Harga Minyakita dan Bawang Merah Melonjak di Hari Cuti Bersama Natal, Rakyat Kecil Terdampak
bawang-pixabay-
Harga Minyakita dan Bawang Merah Melonjak di Hari Cuti Bersama Natal, Rakyat Kecil Terdampak
Di tengah libur cuti bersama Natal yang jatuh pada Jumat (26/12/2025), sejumlah komoditas pangan strategis mengalami gejolak harga yang cukup signifikan. Minyakita—minyak goreng kemasan bersubsidi pemerintah—dan bawang merah menjadi dua komoditas yang paling mencolok karena kenaikannya cukup tajam, memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat menengah ke bawah yang sedang bersiap menyambut pergantian tahun.
Menurut data terbaru dari Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) per pukul 15.00 WIB, harga rata-rata Minyakita di tingkat konsumen telah menyentuh angka Rp17.535 per liter. Angka ini 11,69% lebih tinggi dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp15.700 per liter. Lonjakan ini terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia, menunjukkan tekanan inflasi yang mengkhawatirkan jelang Tahun Baru 2026.
Minyak Goreng Curah dan Kemasan Ikut Meroket
Tak hanya Minyakita, minyak goreng curah—yang biasanya menjadi andalan rumah tangga berpenghasilan rendah—juga mengalami kenaikan tajam. Harganya kini mencapai Rp17.620 per liter, melonjak 12,23% dari level normal. Sementara itu, minyak goreng kemasan non-subsidi bahkan lebih tinggi lagi, mencapai Rp20.844 per liter.
“Naiknya harga minyak goreng ini sangat terasa, apalagi kami yang tiap hari harus memasak,” ujar Ibu Siti, seorang pedagang warung di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. “Biasanya beli 2 liter cukup seminggu, sekarang harus irit-irit.”
Kenaikan harga minyak goreng dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk fluktuasi harga crude palm oil (CPO) global, gangguan rantai pasok akibat cuaca ekstrem, serta peningkatan permintaan menjelang akhir tahun. Para pedagang mengeluhkan pasokan yang mulai terbatas, sementara permintaan dari rumah tangga dan pelaku usaha kuliner meningkat menjelang libur panjang.
Telur dan Daging Ayam Ikut Naik, Sapi Justru Turun
Di sisi lain, harga telur ayam ras juga mengalami kenaikan sebesar 5,03%, kini dijual rata-rata Rp31.509 per kg, melebihi Harga Acuan Pembelian (HAP) nasional sebesar Rp30.000 per kg. Kenaikan ini diduga disebabkan oleh kenaikan biaya pakan ternak dan lonjakan permintaan dari sektor kuliner.
Sementara itu, daging ayam ras mengalami kenaikan tipis sebesar 0,08%, menjadi Rp40.032 per kg, nyaris menyentuh batas HAP nasional Rp40.000 per kg. Namun, berbeda dengan tren sebelumnya, daging sapi murni justru mengalami penurunan harga sebesar 3,23%, kini dijual Rp135.484 per kg, di bawah HAP nasional Rp140.000 per kg. Penurunan ini kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan pasokan impor dan strategi pemerintah dalam menstabilkan harga protein hewani menjelang perayaan akhir tahun.
Beras dan Gula Turun, Tepung Stabil
Berita baik datang dari komoditas pokok lainnya. Beras, baik jenis SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan), medium, maupun premium, mengalami penurunan harga di sebagian besar wilayah.
Beras SPHP rata-rata nasional kini Rp12.438 per kg, di bawah HET nasional Rp12.500–Rp13.500 per kg.
Beras medium turun 12,97% menjadi Rp13.489 per kg, meski di Zona 3 (yang meliputi wilayah timur Indonesia) harganya naik tipis 0,82%.
Beras premium secara nasional turun 2,2% menjadi Rp15.453 per kg, meski Zona 2 dan Zona 3 justru mencatat kenaikan signifikan—terutama Zona 3 yang mencapai Rp18.029 per kg, melonjak 14,11% dari HET.
Sementara itu, gula konsumsi juga turun 2,76% menjadi Rp17.990 per kg, di bawah kisaran HAP Rp17.500–Rp18.500 per kg. Harga tepung terigu juga tergolong stabil: curah di Rp9.672 per kg dan kemasan di Rp12.869 per kg.