Angkot Bandung Libur Saat Nataru, Gubernur Jabar Siapkan Kompensasi Rp500 Ribu untuk Sopir demi Kurangi Kemacetan
Dedy-Instagram-
Angkot Bandung Libur Saat Nataru, Gubernur Jabar Siapkan Kompensasi Rp500 Ribu untuk Sopir demi Kurangi Kemacetan
Menjelang perayaan pergantian tahun 2025 ke 2026, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengambil langkah tak biasa demi mengantisipasi kemacetan di Kota Bandung. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengumumkan kebijakan kontroversial namun strategis: meliburkan seluruh armada angkutan kota (angkot) selama dua hari penuh—mulai malam hingga hari Tahun Baru 2026.
Keputusan ini diambil lantaran Bandung diperkirakan akan dipadati ribuan hingga puluhan ribu wisatawan dari luar kota yang ingin merayakan momen pergantian tahun di kawasan Dago, Braga, hingga Gedung Sate. Dengan arus kendaraan pribadi dan kendaraan wisata yang melonjak drastis, keberadaan angkot justru dinilai berpotensi memperparah kemacetan di pusat kota.
“Malam tahun baru dan hari tahun baru, supir angkot di Kota Bandung diliburkan. Saya ambil keputusan, sehingga nanti Kota Bandung—pada saat banyak turis yang berkunjung—angkotnya istirahat dua hari,” ujar Dedi Mulyadi dalam konferensi pers di Gedung Sate, Rabu (24/12/2025).
Namun, demi memastikan tidak ada pihak yang dirugikan, terutama para pengemudi angkot yang menggantungkan hidup dari penghasilan harian, Pemprov Jabar juga menyiapkan kompensasi finansial. Setiap sopir angkot yang terdampak kebijakan ini akan menerima bantuan sebesar Rp500.000 sebagai pengganti pendapatan selama masa libur tersebut.
Langkah Antisipatif demi Kenyamanan Publik
Langkah yang diambil Dedi Mulyadi ini merupakan bagian dari strategi manajemen lalu lintas dan mobilitas selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Menurut data Dinas Perhubungan Kota Bandung, volume kendaraan di kawasan pusat kota bisa meningkat hingga 300% pada malam pergantian tahun. Kondisi ini kerap menyebabkan kemacetan parah, bahkan membuat sejumlah ruas jalan nyaris tidak bisa dilalui.
“Kami ingin memastikan pengunjung bisa menikmati momen tahun baru dengan nyaman, aman, dan lancar. Dengan mengistirahatkan angkot selama dua hari, kami berharap arus kendaraan bisa lebih teratur dan tidak saling tumpang tindih,” jelas Dedi.
Pemerintah juga telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, Dishub, serta Satpol PP untuk menggelar rekayasa lalu lintas, termasuk penerapan sistem ganjil-genap di sejumlah titik strategis serta pengalihan arus kendaraan menuju kawasan wisata.
Respons Para Sopir Angkot: Lega tapi Cemas
Kebijakan ini mendapat respons beragam dari para sopir angkot. Di satu sisi, mereka mengapresiasi langkah pemberian kompensasi yang dianggap sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap nasib pekerja informal. Namun di sisi lain, sebagian sopir khawatir jika kebijakan serupa akan kembali diterapkan di masa mendatang tanpa sosialisasi yang memadai.
“Kalau hanya dua hari dan dikasih Rp500 ribu, ya alhamdulillah. Tapi kalau tiba-tiba libur terus tanpa pemberitahuan, bagaimana caranya kami makan?” ujar Pak Jajang, sopir angkot jurusan Cicaheum–Cibiru, saat ditemui di Terminal Cicaheum.
Sementara itu, Asosiasi Sopir Angkot Bandung menyambut baik keputusan ini, namun meminta agar pemerintah juga mempertimbangkan skema bantuan yang lebih berkelanjutan, terutama menjelang masa liburan panjang lainnya.