplin tinggi, mencerminkan latar belakangnya yang terasah di restoran-restoran elite dunia. Penonton pun terpukau bukan hanya oleh hidangannya, tetapi juga oleh filosofi memasak yang ia bawa: bahwa masakan adalah seni yang memadukan tradisi, inovasi, dan rasa hormat terhadap bahan.


Dari Jurusan Teknik ke Dapur Dunia: Titik Balik yang Berani
Sebelum dikenal sebagai salah satu koki paling berpengaruh di Korea, Son Jong Won sebenarnya berjalan di jalur yang sama sekali berbeda. Ia menempuh pendidikan teknik industri di Rose-Hulman Institute of Technology, Indiana, Amerika Serikat. Namun, di tahun terakhir studinya, sesuatu berubah.

Kunjungannya ke Culinary Institute of America (CIA) menjadi momen pencerahan yang mengubah arah hidupnya. Terpukau oleh dunia kuliner yang dinamis dan artistik, ia memutuskan keluar dari dunia teknik—meski keputusan itu ditentang keras oleh keluarganya. Ini bukan langkah kecil, melainkan lompatan besar ke dalam ketidakpastian.

Namun, tekadnya tak goyah. Ia mendaftar dan diterima di CIA, tempat ia mulai merajut mimpi sebagai koki profesional. Di sanalah fondasi teknis dan kreatifnya dibangun—dengan disiplin ala institusi kuliner ternama dan jiwa eksploratif yang tak pernah puas.

Perjalanan Internasional: Mengasah Pisau di Dapur-Dapur Legendaris
Setelah lulus, Son Jong Won tak langsung pulang ke Korea. Ia memilih jalan panjang: mengasah kemampuannya di dapur restoran-restoran paling dihormati di dunia. Nama-nama seperti Noma di Copenhagen, Quince, Benu, dan Coi di San Francisco menjadi saksi transformasinya dari lulusan sekolah kuliner menjadi koki berkelas dunia.

Di Noma—restoran yang sering disebut sebagai yang terbaik di dunia—ia belajar tentang fermentasi, foraging (mengumpulkan bahan alami), dan penghormatan terhadap musim. Di San Francisco, ia menyempurnakan teknik modern dan estetika penyajian. Semua pengalaman ini membentuk gaya memasak yang unik: kombinasi teknik Barat yang canggih dengan jiwa kuliner Korea yang autentik.

Kembali ke Tanah Air: Membangun Kerajaan Michelin di Seoul
Pada 2017, Son Jong Won memutuskan kembali ke Korea Selatan dengan misi baru: menciptakan ruang kuliner yang mengangkat identitas lokal melalui lensa global. Di L’Escape Hotel Seoul, ia mendirikan dua restoran yang kini menjadi ikon—L’Amant Secret dan Eatanic Garden.

L’Amant Secret mengusung konsep contemporary Western dengan sentuhan Korea yang halus—seperti sajian duck confit dengan gochujang atau risotto dengan kimchi fermentasi. Restoran ini dianugerahi 1 bintang Michelin pada 2022, lalu dipertahankan di tahun-tahun berikutnya.

Tak lama setelah itu, Eatanic Garden lahir sebagai ruang eksplorasi untuk modern Korean cuisine. Di sini, ia menafsirkan ulang hidangan tradisional Korea melalui teknik modern dan presentasi avant-garde. Hasilnya? Restoran kedua ini juga meraih 1 bintang Michelin, menjadikan Son Jong Won satu-satunya koki di Korea Selatan yang mengelola dua restoran Michelin secara bersamaan.

Figur Publik yang Rendah Hati, Karismatik di Layar Kaca
Selain prestasi di dapur, Son Jong Won juga dikenal sebagai sosok karismatik di dunia hiburan Korea. Ia tampil di berbagai acara kuliner populer seperti Cook’s Representative, Vegetable District, Sigor Rice Meal, dan Please Take Care of My Refrigerator. Gaya bicaranya yang tenang, penuh pertimbangan, dan kerendahan hatinya membuatnya dicintai publik—bukan hanya sebagai koki, tapi juga sebagai pribadi yang inspiratif.

Popularitasnya melonjak kembali sejak tampil di Culinary Class Wars 2. Di sini, ia tak hanya menunjukkan keahlian teknis, tetapi juga kepemimpinan dapur, ketegasan, dan empati—kualitas yang sering diabaikan dalam dunia kompetisi, namun esensial dalam industri kuliner sesungguhnya.

TAG:
Sumber:

l3

Berita Lainnya